Tampilkan postingan dengan label Pendidikkan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikkan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Februari 2017

SEPUTAR AKTIVIS SEKOLAH

(Bagian 1)
Aktivis Organisasi Siswa Hanya sebuah
Fardhu Al Kifai.
arif_yusuf47@yahoo.co.id

Selama hampir 3 tahun saya menjalani masa sekolah tingkat atas dengan penuh kenangan. Ketika pada pertengahan tahun 2013, memulai status baru sebagai Siswa SMA, saya mendapatkan suatu kenyataan yang amat terkesan. Saya benar-benar seorang yang baru, dengan status dan posisi saya. Sudah sangat lazim di kenal di masyarakat bahwa seorang Siswa yang dipandang populer di masyarakat Indonesia adalah siswa dengan segudang prestasi akademik di sekolah. Saya tertarik dengan sebuah pikiran yang radikal dengan apa yang populer di masyarakat. Ketika saya masuk di SMA, saya seperti diatas angin dengan mencoba menantang diri saya sendiri. Apa yang saya lakukan memang antimainstreem bagi posisi saya sendiri. Seorang siswa, tugas utama saya adalah belajar dan berlomba dalam dunia ilmu pengetahuan. Namun, saya sedikit melirik pada apa yang kita kenal organisasi siswa. 

Tugas dan kehidupan yang benar-benar baru bagi saya. Namun, meskipun tanpa background aktivis sekolah, saya berusaha dengan sangat untuk bisa tampil sebagai seorang yang berprestasi di dunia baru saya. Awal kali kerja, saya ditugaskan sebagai Wakil Ketua 2 dari organisasi Kerohanian Islam. Walau sedikit kebingungan dengan apa yang harus saya laksanakan, saya pelan-pelan belajar dari setiap kegiatan. Satu periode sebagai Waka 2 ROHIS, yang saat itu pula saya juga mencalonkan diri sebagai Pengurus OSIS dan ditempatkan pada Anggota Sekbid Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cocok sekali itu. Selain di dua lembaga ini, saya juga sedikit terlibat sebagai anggota Komunitas Pecinta Alam, juga ambil bagian dari Tim Wartawan Sekolah. Cukup melelahkan untuk urusan siswa baru. Selain dari itu, untuk mengasah skill saya, saya juga masuk sebagai anggota Ekstrakurikuler Futsal, Tim Olimpiade Sains Nasional, dan Kelompok Ilmiah Remaja, maklum, karena background saya adalah cendekia di bidang Matematika. 

Setelah periode pertama, periode kedua (tahun ajaran 2014/2015) saya naik pangkat, di OSIS menjadi Ketua Umum Terpilih secara Pemilu, di ROHIS tetap pada Waka 2, di KIR menjadi Ketua, di Wartawan menjadi Ketua, dan di Futsal menjadi Kapten (sebutan untuk ketua Ekstra Futsal). Setelah periode itu berakhir, saya masih stay di KIR sebagai Ketua Bayangan, di Wartawan sebagai Dewan Kehormatan, dan masuk sebagai anggota Teater sebagai Kasekbid Humas dan Publikasi. Cukup banyak memang, tapi itulah saya.

Dari pengalaman saya terjun di dunia aktifis organisasi, saya beberapa kali melihat kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Mulai dari personalia, internal organisasi, maupun eksternal organisasi. Selama kami mengabdi, kegiatan organisasi ini masuk dalam koridor Ekstrakurikuler, artinya, boleh dilakukan di luar kegiatan kurikuler. Namun, setelah kami lepas jabatan, ada salah satu ekstrakurikuler yang dimasukkan ke dalam koridor ko-kurikuler. Ekstrakurikuler ini ialah Pramuka. Seperti yang banyak beredar, Muhadjir Effendi mencanangkan program ini, karena di nilai Pramuka mampu memberikan sumbangsih besar terhadap pendidikan karakter siswa. Bulan September 2016, Kemendikbud RI memberikan informasi akan wacana ini.

Baik, sekarang saya akan memberikan sedikit paparan mengenai kejanggalan kami selama bergelut dalam dunia aktifis sekolah. Kami akan meninjau secara koridor struktural sesuai hukum, sistematika, dan Carracter Building.

1. Struktural Organisasi Siswa
   
   Tanggal 22 Juli 2008, Mendikbud RI, Bambang Sudibyo mengesahkan Permendiknas RI no 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan. Permen itu terdiri dari VI BAB dan 8 pasal yang berisi pedoman Pembinaan Siswa di lingkup sekolah. Pasal 3 ayat satu disebutkan bahwa “Pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler;” Hal ini dimaksudkan untuk menjawab maksud dan tujuan dari Pembinaan Kesiswaan sebagaimana disebut dalam pasal 1 yaitu ;
a.  Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas; 
b.  Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan  pengaruh negatif dan  bertentangan dengan tujuan pendidikan; 
c. Mengaktualisasikan potensi siswa  dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat;
d.  Menyiapkan  siswa agar menjadi warga  masyarakat yang berakhlak  mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani  (civil society).

Dari keempat poin tersebut, Mendikbud memberikan pedoman pelaksanaan Pembinaan Kesiswaan melalui Ekstrakurikuler dan Kokurikuler tersebut meliputi kegiatan ;
a.  Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
b. Budi pekerti  luhur atau akhlak mulia;   
c. Kepribadian  unggul,  wawasan kebangsaan,  dan bela negara;
d.  Prestasi akademik, seni, dan/atau  olahraga sesuai bakat dan minat; 
e.  Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan  hidup,  kepekaan  dan toleransi sosial  dalam konteks masyarakat plural; 
f. Kreativitas, keterampilan, dan kewirausahaan; 
g.  Kualitas jasmani,  kesehatan, dan gizi berbasis  sumber gizi yang terdiversifikasi ; 
h.  Sastra dan budaya; 
i. Teknologi informasi dan komunikasi; 
j. Komunikasi dalam bahasa Inggris;

Dari ke 10 koridor Pembinaan Kesiswaan itu, Mendikbud menyatakan ada satu lembaga yang sah sebagai Pusat dan Penanggungjawab Pengelolaan, yaitu berbentuk organisasi Kesiswaan yang ditetapkan dengan nama Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Kemudian, dari organisasi ini, sistematika struktural telah dijelaskan dalam selebaran berupa REVISI KESISSWAAN DARI 8 SEKBID MENJADI 10 SEKBID INFORMASI TENTANG ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS ) Depdiknas Ditjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan Kesiswaan Tahun 2003. Dan didalam Panduan Pelaksanaan OSIS Kemendiknas 2011 disebutkan pengertian OSIS terdiri dari 4 pengertian, yaitu Semantik, Organis, Fungsional dan Sistematis. Karena yang kami bahas pada poin ini tentang Struktural, maka kami mengambil pengertian dari sudut organis, yaitu ;
“OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi
bagian/alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.”

Dari pengertian tersebut sangat jelas, bahwa OSIS satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Jika meninjau dari semantis, satuan atau kelompok kerja sama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan. Ingat, bahwa Pembinaan Kesiswaan, di kelompokan ke dalam 10 poin yang saya sebutkan di atas. Kemudian, Fungsi dari OSIS itu ada 3, pertama sebagai wadah, yaitu Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan
yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan. Kedua, sebagai Motivator yang mampu memberikan rangsangan positif kepada masyarakat sekolah. Ketiga, sebagai Preventif, yaitu mendorong siswa aktif positif dan mencegah siswa dari tindakan menyimpang.

OSIS adalah Satu-satunya Wadah Organisasi Siswa.
Kemendiknas RI Tahun 2008.



Dari paparan itu, saya mendapatkan pengalaman yang agak menyimpang, yaitu ;


a. OSIS merupakan Organisasi Independen selain Organisasi Ekstrakurikuler.
Dari sistem ini, nampaknya memang tidak ada yang salah, karena sesuai sejarah, OSIS merupakan salah satu dari 4 Jalur Pembinaan Kesiswaan. OSIS ini masuk ke dalam kategori Organisasi Kesiswaan, dan merupakan satu-satunya. Selain Organisasi Kesiswaan, jalur lain yaitu Kegiatan Ekstrakurikuler, Wawasan Wiyatamandala dan Pelatihan Kepemimpinan. Namun sayangnya, semakin saya mengamati, jalur yang dipakai oleh Dewan Pembina agak berbelok. Pemahaman bahwa OSIS adalah satu-satunya organisasi ini amat kacau. OSIS ditempatkan sebagai bagian tersendiri yang secara struktural tidak ada sangkut pautnya dengan Organisasi Ekstra. 
Dari pemahaman yang belok itu, akibatnya, Pengurus OSIS merupakan sebuah Organisasi tersendiri selain Organisasi Pengurus Ekstrakurikuler. Dengan demikian, peran kerja OSIS ini tidak dapat berjalan seperti sedia kala. Seringkali dari Pengurus OSIS sendiri kurang memahami posisi mereka, yang berakibta pada persaingan antar Pengurus Lembaga. Pemahaman dari Pembina juga mengarah bahwa OSIS memiliki agenda yang benar-benar di luar Agenda Organisasi Pengurus Ekstrakurikuler. Ini tentu bukan hal yang dibenarkan sesuai hukum. Karena secara hukum, OSIS merupakan wadah tertinggi yang mengatur seluruh aktifitas Ekstrakurikuler. Seperti dalam Panduan Pelaksanaan OSIS, bahwa fungsi OSIS menjadi wadah yang satu-satunya, bersama jalur pembinaan yang lain.

b. OSIS merupakan kelompok lain dari Ekstrakurikuler dan kedudukannya sejajar dengan Ekstrakurikuler.
Pemahaman kedua ini merupakan perpanjangan dari pemahaman pertama. Ketika OSIS menjadi Organisasi yang lain, maka pasti ia akan menjalani kehidupan yang benar-benar lain, dan di luar kegiatan lain. Dengan demikian, OSIS tidak memiliki wewenang untuk terlibat dalam monitoring, mangerial dan praktikal kegiatan Ekstrakurikuler. Hal ini sangat kacau, bahkan menjurus kepada pendustaan Panduan OSIS dari Kemendiknas. 
Secara lebih spesifik, saya mengamati betapa anehnya jika sebuah Organisasi Pengurus Ekstrakurikuler berhak meninggalkan kebijakan OSIS yang disusun oleh Dewan Pengurus. Terlebih lagi, dalam menetapkan kebijakan, Pengurus OSIS juga lepas dari Pengurus Ekstrakurikuler. Ini tentu bukan jalur yang dibenarkan secara hukum.

Sabtu, 09 April 2016

KWALITAS NEGARA ADA PADA PENDIDIKKAN


“Warisan yang paling berharga yang dapat saya berikan adalah membiarkan mereka sanggup berusaha sendiri.”, Soichiro Honda (pendiri Perusahaan otomotif HONDA)

Apa yang dapat kita bayangkan bila kita selaku anak muda di biarkan hidup sendiri dalam lingkungan sosial ?
Barangkali kita akan merasakan sebuah kebebasan yang tiada tara. Bertindak semau kita, berkelana sejauh mungkin untuk mencari kepuasan hedonis, meluanglang buana demi bersenang-senang mungkin. Tapi itu tidak dikehendaki oleh Soichiro Honda. Ia hanya mau agar anak-anqknya kelak menjadi seorang yang mandiri, kreatif, inovatif dan aktif edukatif. Yang ia harapkan kelak anak-anaknya bisa bersaing di sosial masyarakat dengan ketrampilan berkarya yang mungkin ia pelajari dari manapun. Meskipun tanpa bantuan orang tua, anak-anaknya sqnggup membangun sebuah pribadi yang superpower.
Ketika awal tahun 2014 yang lalu, Kementrian Pendidikkan dan Kebudayaan RI telah mengajukan sebuah bentuk kurikulum yang seringkali terlihat menimbulkan polemik bagi para pelaku dunia pendidikkan. Kurikulum INI agaknya kits tanggapi secara bijaksana dengan positif thinking. Pasalnya, kita telah ditempatkan pada posisi dimana kretifitas, keaktifan Dan kemandirian yang tinggi yang diharapkan akan menciptakan sebuah produk yang di at as rata-rata. Dalam kurikulum ini, diharapkan setelah selesai dari negeri pengabdian ilmu, para siswa akan memiliki suatu keahlian khusus dalam suatu aspek. Berbeda dengan kurikulum KTSP yang lalu yang notabene hanya mengejar status siswa. Barangkali dalam kurtilas ini, para pejabat negara menghendaki agar pemuda Indonesia dilatih dan dibiasakan untuk beraktifitas secara mandiri. Begitu indah bila memang alasannya untuk meniru kesuksesan Jepang.
Bila kita mereview ulang ke arah 1,5 dekade yang lalu, TIMMS (1999) telah merilis daftar negara yang di uji untuk mengetahui kemampuan intelektual siswa sekolah. Dari 38 negara yang terkait, Indonesia menempati posisi ke 32 untuk bidang Sains (IPA) dan 34 untuk bidang Matematika. Hal ini menjadi sebuah pukulan keras bagi penyelenggara dunia pendidikkan di Indonesia. Semakin membahagiakan bila kita bisa mendapatkan bahwa para pahlawan tanpa tanda jasa di Indonesia berkenan untuk merubah mindset. Hal ini mengingat apa yang telah disampaikan oleh TA Romberg, di dalam bukunya Mathematics Classroom that Promotate Understanding mengatakan bahwa banyak materi IPA dan Matematika yang terlalu abstrak sehingga menyebabkan miss konsepsi dari para peserta didik. Sehingga bila diadakan sebuah gerakan perubahan dari para petinggi pendidikkan kami rasa akan memberi nafas segar bagi dunia pendidikkan Indonesia.
Menarik untuk disimak apa yang pernah disampaikan oleh mantan Menteri Agama RI yang pertama, Muhammad Natsir. Pada tepat 6 tahun kemerdekaan RI, 17 Agustus 1951, ia menulis sebuah artikel berjudul “Jangan Berhenti Tangan Mendayung, Nanti Arus membawa Hanyut.” Dalam tulisan itu ia menyetukui ungkapan Dr G.J Neauwenhuis, “suatu bangsa tidak akan maju sebelum ada diantara bangsa itu segolongan guru yang rela berkorban demi bangsanya.” Ini bukan sekedar isapan jempol belaka, perlu tindakan lebih lanjut guna mengumandangkan kembali nilai-nilai persatuan dan kebangkitan nasional. Semua berakar dari dunia pendidikkan, seperti yang diungkapkan M. Nuh pada pertemuan LPTPK di auditorium Unimed, 15 April 2010. Pendidikkan akan menjadi sebuah identitas bangsa, sebagaimana yang telah dikatakan oleh mantan Mendiknas ini.
Bukanlah sebuah keterasingan bila kita kembali mengoreksi apa yang telah diperintahkan oleh para petinggi kependidikkan negara. Tahun 2010 telah dimulai misi pendidikkan yang baru. Pendidikkan karakter yang diharapkan bisa menjadi tumpuan g mengarungi lautan internasional. Namun, apa yang kita temukan tidaklah sejalan dengan yang harusnya diharapkan. Pendidikkan moral dan karakter itu malah menjadi sebuah materi tertulis wajib. Mereka menghafalnya, mempelajarinya dengan tekun berharap akan keluar dalam ujian. Sehingga setelah dewasa, seperti yang digambarkan oleh Prof HAMKA, dalam bukunya, Pribadi yang terbit tahun 1982 mengatakan bahwa banyaknya para doaen, insinyur, guru, dokter yang bukunya segudang, jabatan tinggi, namun mereka mati di masyarakat. Mereka digambarkan sebagai seorang hedonis, gelarnya untuk mencari uang semata, hatinya membatu yang tak lagibpunya cita-cita kecuali untuk sebuah kesenangan pribadi. 
Memasukki periode ketiga setelah Pemilu 2004, Indonesia kini dipimpin oleh seorang tokoh yang sangat mencengangkan perannya. Seorang yang digadang-gadang mampu membawa bangsa ini ke tanah yang lebih baik lagi. Menjadi salah satu nama walikota terbaik se dunia menjadikan nama Jokowi luarbiasa. Satu tahun kerja, ia telah membuat gebrakan dengan meniadakan hukum lama yang di pakai para founding father. Meakipun begitu, nampaknya ia ingin seperti yang dilakukan oleh pendahulunya, Ir Soekarno. Pada masa pemerintahan orde lama, era Demokrasi Terpimpin, ia dengan lantang membubarkan DPR dan menggantinya dengan DPR Gotong Royong. Dengan kebijakan itu, jelas bahwa presiden menginginkan para pejabat pemerintahan adalah orang-orang dengan ketulusan kerja demi masa depan bangsa. Ini pula yang menjadi tujuan Jokowi. Jokowi menyebut pemerintahannya adalah Kabinet Kerja.
Seorang yang paling berpengaruh bagi dunia pendidikkan Indonesia telah memberikan sebuah formula yang cukup menjanjikan. Soewardi Soerjaningrat, atau familiar dengan nama Ki Hajar Dewantara didalam bukunya, Pendidikan (1977) halaman 323 menyebut bahwa pendidikkan seharusnya membentuk pribadi dengan intelek yang mumpuni, moral yang terhormat dan tentunya jasmani dengan kwalitas skill mumpuni. Maka apa yang dilakukan oleh bapak Jokowi memang bisa menjadi pelajaran bagi kita. Dikala para pelaku pendisikkan tidak punya andil dalam kinerja negara, seorang yang bukan lulusan sekolahpun tak segan untuk didatanginya. Hal ini terlihat jelas seperti saat beliau mengangkat Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan. 
Pendidikkan hari ini perlu kita pertanyakan, apakah yang sebenarnya terjadi pada penyelenggara pendidikkan itu. Mengapa Presiden sampai hati mengangkat lulusan Sekolah Menengah sebagai Menteri ? Padahal banyak para insinyur, profesor, dan ribuan sarjana kelautan di Indoneaia.
Keahlian para sarjana dalam menghadapi problem memang pantas dipertanyakan. Maka adalah berguna jika kami menyebut statement kami, seharuanya kwalitas skill para sarjana ini bisa dilakukan tindakan preventif. Semasa sekolah di jenjang yang wajib – kini Indonesia hendak mencanangkan progran wajib belajar 12 tahun – seharusnya aiawa sudah dibekali keahlian dalam menghadapi realitas sosial. Seperti contoh pada negeri Yahudi, Israel, dimana para pelajar dipaksa untuk benar-benar bekerja dalam sosial. Sebelum para sarjana dinyatakan lulus, mereka harus menciptakan sebuah proyek, sesuai bidang masing-masing yang bukan hanya sebuah coretan hitam diatas putih. Hal ini sangat berbeda dengan Indonesia. Jika kita melihat, dari pengakuan asli para sarjana (kami mendapati dari beberapa guru dengan title masing-masing, S1, ataupun S2, dimana mereka cukup cerdik mengelabuhi para penguji dwngan hanya memainkan kata-kata di atas kertas) sistem pengujian kelulusan siswa sangatlah mudah. Tak perlu repot dalam proyek, tak perlu susah payah mengejar nilai sempurna. Asalkan ada uang, asalkan ada kejeniusan dalam merekayasa, kata LULUS bukan hal yang tabu. 
Inilah yang seharusnya kita berani untuk mengatakan kepada seluruh masyarakat Indoneaia. Negara tak butuh Ijasahmu, Negara tak butuh nilai bagusmu, hanya saja yang dibutuhkan negara adalah Kwalitas Pendidikkanmu.
Seorang guru, bila memang ia cinta negara, ia bangga dengan negaranya, seharusnya tak segan memberi target besar dan tak begitu mudah untuk memberi nilai. Meskipun itu melanggar konvensi, meskipun aengkau harus kehilangan jabatan, meskipun anak cucumu kelaparan. Mengapa ? Karena engkau adalah PAHLAWAN.

Kamis, 07 April 2016

KEECEWAAN YANG BERUJUNG PERMUSUHAN Fenomena Persaingan Ilmu Pengetahuan dan Agama

Tepat pada tahun 1632, sebuah buku ilmiah luar biasa berhasil diterbitkan. Namun, baru beberapa bulan berlalu, buku tersebut menjadi bahan perbincangan publik. Pasalnya, didalam buku yang terbit di Italia ini, menuliskan sebuah teori yang awalnya hanya hipotesa, namun akhirnya menjadi fakta ilmiah. Buku itu berjudul “Dialog Tentang Dua Sistem Penting Dunia.” Sebuah karya ilmiah yang menuliskan dua teori penting alam semesta, yaitu mengenai Tata Surya. Teori Heliosentris yang diajukan oleh Mikolav Copernik (Nicholaus Copernicus, 1473-1543) dan teori Geosentris Ptolemy, serta menyebut beberapa hasil kerja Johannes Kepler (1571-1630) yang juga menyebut bahwa planet-planet di Tata Surya bergerak dengan orbit tertentu.
Sekilas memang tidak ada yang aneh, kecuali setelah beberapa bulan saja buku itu tersebar, dunia benar-benar mengalami kekalutan. Sudah selama 16 abad, dunia mengenal bahwa pusat dari alam semesta berada di Bumi (Geosentris). Meskipun sejak abad 13 SM, seorang filosof Yunani, Aristarchaus dari Samos mengatakan bahwa Bumi dan planet lainnya bergerak mengitari Matahari, namun ia kalah populer dengan Aristoteles dan Ptolemy yang dengan penuh kehormatan menjadi rujukan bagi Gereja. Hal yang tak mustahil mengingat peran Gereja pada abad pertengahan yang begitu signifikan. Hal inilah yang menjadikan buku Dialogo itu dikecam Gereja. Mereka lebih condong mengikuti Geosentris, yang membuat pengarang buku itu di panggil di Pengadilan Gereja kota Roma.
Siapakah sebenarnya penulis buku tersebut ? Mengapa ia bisa begitu terhormat untuk dicekal oleh Gereja ?
Pada tahun, 1609 ilmuwan ini mengetahui kabar bahwa seorang astronom Polandia, Nicolaus Copernicus telah menulis buku  Revolutionibus Orbium Coelestium yang terbit pada 24 Mei 1543. Kemudian, ia mengetahui bahwa dari negeri Belanda, ada alat teleskop bintang, namun ia gagal untuk mendapatkanya yang membawanya berfikir untuk menciptakan sendiri. Pada tahun itu pula telah terbit buku astronomi terbesar sepanjang sejarah, yaitu Astronomia Nova karya Kepler yang membawa ilmuwan ini mengambil sebagian dalil darinya. Akhirnya, karena memang para ilmuwan saat itu menolak gagasan Copernicus, ia di berikan ultimatum agar tidak lagi mengajarkan teori ini ke masyarakat. Ini dilakukan oleh Paus Urban VII yang menjadi pimpinan Gereja Katolik Vatikan. Tepat pada 1616, ilmuwan itu benar-benar berada pada sebuah kebohongan dengan menerima tawaran kerjasama dengan Gereja. Hal inilah yang menyebabkan Gereja merasa dikhianati oleh ilmuwan ini tatkala teori Heliosentri benar-benar diagungkan kembali di tahun 1632, yang membawanya ia di adili di Roma pada tahun itu.
Dialah Galileo Galilei, seorang ilmuwan terkemuka abad pertengahan yang lahir tahun 1564 di Pisa, Italia. Dalam pengadilan tersebut, ia dituntut agar menarik gagasanya dan mengakui kebenaran Geosentris. Namun, menurut cerita yang masyhur, ia mengakui dan dengan penuh kehinaan bersumpah di pengadilan gereja, bahwa Geosentris yang dianut gereja adalah benar. Ternyata, beberapa saat setelah ia berucap, ia menunduk dan berbisik, “lihat ! Dia masih terus berputar !” yang menandakan bahwa Bumi berputar mengelilingi Matahari, bukannya Matahari mengelilingi Bumi seperti bulan.  Kemudian, ia di asingkan di Arcetri, disebuah vila tempat tinggalnya, dan dilarang sedikitpun mengajar. Hingga akhirnya, bertepatan dengan lahirnya ilmuwan tersohor sepanjang sejarang, Sir Isaac Newton pada tahun 1642, Galileo meninggal dunia.
Satu hal lain yang perlu kita ketahui ialah bahwa selama 10 tahun ia di asingkan, ia menulis karya ilmiah lain di rumah pengasingan tersebut. Dua buku paling fenomenal yang tak pernah di kenal dunia, Discorseus on the Tides (Diskursus pada Gelombang Pasang Surut) dan Diagramma della Veritas (Diagram Kebenaran) yang didalamnya ia tetap mengemukakan bahwa Heliosentris adalah kebenaran, gereja telah begitu berdosa dengan penangguhan dirinya. Setelah beberapa saat beredar, buku itu di dengar oleh Paus Urban VIII, yang meskipun ia cukup mendukung Galileo, namun para Kardinal Vatikan tetap menolak teori itu. Akhirnya tidak ada lagi warna buku itu tersebar luas di masyarakat setelah Vatican Secret Archieves menyimpan dokumen ini dan tak ada orang yang dapat melihat kecuali seorang Paus, atau seorang yang mendapat rekomendasi darinya.
Kami kira pernyataan Galileo sangatlah bijaksana, “Saya haturkan syukur tak terkira kepada Tuhan yang begitu baiknya telah memilih saya sendiri sebagai yang pertama menyaksikan pemandangan menakjubkan yang selama ini telah tersembunyi dalam kegelapan selama berabad-abad lamanya. ( ungkapan Galileo yang dikutip oleh Mike Wilson dalam “The Foolishness of the Cross”, Majalah Fokus.)
Dari peristiwa tersebut, telah menimbulkan berbagi polemik dari para ilmuwan setelahnya. Setelah mendengar peristiwa itu, para ilmuwan belakangan menjadi tertantang untuk mencoba mencari pembenaran dan bukti akan kebenaran berbagai ajaran keagamaan dunia. Tercatat para ilmuwan seperti Newton (1642-1727), Nicolas Steno (1631-1686) (Stratigrafi), Thomas Burnet (1635-1715) (Geologi), Increase Mather (1639-1723) (Astronomi), Nehemiah Grew (1641-1712) (Kedokteran), John Dalton (1766-1844) (Pendiri teori atom modern), Johann Gauss (1777-1855) (Geometri, geologi, magnetisme, astronomi), Benjamin Silliman (1779-1864) (Mineralogi), Peter Mark Roget (1779-1869) (Fisiologi), William Buckland (1784-1856) (Geologi), William Whewell (1794-1866) (Astronomi and Fisika), Richard Owen (1804-1892) (Zoologi, Paleontologi), Balfour Stewart (1828-1887) (Listrik Ionosfir), P.G.Tait (1831-1901), Blaise Pascal, Gregor Mendel (1822-1884), Louise Pasteur (1822-1895), Max Planck (1854-1947), Carrolus Linneus, George Cuvier (1769-1832) dan lain sebagainya telah mencoba membuktikan, Tuhan memang ada, namun belum tentu agama telah berada pada titik kebenaran.
Pada tahun 1929 yang lalu, seorang berkebangsaan Amerika, Edwin Hubble secara sistematis menyusun hipotesis teori Big Bang (Dentuman Dahsyat), yang dalam gagasannya iji, ia mencoba membuktikan bahwa apa yang dikatakan oleh Kitab Kejadian (Genesis) dari Alkitab Kristiani adalah kebenaran. Ia melakukan ini guna menguji, seberapa valid doktin-doktin agama di dunia, terutama Kristen. Kita bisa melhat hal ini dengan indikator yang pernah diucapkan oleh Dr Zakir Naik (pakar perbandingan Agama, kepala Islamic Research Foundation Mumbay, India) bahwa untuk mengatakan kebenaran sebuah kitab suci, haruslah lulus tes pada tiap masa. Dulu, ada masa mukjizat, ada masa sastra, dan sekarang adalah masanya dunia ilmiah, jadi untuk menguji kebenaran sebuah kitab suci, di era sekarang ini, haruslah lulus uji ilmiah di masa sekarang ini. Inilah yang mencoba dijawab oleh para ilmuwan tersebut.
Berbagai peristiwa itu memicu konflik antar para ilmuwan sendiri, diantara mereka dibesarkan dalam dunia religius ke Kristenan, namun pada dewasanya, mereka kalut dengan pilihan ? Tetap pada ajaran agama, atau pada temuan ilmiah yang apabila keduanya tidak sependapat. Dan sampai hari inipun, para ahli fisika, astronomi, matematika dan bahkan biologi sekalipun telah dengan lantang “Fisika akan membawa anda lebih mengenal Tuhan daripada Agama !”. Apa yang terjadi ?
Agama, dari artian yang sesungguhnya akan dijangkau oleh ilmu pengetahuan. Namun, untuk bisa menjadi sebuah agama yang faktual, harusnya lulus dalam setiap uji ilmiah yang valid. Dan, kita bisa saksikan, kita tidak lagi membutuhkan sebuah agama, kecuali bila memang ada sebuah agama yang mendekati Agama. Itulah yang akan menjadi ritik pemuas bagi para ilmuwan yang tetap mempercayai eksistensi Sang Pencipta ini.
Mengapa agama dan ilmu pengetahuan tidak dapat bersandingan ??
Karena memang, dunia telah di kecewakan oleh peristiwa yang dialami oleh Galileo. Ia tak begitu terhormat bagi Gereja, dan tentu mempertanyakan, untuk apa sebuah agama di sebarkan bila hanya menyimpan berbagai kebohongan, kemunafikan, dan kebersendiriannya. Sejak saat itulah, dunia ilmu pengetahuan modern lebih tertarik melupakan Gereja dan kemudian beralih ke Al Quran. Yang pada kemudian hari telah diketahui, 
"llmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertulis di dalam al-Quran beberapa tahun yang lalu. Para ilmuwan sekarang hanya menemukan apa yang telah tersebut di dalam al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu." (Prof. Shroede, ahli Kelautan Jerman)
Islam adalah bahasa Tuhan dalam bentuk lembaga. Jika ingin mengenal Tuhan, kita hanya perlu memahami Al Quran. Selebihnya, hanya sebuah media !
Namun, satu hal yang perlu kita waspadai. Setelah Yahudi yang menjajak di Bumi sekitar tahun 1300 SM, Zoroaster sekitar abad 6 SM, Hindu sekitar abad 5 SM, Jainisme abad 5 SM,Taoisme abad 5 SM, Buddha sekitar abad 4  SM Konghucu sekitar abad 4SM, Kristen sekitar abad 1 M, atau Manichisme sekitar abad 3 M mengalami kegagalan dalam menjalani ujian pada setiap era, kini para ilmuwan telah mencoba menguji ISLAM sebagai sebuah agama termuda (abad 6 M). Tujuan mereka hanyalah mencoba membuktikan apakah Islam mampu mewakili setiap pertanyaan dasar bagi pencarian makna kehidupan. Jika Islam -sebagai wakil terakhir- juga mengalami kegagalan dalam ujian ini, maka jelaslah itu kemenangan Ilmu Pengetahuan daripada Agama.


Diselesaikan di Siwalan rt 11/03, Blangu, Gesi, Sragen
Senin, 28 Maret 2016. Pukul 18.45 WIB
Arif Yusuf
http ://www.arifyusuf14.blogspot.com
arif_yusuf47@yahoo.co.id
Fanpage : Jalan Pencerahan Dalam Impian

Minggu, 14 Februari 2016

Seperti Hukum Magnet dan Listrik



Ada kalanya memang kaum remaja sering terjebak masalah pergaulan. Anak-anak yang tinggal diperkotaan memang biasanya hidup dalam suasana glamor, penuh kegilaan, dan untuk dunia modern ini semakin mengenaskan dengan adanya virus demoralisasi. Para orangtua selalu dituntut untuk mewaspadai setiap gerak anak. Hal ini dimaksudkan agar dalam pergaulannya, anak-remaja terlalu labil untuk di biarkan sendiri. Mereka terlalu rentan atas setiap perbedaan, meningkatnya rasa ingin tahu dan mencoba hal baru, rasa iri pada apa yang dimiliki oleh orang lain. Inilah yang perlu kita telaah lebih mendalam tentang apa yang seharusnya menjadi alternatif orangtua menghadapi serbuan virus labilitas pergaulan remaja.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Keystone College, Pennsylvania, AS, menyebutkan bahwa seorang anak akan mampu menjalin hubungan persahabatan yang baik apabila ia memilih seorang teman yang memiliki sikap yang berkebalikan dengannya. Hal ini dapat membantu memberikan rujukan bagi para orangtua untuk bagaimana mengukur seberapa sukses seorang anak untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan kerabat.

Meskipun memang ini hanya mewakili sebagian dari seluruh komunitas remaja, namun yang pantas untuk ditinggikan adalah ihwal kelanggengan hubungan. Dengan adanya sebuah tolak ukur ini maka orangtua akan dapat mengatur secara otonatis, dimana dan kemana anak itu akan bergerak. Segala yang dilakukan anak akan seringkali mendapat pertentangan dari solmednya, dengan ini seorang anak akan dipaksa untuk memahami perbedaan yang akhirnya akan mampu memaklumi segala masalah yang berkaitan denan perbedaan persepsi.

Membentuk Guru Matematika yang Lebih Baik


Matematika Unik.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan tanggal 23 juni 2011 dalam jurnalScience bagian forum pendidikan, Dr Brent Davis dari Universitas Calgary mengatakan kalau penelitian tidak mendukungkeyakinan ini. Ada sedikit sekali bukti kalau pelajaran matematika tingkat lanjut mendorong pendidikan yang efektif.
 “Anda tahu perasaan tersebut, ketika anda mencoba menjelaskan pada anak bagaimana menambah bilangan banyak angka, dan anda menyadari kalau menjadi begitu jelas dan masuk akal kalau anda bertanya mengapa itu terasa sulit?” tanya Davis, profesor dan kepala jurusan pendidikan matematika di fakultas pendidikan.
 “Itu mengapa anda ingin menjadi seorang pakar, dan itu yang menyebabkan anda terhalang menjadi guru yang efektif. Dengan bertahun-tahun latihan dan pengalaman, mudah untuk melupakan sulitnya terlibat menjadi seorang yang baru belajar matematika untuk memahaminya.”
Dalam makalahnya,   “Mathematics Teachers’ Subtle, Complex Disciplinary Knowledge,” Davis berpendapat kalau studi terbaru menekankan pentingnya pengetahuan eksplisit guru mengenai muatan pelajaran matematika, juga sama berharganya bagi guru matematika untuk merasa nyaman dengan pengetahuan tasit yang tidak jelas dalam matematika. Tantangannya, kata Davis, adalah menemukan cara mengetahui pengetahuan tersebut.
 Davis memakai contoh perkalian untuk menunjukkan bagaimana guru dapat menerapkan pengetahuan implisit menggunakan berbagai pendekatan untuk menjelaskan kehalusan matematika pada siswa mereka. Ketika memperkenalkan perkalian, konsep langsung penambahan berulang menjadi lebih jelas dengan penerapan yang lebih kompleks, seperti mengalikan pecahan atau mengalikan bilangan negatif.
Davis percaya jika guru mampu mengembangkan pemahaman matematika yang lebih mendalam bersama murid mereka, itu dapat mencegah siswa frustasi dalam mata pelajaran yang lebih tinggi dan mempersiapkan mereka menyumbang dalam ekonomi berbasis pengetahuan.
 “Kita dapat membentuk guru matematika yang lebih baik,” kata Davis. “Namun lebih tentang keterlibatan satu sama lain untuk mendekonstruksi konsep daripada tentang belajar matematika lebih tinggi atau terlibat dalam pemecahan masalah.”

Sumber berita:
Referensi jurnal :
Brent Davis. Mathematics Teachers’ Subtle, Complex Disciplinary KnowledgeScience, 24 June 2011: Vol. 332 no. 6037 pp. 1506-1507 DOI:10.1126/science.1193541

Mendidik Itu Dengan Lemah Lembut


Pernahkah Anda sebagai seorang bunda mendapati anak Anda menjadi rewel dan agak nakal? Tentunya hal ini sering terjadi, bahkan hampir setiap hari. Bagi beberapa wanita, menahan diri untuk tidak marah atau membentak anak adalah hal yang sulit. Padahal, membentak anak akan berdampak sangat buruk.

Seperti yang dilansir dari myparenting2u.com berteriak pada anak sebabkan kerusakan fisiologis dengan konsekuensi jangka panjang. Di dalam kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 triliun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian akan membunuh lebih dari 1 miliar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan akan membunuh lebih dari 10 miliar sel otak saat itu juga. Sebaliknya, 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 triliun sel otak saat itu juga.


Kita mungkin ingat dan merasakan pada waktu kecil, orang tua pernah berteriak atau memarahi kita. Saat ini kita sebagai orang tua bisa meminimalisir potensi kerusakan fisik pada anak kita dengan memberikan pujian dan menegur anak dengan penuh kasih sayang.

Menurut Martin Teicher, seorang profesor psikiatri di Harvard Medical School, ketika orang tua berteriak kepada anak-anaknya akan terjadi kerusakan struktur otak pada anak. Pada otak anak yang sering dibentak, saluran yang menghubungkan otak kanan dengan otak kiri menjadi lebih kecil. Hal ini mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan emosi dan perhatian. Perubahan ini pada saat anak dewasa akan menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian, resiko bunuh diri dan aktivitas otak yang mirip dengan epilepsi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lise Gliot dari Fakultas Kedokteran Chicago, memarahi anak dapat mengganggu struktur otak anak. Malah pada anak yang masih dalam pertumbuhan otak yakni pada masa golden age yaitu 2-3 tahun pertama kehidupannya, suara keras dan membentak yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh.

Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui, rangkaian otak terbentuk indah. Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan sendiri pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monitor komputer sehingga bisa melihat setiap perubahan yang terjadi dalam perkembangan otak anaknya. “Hasilnya luar biasa, saat menyusui terbentuk rangkaian indah, namun saat ia terkejut dan sedikit bersuara keras pada anaknya, rangkaian indah menggelembung seperti balon, lalu pecah berantakan dan terjadi perubahan warna. Ini baru teriakan,” ujarnya.

Dari hasil penelitian ini, jelas pengaruh marah terhadap anak sangat mempengaruhi perkembangan otaknya. Jika ini dilakukan secara tak terkendali, bukan tidak mungkin akan mengganggu struktur otak anak itu sendiri. “Makanya, orang tua harus berhati-hati dalam memarahi anaknya,” ujarnya. Tidak hanya itu, marah juga mengganggu fungsi organ penting dalam tubuh. Tak hanya otak, tapi juga hati, jantung dan lainnya.

Anak-anak yang dibentak cenderung menjadi takut dengan orang tua mereka. Hal ini menciptakan ketidakpercayaan dan respon memberontak pada anak. Seperti dilansir dariparents.com menurut Dr. Laura Markham anak cenderung akan menutup diri secara emosional. Anak akan mencari dukungan dari orang lain seperti teman-temannya. Hal ini akan menyebabkan hubungan antara orang tua dan anak menjadi tidak sehat di kemudian hari.

Beberapa Cara Untuk Menghindarkan Diri Berteriak Pada Anak
1. Bernafaslah dengan tenang. Ketika Anda akan marah pada anak, tarik nafas perlahan dan hembuskan. Tutup mata Anda sebentar dan tenangkan diri Anda.
2. Kita semua memiliki anak yang menyenangkan, hanya terkadang sedikit nakal. Ajari disiplin pada anak dengan kasih sayang dan cara yang positif.
3. Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda.
4. Nasehati anak dengan bahasa yang halus dan tutur kata yang lembut.
5. Ajari anak untuk dapat mengekspresikan perasaannya dengan baik kepada orang tua maupun temannya.
6. Beri anak aturan yang jelas yang harus dia patuhi. Misalnya tidak boleh menonton televisi saat jam belajar. Jika anak telah terbiasa maka dia akan dengan mudah mematuhi peraturan tersebut.
7. Selalu berikan pujian jika anak melakukan hal yang baik.
8. Perkuat hubungan Anda dengan anak. Jadilah pribadi yang dekat dan akrab dengan anak Anda.
9. Tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda mengajari anak disiplin untuk membangun karakter yang baik, bukan untuk membuat anak Anda menangis dan bersedih.
10. Beri anak makanan dengan gizi yang seimbang dan atur jadwal tidurnya dengan tepat. Anak dengan kualitas tidur dan gizi yang baik biasanya memiliki tingkah laku 
yang baik dan penurut.
11. Tidak ada orang tua yang sempurna. Tetaplah tenang jika anak Anda nakal atau rewel. Ajaklah anak bicara baik-baik dan penuh kelembutan.
12. Ajarkan disiplin pada anak tanpa memukul. Peluk atau elus lembut kepala anak sambil menasehati.
13. Kata yang bisa Anda ucapkan kepada anak untuk memotivasinya adalah: "Kamu pintar sekali", "Kamu hebat."
14. Berikan hadiah kepada anak atas keberhasilannya.

Melalui pendekatan ini diharapkan dapat membentuk karakter dan jiwa anak secara positif. Anak adalah anugerah Tuhan yang menjadikan kita belajar tentang cinta, kebijaksanaan dan kelembutan.

Minggu, 31 Januari 2016

Cerita Siswa Sekolah

Seorang siswa kelas 11 (2) SMA
di sebuah sekolah pinggiran kota dikenal sebagai seorang yang jujur, aktif, kreatif dan kontroversial. Di kalangan masyarakat sekolah, ia memang agak menonjol dan cukup di hormati. Ya....benar saja, karena memang ia seorang ketua umun OSIS di sekolahnya. Seorang yang memang punya kelebihan didalam berbicara masalah yang menyangkut teknologi dan sains.
       Anak iji dlm dunianya memang cukup unggul bila berbicara masalah ilmu pengetahuan. Banyak orang yang mengakui bahwa ia punya someting spesial yang membuatnya berada di tempat yang lebih, namun itu yang mengetahui hanyalah teman-teman seperjuangannya. Selebihnya, tak ada yang tahu, karena memang ia seringkali terlihat bodoh dan tak peduli dengan kegiatan belajar mengajar. Hal ini membuat para guru tak tahu menahu tentang apa yang sebenarnya ia lakukan diluar KBM.
       Suatu hari, anak ini diminta oleh guru BK untuk memenuhi panggillan spesial diruang BK. Ia cukup merendah dan mengakui setiap tuduhan yang dilontarkan oleh pembimbing konseling, karena ulahnya yang sering bolos dan tak begitu baik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Ia cukup tegar memerima itu, semua tuduhan memang benar adanya. Ia pun mendapat sebuah binaan serius dan cukup lama menjadi terdakwa dalam binaan itu. Tercatat, sekitar 76 menit ia bersama guru BK sekolahnya.
        Yang paling dituduhkan dan seringkali ia membuat ulah pada bidang Matematika. Tak cukup baik memang ia saat mengikuti pelajaran ini. Namun, teman-teman anak ini cukup mengenal apa yang dimiliki oleh nya. Lagi-lagi entah karena dalih apa, ia tak begitu rajin dan semanagat dalam mengikuti pelajaran. Maka pantas saja bila ia di dakwa telah mwlakukan pelangaran atas apa yang seharusnya siswa lakukan saat kegiatan belajar mebgajar di kelas.
             2 hari beraelang setelah pembinaan itu, anak ini mengikuti KBM pada mapel MTK,  yang dilaksanakan sepqnjang 3 jam mata pelajaran. 2 jam pertama dilakukan untuk mempeljari materi, dan satu jam sisa untuk mengadakan ulangan harian. 2 jam pelajaran awal itu, ia mendapat teguran dari guru mapel, 5 kali bnyaknya. Ini terjadi karena ia menghabiskan banyak waktu untuk tertidur dikelas. Walhasil, ia hanya mampu mendapat nilai 25 dari 5 soal yang di ujikan, nilai itupun di dapat karena ulahnya yang cukup kontroversial dengan hanya menuliskan jawaban akhir tanpa ada jalan guna mendapatkannya. Ini yang membuat guru mapel curiga, darimna ia mendapat nilai itu. Guru mengra ia mentontek teman sebangkunya.
                   3 minggu sudah terlewati setelah anak itu mendapat teguran keras dari pihak BK. Di sekolahnya diadakan sebuah event akbar berupa lomba karya iomiah,training, seminar, pameran dan bazzar buku. Peserta yang terlibat terdiri dari siswa/siswi sma se kabupaten dan ada forum khusus untuk guru-guru di sekolah itu dan guru-guru pembimbing karya ilmiah dan Olimpiade siswa. Event ini diselenggarakan oleh OSIS yang nekerja sama dengan sebuah lembaga riset dan pengembangan dari daerah pusat provinsi. 
              Dalam forum ini, diadakan seminar karya ilmiah guru dan siswa yang di bina langsung oleh kepala Litbang dan seorang rektor univeraitas terbaik kedua di negaranya. Tanpa disangka oleh para pserta, ada seorang pembicara yang tidak lazim. MC membawakn acara dan mengundang selrang anak lelaki berusia 17 tahun untuk tampil di panggung. Ternyata, seorang siswa yang masih duduk di kelas 2 SMA yang mengisi acara. Semua audiens terkejut, dan dengan bertanya-tanya, siapa dia kok menjadi pembicara di forum ini ?
Semua betanya-tanya, apa yang nampak bukanlah orang ini, dia ternyata si ketua OSIS di sekolah itu. Apa yang sekarqng terlihat sangat berbeda dengan apa yang kebanyakan orang fikirka. Setelah ia mengakhiri pembicaraannya, ia membuat statement : " berhati-hatilah dalam menyikapi fenomena kehidupan, kita mengatakan apa yang sebatas kita ketahui, namun tugas kita adalah bagaimana agar kwantitas pengetahuan kita berada di atas ketidqk tahuan kita, sehingga, kita akan mendapatkan.......itu bagus, tapi saya kurang cukup mampu menerimanya."
       Ia mengatakan hal ini dengan dalih bahwa ia cukup muak pada sikap para staf pengajar di lembaga pendidikkan, karena apa, seorang siswa selalu di tempatkan pada suatu titik dimana ia hanya diperkenankan menerima apa yang di berikan oleh guru, namun, guru sangat menghindari apa yang bisa diperbuat oleh siswa.
Ia mengatakan itu karena identitasnya terungkap, seorang pecundang di kelas ternyata seorang guru dari pengajar guru-guru yang mengajarnya di kelasi

Jumat, 08 Januari 2016

Wanita Gemuk Lebih Cerdas

Dilansir dari geniusbeauty.com, penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari 16 ribu responden wanita dengan ukuran tubuh yang berbeda-beda, memperlihatkan ternyata cewek gendut lebih cerdas diseluruh bidang ilmu termasuk matematika, fisika, kimia, hingga musik, lukis, dan kreatifitas lain
nya. Mantap, kan? Kok bisa ya? Ternyata wanita gemuk memiliki asam organik lebih banyak. Hal ini mempengaruhi mental mereka. Si tambun ini punya mental baja dan lebih kuat dari si kurus

Selain itu, dalam tubuh perempuan gemuk ada asam lemak omega 3 yang lebih banyak. Omega 3 diyakini nutrisi untuk otak sehingga mereka lebih encer dalam berfikir. Hebat sekali, ya? Si gemuk masih berfikir untuk kurus setelah membaca ini?

Senin, 14 Desember 2015

Saat Ungkapan Bijak Motivator Lebih Digemari dari pada Al Quran

Munculnya para trainer hebat dan motivator handal dewasa ini, dengan berbagai slogan dan kalimat inspiratifnya membuat kalangan muda Islam tertarik  dengan style mereka. Tentu saja ini adalah sebuah blunder yang fatal bila hal itu sampai mengesampingkan Al Quran itu sendiri.
Kalimat-kalimat bijak dan solutif yang dirangkai oleh para motivator begitu banyak menyedot perhatian para remaja Islam untuk masuk lebih dalam.  Karena di tengah gersang keimanan dan kelabilan jati diri membuat remaja islam berbondong-bondong mengikuti pelatihan atau training yang menjanjikan kesuksesan secara instan.
Di sisi lain mereka enggan dan malas untuk membuka Al Quran yang tersimpan rapi di almarinya. Mereka mengacuhkan setiap terdengar murotal diputar. Mereka juga terang-terangan menolak bila diajak ikut kajian. Sungguh ironis!
Sebenarnya Rasululloh telah mengisyaratkan dalam sebuah riwayat yang diabadikan oleh Imam Hakim, bersangkutan kondisi ini.

مِنْ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ تُرْفَعَ الأَشْرَارُ وَ تُوْضَعَ الأَخْيَارُ وَ يُفْتَحَ الْقَوْلُ وَ يُخْزَنَ الْعَمَلُ وَ يُقْرَأُ بِالْقَوْمِ الْمَثْنَاةُ لَيْسَ فِيْهِمْ أَحَدٌ يُنْكِرُهَا قِيْلَ : وَ مَا الْمَثْنَاةُ ؟ قَالَ : مَا اكْتُتِبَتْ سِوَى كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ

Di antara (tanda) dekatnya hari kiamat adalah dimuliakannya orang-orang yang buruk, dihinakannya orang-orang yang terpilih (shalih), dibuka perkataan dan dikunci amal, dan dibacakan Al-Matsnah di suatu kaum. Tidak ada pada mereka yang berani mengingkari (kesalahannya)”. Dikatakan: “Apakah Al-Matsnah itu ? beliau menjawab: “Semua yang dijadikan panduan selain kitabullah ‘Azza wa Jalla.”  (HR. Al-Hakim).
Yah  Al-Masnah, itulah sebuah ungkapan menarik nan bijak yang keluar dari para penyair atau tokoh idola, akan tetapi  jauh dari nilai keislaman karena tidak berpegang  terhadap wahyu Allah yaitu Al Quran Al Karim.
Coba telitilah dengan benar, siapakah mereka? Apakah mereka bagian dari para ulama yang memahami tentang  aturan Islam? Apakah mereka adalah orang zuhud yang meninggalkan mewahnya  dunia ? Atau mereka adalah budak dunia yang hanya kita kenal dari televisi dan media sosial, tanpa pernah paham siapa sebenarnya mereka? sungguh ini adalah sebuah keteledoran yang membahayakan.
Sedangkan Rasulullah telah menasehati kita untuk berhati-hati dengan kondisi di akhir zaman, karena banyak orang yang mengaku serba bisa dan berbicara sembarangan tanpa berpikir panjang. Mereka berbicara agama tanpa ada dasar dari Al Quran dan as-sunah.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan di dalam Sunannya :

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ الْجُمَحِيُّ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Yazid bin Harun menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abdul Malik bin Qudamah al-Jumahi menuturkan kepada kami dari Ishaq bin Abil Farrat dari al-Maqburi dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah).
Umat Islam tak bangga lagi dengan siroh nabawiyah, tidak paham dengan tangguhnya kehidupan para sahabat dan alimnya para salafus sholeh mengejar ilmu. Mereka telah bangga dengan kisah-kisah sukses kaum barat, percaya diri dengan kehidupan yang sekuler, dan mereka menganggap remeh para ulama. Mengapa hal ini terjadi? Karena mereka mengikuti para ruwaibidhoh.
Syaikh Yusuf bin Abdillah bin Yusuf Al Wabil, dalam kitabnya Asraatus Saa’ah , beliau menuliskan bab “ mengambil ilmu dari orang bodoh” dimana ini adalah tanda-tanda kiamat yang sudah mulai dekat. Karena umat Islam lebih gemar belajar dengan para trainer atau motivator yang notabene jauh dari paham masalah dienul Islam daripada mengambil ilmu dari para ulama.
Diriwayatkan oleh imam Abdullah Ibnu Mubarak, dengan sanadnya dari Abu Umayyah Al Jumahi, bahwasanya Rasululloh bersabda: “Ada tiga hal yang termasuk tanda tanda kiamat, salah satunya ilmu diambil dari AS SHOGIR” kitab Az Zuhud karya Ibnu Mubarok.
Imam Ibnu Mubarok pernah ditanya tentang makna AS SHOGIR, lalu beliau menjawab “Mereka adalah orang-orang yang berkata dengan akalnya sendiri, adapun anak kecil yang diambil riwayatnya oleh orang dewasa, maka sesungguhnya mereka bukan anak kecil.”
Maka berhati-hatilah dalam mengambil ilmu serta perkataan seseorang,  karena tidak semua orang yang cakap berkata tentang agama kata-katanya mudah untuk kita ambil. Akan tetapi ambillah nasehat dan hikmah dari para ulama yang telah teruji keilmuan-nya dan keistiqomahan dalam membela islam.
Berhati hatilah dalam mendatangi sebuah majelis, tainer, atau acara motivasi apa saja. Lihat siapa yang berbicara, apakah dia mempunyai latang belakang keagamaan yang mencukupi atau tidak? Minimal cobalah tanya kepada yang lebih paham dan kenal, agar kita tidak salah mengambil idola. Karena sesungguhnya, cukuplah Rasululloh menjadi tauladan kita.
Bukan terlarang juga mendatangi acara tersebut, akan tetapi janganlah kita gegabah dalam mengambil ilmu Islam. Karena sejatinya ilmu Islam itu ada pada ulama yang lurus tauhidnya. Belajarlah di halaqoh mereka meski dengan gaya dan kesederhanaannya. Karena sesungguhnya keberkahan itu ada pada doa para ulama kita, insyallah

Kamis, 10 Desember 2015

LIBERALISME, KAPITALISME, DAN SOSIALISME

LIBERALISME
Secara etimologis berasal dari kata atau bahasa latin yang berati free selanjutnya liberal berati nonrestricted, tidak dibatasi atau independent in opinion; bebas dalam berpendapat.[1]      
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu.
SEJARAH KELAHIRAN
Sejarah liberalisme termasuk juga liberalisme agama adalah tonggak baru bagi sejarah kehidupan masyarakat Barat dan karena itu, disebut dengan periode pencerahan. Perjuangan untuk kebebasan mulai dihidupkan kembali di zaman renaissance di Italia. Paham ini muncul ketika terjadi konflik antara pendukung-pendukung negara kota yang bebas melawan pendukung Paus. Liberalisme lahir dari sistem kekuasaan sosial dan politik sebelum masa Revolusi Prancis berupa sistem merkantilisme, feodalisme, dan gereja roman Katolik. Liberalisme pada umumnya meminimalkan campur tangan negara dalam kehidupan sosial. Sebagai satu ideologi, liberalisme bisa dikatakan berasal dari falsafah humanisme yang mempersoalkan kekuasaan gereja di zaman renaissance dan juga dari golongan Whings semasa Revolusi Inggris yang menginginkan hak untuk memilih raja dan membatasi kekuasaan raja. Mereka menentang sistem merkantilisme dan bentuk-bentuk agama kuno dan berpaderi.
Prinsip dasar liberalisme adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Di samping itu, liberalismme juga membawa dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranya adalah mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan; pemindahan agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total terhadap agama Kristen dan gereja atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal dan lembaga sosial.
Dalam liberalisme budaya, paham ini menekankan hak-hak pribadi yang berkaitan dengan cara hidup dan perasaan hati. Liberalisme budaya secara umum menentang keras campur tangan pemerintah yang mengatur sastra, seni, akademis, perjudian, seks, pelacuran, aborsi, keluarga berencana, alkohol, ganja, dan barang-barang yang dikontrol lainnya. Belanda, dari segi liberalisme budaya, mungkin negara yang paling liberal di dunia.
    MUNCULNYA LIBERALISME
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka. Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :
-           Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
-           Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
-           Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
-           Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.
-           Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.
Pada tahun 1932 Franklin D. Roosevelt (1882-1945) ingin mengubah Amerika Serikatmenjadi masyarakat yang peduli terhadap sesama: meningkatkan kehidupan bersama kearah kesejahteraan bersama. Agaknya apa yang dikatakan Green, the self is a social self, ia terapkan dalam praktek. Maka dalam hak milik pun yang semula dianggap pantang untuk dibatasi atau dicampuri, sebagian yang dimiliki itu dipandang hak orang hak berpunya. Jaminan sosial (social security) bagi pekerja menjadi kemestian; malah kaum pengangguran pun dibantu, dan orang jompo tidak dibiarkan merana. Dengan New Deal(cara baru) ia menuju welfare state, negara kesejahteraan walaupun masik dengan penamaan individualisme. Liberalisme, ( dan demokrasi).[2][2]
Prinsip dasar liberalisme adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Di samping itu, liberalismme juga membawa dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranya adalah mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan; pemindahan agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total terhadap agama Kristen dan gereja atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal dan lembaga sosial.[3][3] 
   Sistem Politik Liberalisme
            Jhon Lock mengemukan bahwa manusia itu dijamin oleh konstitusi dan dilindungi oleh pemerintah. Pemerintah harus memakai system perwakilan, jadi harus dalam rangka demokratis.[4][4] Dengan dianutnya paham liberal negara-negara kerjaan yang bersifat feodal dan bertumpu pada kesetiaan terhadap raja dan keluarnya telah berubah. Prinsip dasar liberalisme adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Di samping itu, liberalismme juga membawa dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranya adalah mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan; pemindahan agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total terhadap agama Kristen dan gereja atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal dan lembaga sosial. Sedangkan liberalisme ekonomi mendukung kepemilikan harta pribadi dan menentang peraturan-peraturan pemerintah yang membatasi hak-hak terhadap harta pribadi. Paham ini bermuara pada kapitalisme melalui pasar bebas. Sedangkan liberalisme ekonomi mendukung kepemilikan harta pribadi dan menentang peraturan-peraturan pemerintah yang membatasi hak-hak terhadap harta pribadi. Paham ini bermuara pada kapitalisme melalui pasar bebas.[5][5]
*          KAPITALISME
            Adapun kapitalisme merupakan cara produksi, secara luas dapat dijelaskan bahwa kapitalisme sebagai: ”Suatu cara perekonomian yang berhubungan dengan produksi-produksi apa saja yang dapat diselenggarakan dalam suatu perusahaan”[6][6]. Atau stelsel pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.[7][7] Kapitalisme juga merupakan sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada asas perkembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasaan paham kebebasan. Tetapi siistem ini telah melahirkan banyak malapetaka didunia, akan tetapi ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan campur tangan politis, sosial, dan kultur terhadap bangsa-bangsa didunia.[8][8]
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
    SEJARAH
         Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu. Kapitalisme adalah salah satu pola pandang manusia dalam segala kegiatan ekonominya. Perkembangannya tidak selalu bergerak ke arah positif seperti yang dibayangkan banyak orang, tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang menyebabkan aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya, seperti komunisme.
    Sistem Ekonomi Kapitalis
Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.[9][9]
Ide-ide  Karl Marx sangatlah penting. Dia sama sekali tidak menganggap kepemilikan alat-alat produksi oleh individu swasta merupakan masalah utama kapitalisme. Yang ia tolak adalah sebuah situasi dimana alat produksi dikontrol oleh minoritas dalam berbagai bentuk untuk mengeksploitasi mayoritas. Eksploitasi semacam ini mengambil bentuk dalam hubungan sosial di tempat kerja. Yakni para pekerja yang tidak memiliki perangkat produksi, dan tidak memiliki komoditi untuk dijual sehingga mereka harus menjual tenaga kerjanya untuk gaji (wage labour system). Ini berarti mereka tidak memiliki kontrol dari hasil kerjanya. Dalam sebuah sistem ekonomi seperti ini, tidak ada kemungkinan untuk merencanakan perekonomian demi kepentingan masyarakat luas. Justru sebaliknya, setiap kapitalis akan didorong oleh kompetisi untuk membangun usaha dengan mengorbankan orang lain. Seperti yang dikatakan Marx, 'Akumulasi! Akumulasi! itu adalah nabi-nabi baginya'. Ini berarti yang kuat memakan yang lemah, dan sistemnya akan turun secara drastis sampai mengalami krisis ekonomi.
Marx, menyebut kondisi seperti ini keterasingan (atau alienasi) pekerja, dan salah satu slogannya yang sangat terkenal adalah 'penghapusan sistem wage labour".Di dunia moderen, modal memiliki bentuk yang bermacam-macam. Di mancanegara terjadi swastanisasi perusahaan-perusahan milik negara. Negara-negara lain seperti Swedia atau Italia masih memiliki sektor negara yang besar, sedangkan di Cina dan Kuba perencanaan ekonominya masih dilakukan secara terpusat. Tetapi di semua negara itu analisa fundamental Marx masih sangat relevan. Alat-alat produksi masih dikontrol oleh minoritas meskipun komposisinya sangat bermacam-macam dari para pengusaha individu melalui sektor swasta dan birokrat yang bekerja di sektor publik.
*          SOSIALISME
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.

SEJARAH
Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap liberalisme abad ke 19. Pendukung liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang memiliki industri, perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum buruh terlantar. Kaum Borjuis dengan semakin baiknya alat produksi, sempurnanya alat-alat komunikasi, menarik semua bangsa bahkan yang paling biadab sekalipun keperadaban dunia.[10][10]
Sosialisme Utopis atau Sosialisme Utopia adalah sebuah istilah untuk mendefinisikan awal mula pemikiran sosialisme modern. Para sosialis utopis tidak pernah benar-benar menggunakan ini untuk menyebut diri mereka; istilah "Sosialisme Utopis" awalnya diperkenalkan oleh Karl Marx dan kemudian digunakan oleh pemikir-pemikir sosialis setelahnya, untuk menggambarkan awal kaum sosialis intelektual yang menciptakan hipotetis masa datang dari penganut paham egalitarian dan masyarakat komunal tanpa semata-mata memperhatikan diri mereka sendiri dengan suatu cara dimana komunitas masyarakat seperti itu bisa diciptakan atau diperjuangkan.
Karena Sosialisme utopis ini lebih merupakan sebuah kategori yang luas dibanding sebuah gerakan politik yang spesifik, maka sebenarnya sulit untuk mendefinisikan secara tepat istilah ini. Merujuk kepada beberapa definisi, desinisi sosialisme utopis ini sebaiknya melihat para penulis yang menerbitkan tulisan-tulisan mereka pada masa antara Revolusi Perancis dan pertengahan 1930-an. Definisi lain mengatakan awal mula sosialisme utopis jauh lebih ke masa lalu, dengan mengambil contoh bahwa figur Yesus adalah salah satu diantara penganut sosialisme utopis.
Istilah "sosialisme ilmiah" kadang digunakan oleh para penganut paham Marxisme untuk menguraikan versi sosialisme mereka, terutama untuk tujuan membedakannya dari Sosialisme Utopis dimana telah terdeskripsi dan idealistis (dalam beberapa hal mewakili suatu yang ideal) dan bukan ilmiah, yaitu, yang dibangun melalui pemikiran dan berdasarkan pada ilmu-ilmu sosial.

 SOSIALISME DAN DEMOKRASI
Demokrasi dan sosialilsme merupakan dua ideologi yang sekarang nampak diannut di berbagai Negara yang bukan Fasis dan bukan Komunis. Dalam keadaan sekarang tidak mudah merumuskan pengertian demokrasi . Berbagai macam demokrasi telah berkembang menjadi berbagaai bentuk masyarakat. Demokrasi Inggris modern atau demokrasi Swedia lebih dekat dalam beberapa hal pada sosialisme Negara di Soviet Rusia dibandingkan dengan sistim ekonomi Amerika Serikat . Akan tetapi dalam soal-soal perorangan dan kemerdekaan politik hal sebaliknya yang berlaku . Berbeda lagi yang ada di Amerika Serikat mungkin dapat disebut “demokrasi kapitalis”. Disebut demikian karena yang tampak hanya demokrasi politik, tetapi tidak cukup ada apa yang dinamakan demokrasi ekonomi dengan tetap adanya freefight ekonomi yang memungkinkan beberapa gelintir orang menjadi kapitalis yang amat kaya .
Demokrasi ekonomi dan disamping itu demokrasi sosial dapat diketemukan dalam idiologi sosialisme, yang pada prinsipnya menjurus kepada suatu keadilan sosial dengan semboyan : kepada seorang harus diberikan sejumlah yang sesuai dengan nilai pekerjaanya. Akan tetapi untuk mencapai itu, pemerintah sering harus campur tangan dengan membatasi keluasaan gerak-gerik para warganegara. Sampai di mana ini berlaku, tergantung dari keadaan setempat di tiap-tiap Negara ( Wiryono P., 1981: 137) .
§    UNSUR-UNSUR PEMIKIRAN DAN POLITIK SOSIALISME
Sosialisme, seperti gerakan-gerakan dan gagasan liberal lainnya, hal ini mungkin karena kaum liberal tidak dapat menyepakati seperangkat keyakinan dan doktrin tertentu. Apalagi sosialisme telah berkembang di berbagai Negara dengan tradisi nasionalnya sendiri dan tidak pernah ada otoritas pusat yang menentukan garis kebijakan partai sosialis yang bersifat mengikat, namun garis-garis besar pemikiran dan kebijakan sosialis dapat disimak dari tulisan-tulisan ahli sosialis dan kebijakan partai sosialis. Apa yang muncul dari pemikiran dan kebijakan itu bukanlah merupakan sesuatu konsisten. Kekuatan dan kelemahan utama sosialisme terletak dalam kenyataan bahwa system itu tidak memiliki doktrin yang pasti dan berkembang karena sumber-sumber yang saling bertentangan dalam masyarakat yang merupakan wadah perkembangan sosialisme.
Unsur-unsur pemikiran dan politik sosialis yang rumit dan saling bertentangan dengan jelas tergambar dalam gerakan sosialis Inggris. Unsur-unsur yang ada dalam gerakan sosialis Inggris adalah: (1). Agama, (2) Idealisme Etis dan Estetis, (3) Empirisme Fabian, (4) Liberalisme (Willian Ebenstein,1985:188).
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas kapitalisme lahir karena di latar belakangi oleh paham liberalisme yang tidak memberikan kepuasan kepada para penguasaha dan pekerja untuk mengembangkan usahanya. Kapitalisme sendiri menimbulkan malapetaka bagi banyak manusia, karena paham kapitalisme memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk melakukan apa yang diinginkan dan di perlukan untuk memajukan perusahaan mereka.
Sosialisme adalah pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu , yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara merata . Sosialisme sebagai ideology politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi , konstitusional –parlementer , dan tanpa kekerasan.
Sosialisme sebagai ideology politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.
 REFERENSI
Dr Firdaus Syam, M.A. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta. Bumi Aksara
Deliar Noer. Pemikiran Politik di Negeri Barat. Mizan Pustaka.
Heywood, Andrew. Key Concepts in Politics, 1988. New York: Palgrave
Franz Mignis-Suseno. 2001. Pemikiran Karl Marx. Jakarta. PT. Gramedia Puataka Utama
Soultou, R.H. 1977. Pengantar Ilmu Politik. Ary Study Club
Cahyono, Cheppy Herry. 1986. Ilmu Politik dan Perspektifnya. Yogyakarta: Tiara Wacana
Surbakti, Ramblan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo



[1][1] Maxime Rodinson, Islam dan Kapitalisme, Bandung , Iqra, 1982, hlm 31 (pendapat  ini dimuat dalam:Dr Firdaus Syam, M.A. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta. Bumi Aksara hlm 245)
[2][2] Sebenarnya kapitalisme amerika sudah dari abad ke 19 menerima campur tangan pemerintah dan masyarakat dalam hal milik. Ini terbukti dari UU anti-trust dan kartel, kepemilikan yang bersifat monopoli.(dimuat dalam: Deliar Noer. Pemikiran Politik di Negeri Barat. Mizan Pustaka. Hlm 244)
[3][3] Rudi M. 2003. Pengantar Ilmu Politik
[4][4] Ibid. hlm 59
[5][5] Surbakti, R. 1992. Memahami Ilmu Politik.
[6][6] Sukarno, Di Bawah Bendera Revolusi, Jilid 1, Jakarta, Panitia Penerbit DBR, 1965. hlm 181
[7][7] Sukarna, Ideologi, Bandung, Alumni. 1981. hlm 59
[8][8] Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMI. Abu Rido(Pnyt) Gerakan Keagamaan dan Pemikiran. WAMI. 1999. hlm 167
[9][9] Marhainis Abdul Hay,et, All, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45. Jakarta. UPN Veteran, 1982. hlm 88
[10][10] Schumacher, Kecil Itu Indah, Jakarta, LP3ES,1979, hlm240-241 dan 246