Ada 3 ragam kecerdasan
yang selama inidiperkenalkan, yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional
(EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
IQ atau kecerdasan intelektual
adalah suatu kecerdasan yang digunakan untuk memecahkan masalah strategi maupun
masalah logika, dan pengukuran IQ inidiawali oleh Sir Francis Galton yang
merupakan sepupu dari Charles Darwin. Menurut Galton, kecerdasan itu merupakan hasil
evolusi. Menurut Galton, kecerdasan seseorang itu dipengaruhi oleh status
sosial orang-orang yang mempunyai status sosial yang lebih tinggidianggap memiliki
kecerdasan yang lebih tinggidibanding dengan orang yang berasal dari status
sosial yang lebih rendah, tetapi usaha yang dilakukan Galton ternyata gagal.
Pada tahun 1904, seorang ilmuwan
Perancis Alfred Binetjuga meneliti tentang taraf kecerdasan manusia. Binet bersama
Theodore Simon beranggapan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan memecahkan persoalan
yang dipengaruhi oleh usia seseorang dan usia mental.
Kemudianpadatahun 199, Daniel
Goleman menemukan istilah kecerdasan emosional, yaitu suatu kecerdasan yang
digunakan untuk menghadapi kesedihan dan kegembiraan secara tepat yang memberi kita
rasa empati, cinta dan motivasi. Dan bukunya Daniel Goleman “Emotional
Intelligence” diungkapkan ciri-ciri orang yang mempunyai sifat atau kualitas
pribadi, diantaranya:
a. Dapat memotivasi
diri dan bertahan menghadapi frustasi
b. Dapat
mengendalikan impuls diri dan menunda pemuasan
c. Dapat
mengatur dan memantau suasana hati serta menjaga agar kesulitan tidak
melemahkan kemampuan berfikir.
d. Memiliki
ketrampilan empati dan mengharapkan kemampuan hal-hal yang lebih baik.
Menurut Goleman, kecerdasan emosional (EQ)
merupakan prasyarat dasar untuk menggunakan kecerdasan intelektual (IQ) secara
efektif.
Akhir abad ke-20, serangkaian
data ilmiah terbaru, menunjukkan adanya kecerdasan jenis ketiga, yaitu
kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan spiritual ini dipopulerkan oleh Danah
Zohar dan Ian Marshall. Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, kecerdasan spiritual
adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan
untuk menempatkan perilaku, dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan spiritual adalah
landasan untuk mengaktifkan IQ dan EQ secara efektif.
2. Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Kecerdasan
Spiritual yang Berkembang
Seperti yang dikemukakan di
atas, bahwa kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi
persoalan makna dan nilai dan ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan
spiritual (SQ) yang telah berkembang adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif
secara spontan dan aktif)
b. Tingkat
kesadaran yang tinggi
c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d. Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui rasa sakit
e. Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f. Keengganan untuk
menyebabkan kerugian yang tidak perlu
g. Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara berbagai hal
h. Kecenderungan nyata
untuk bertanya “mengapa?” atau “bagaimana jika?” untuk mencari jawaban-jawaban
yang mendasar.
i. Menjadi apa yang
disebut oleh para psikolog sebagai “bidang mandiri” yaitu memiliki kemudahan
untuk bekerja melawan konvensi.
Seseorang yang mempunyai
tingkat kecerdasan spiritual (SQ) tinggi cenderung menjadi seorang pemimpin
yang penuh pengabdian, yaitu seseorang yang bertanggungjawab untuk membawakan
visi dan nilai yang lebih kepada orang lain dan memberikan petunjuk
penggunaannya. Dengan kata lain seseorang yang memberi inspirasi kepada orang
lain.
Tindakan atau langkah
seseorang yang memiliki SQ yang tinggi adalah langkah atau tindakan yang mereka
ambil menyiratkan seperti apa dunia yang mereka inginkan ini adalah perjalanan
dari pengertian (awareness) menuju kesadaran (consciousness).
Sogyal Rinpoche mengatakan
dalam The Tibet an Book of Living and Dying, “Spiritualitas sejati
adalah menjadi sadar bahwa bila kita saling tergantung dengan segala sesuatu
dan semua orang lain, bahkan pikiran, kata dan tindakan yang paling kecil dan
tak penting memiliki konsekuensi nyata di seluruh alam semesta”.
Semua individu SQ yang tahu
mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan, selalu bertindak dari misi
yang sama, untuk membawa tingkat-tingkat baru kecerdasan dalam dunia.
3. ManfaatdariKecerdasan Spiritual
Dari penelitian Deacon,
menunjukkan bahwa kita membutuhkan perkembangan otak di bagianfrontal lobe supaya
kita bisa menggunakan bahasa. Perkembangan pada bagian ini memungkinkan kita menjadi
kreatif, visioner dan fleksibel. Kecerdasan spiritual inidigunakan pada saat:
a. Kita
berhadapandenganmasalaheksistensisepertipadasaatkitamerasaterpuruk,
terjebakolehkebiasaan, kekhawatirandanmasalahmasalalukitasebagaiakibatpenyakitdankesedihan.
b. Kita sadar bahwa kita mempunyai
masalah eksistensi dan membuat kita mampu menanganinya atau sekurang-kurangnya kita
berdamai dengan masalah tersebut. Kecerdasan spiritual memberi kita suatu rasa
yang menyangkut perjuangan hidup.
SQ adalah inti dari kesadaran
kita. Kecerdasan spiritual ini membuat orang mampu menyadari siapa dirinya dan
bagaimana orang memberi makna terhadap kehidupan kita dan seluruh dunia kita.
Orang membutuhkan perkembangan
“kecerdasan spiritual (SQ)” untuk mencapai perkembangan diri yang lebih utuh.