Secara etimologis berasal dari kata atau bahasa latin yang berati free selanjutnya liberal berati nonrestricted,
tidak dibatasi atau independent in
opinion; bebas dalam berpendapat.[1]
Liberalisme atau Liberal
adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan
pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum,
liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki
adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha
pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan
yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu.
SEJARAH KELAHIRAN
SEJARAH KELAHIRAN
Sejarah liberalisme termasuk
juga liberalisme agama adalah tonggak baru bagi sejarah kehidupan masyarakat
Barat dan karena itu, disebut dengan periode pencerahan. Perjuangan untuk kebebasan mulai dihidupkan
kembali di zaman renaissance di Italia. Paham ini muncul ketika terjadi konflik antara pendukung-pendukung negara
kota yang bebas melawan pendukung Paus. Liberalisme lahir dari sistem kekuasaan
sosial dan politik sebelum masa Revolusi Prancis berupa sistem merkantilisme,
feodalisme, dan gereja roman Katolik. Liberalisme pada umumnya meminimalkan
campur tangan negara dalam kehidupan sosial. Sebagai satu ideologi, liberalisme
bisa dikatakan berasal dari falsafah humanisme yang mempersoalkan kekuasaan
gereja di zaman renaissance dan juga dari golongan Whings semasa Revolusi
Inggris yang menginginkan hak untuk memilih raja dan membatasi kekuasaan raja.
Mereka menentang sistem merkantilisme dan bentuk-bentuk agama kuno dan
berpaderi.
Prinsip dasar liberalisme
adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam pemikiran, agama,
suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Di samping itu, liberalismme
juga membawa dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranya
adalah mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan; pemindahan
agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total
terhadap agama Kristen dan gereja atas statusnya sebagai lembaga publik,
lembaga legal dan lembaga sosial.
Dalam liberalisme budaya,
paham ini menekankan hak-hak pribadi yang berkaitan dengan cara hidup dan
perasaan hati. Liberalisme budaya secara umum menentang keras campur tangan
pemerintah yang mengatur sastra, seni, akademis, perjudian, seks, pelacuran,
aborsi, keluarga berencana, alkohol, ganja, dan barang-barang yang dikontrol
lainnya. Belanda, dari segi liberalisme budaya, mungkin negara yang paling
liberal di dunia.
MUNCULNYA LIBERALISME
MUNCULNYA LIBERALISME
Liberalisme tidak diciptakan
oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh golongan
intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum pada zaman
itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang dan
industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang
membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan
semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik (rezim
terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu mengembangkan
kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua
individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini
mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala tindakannya baik
itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang bertindak atas
tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut asumsi
liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih mendukung
pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan utama
politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan
menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam
pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka. Oleh karena itu, walaupun
seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang
lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga
demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri
keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut.
Jadi, ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :
- Pertama,
demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
- Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual
penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
- Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat
secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga
rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
- Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain
merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian
rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan
dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh
mungkin dibatasi.
- Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila
setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat
secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu
maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari
seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya
termasuk Amerika Serikat.
Pada tahun 1932 Franklin D.
Roosevelt (1882-1945) ingin mengubah Amerika Serikatmenjadi masyarakat yang
peduli terhadap sesama: meningkatkan kehidupan bersama kearah kesejahteraan
bersama. Agaknya apa yang dikatakan Green, the self is a social self, ia
terapkan dalam praktek. Maka dalam hak milik pun yang semula dianggap pantang
untuk dibatasi atau dicampuri, sebagian yang dimiliki itu dipandang hak orang
hak berpunya. Jaminan sosial (social security) bagi pekerja menjadi kemestian;
malah kaum pengangguran pun dibantu, dan orang jompo tidak dibiarkan merana.
Dengan New Deal(cara baru) ia menuju welfare state, negara kesejahteraan walaupun
masik dengan penamaan individualisme. Liberalisme, ( dan demokrasi).[2][2]
Prinsip dasar liberalisme adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak
terbatas dalam pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan
politik. Di samping itu, liberalismme juga membawa dampak yang besar bagi
sistem masyarakat Barat, di antaranya adalah mengesampingkan hak Tuhan dan
setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan; pemindahan agama dari ruang publik
menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total terhadap agama Kristen dan
gereja atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal dan lembaga sosial.[3][3]
Sistem Politik Liberalisme
Sistem Politik Liberalisme
Jhon Lock mengemukan bahwa manusia
itu dijamin oleh konstitusi dan dilindungi oleh pemerintah. Pemerintah harus memakai system perwakilan, jadi
harus dalam rangka demokratis.[4][4] Dengan dianutnya paham liberal
negara-negara kerjaan yang bersifat feodal dan bertumpu pada kesetiaan terhadap
raja dan keluarnya telah berubah. Prinsip dasar liberalisme adalah keabsolutan
dan kebebasan yang tidak terbatas dalam pemikiran, agama, suara hati,
keyakinan, ucapan, pers dan politik. Di samping itu, liberalismme juga membawa
dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranya adalah
mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan;
pemindahan agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian
total terhadap agama Kristen dan gereja atas statusnya sebagai lembaga publik,
lembaga legal dan lembaga sosial. Sedangkan liberalisme ekonomi mendukung
kepemilikan harta pribadi dan menentang peraturan-peraturan pemerintah yang
membatasi hak-hak terhadap harta pribadi. Paham ini bermuara pada kapitalisme
melalui pasar bebas. Sedangkan liberalisme ekonomi mendukung kepemilikan harta
pribadi dan menentang peraturan-peraturan pemerintah yang membatasi hak-hak
terhadap harta pribadi. Paham ini bermuara pada kapitalisme melalui pasar
bebas.[5][5]
KAPITALISME
Adapun
kapitalisme merupakan cara produksi, secara luas dapat dijelaskan bahwa kapitalisme
sebagai: ”Suatu cara perekonomian yang berhubungan dengan produksi-produksi apa
saja yang dapat diselenggarakan dalam suatu perusahaan”[6][6]. Atau stelsel pergaulan hidup yang timbul
dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.[7][7] Kapitalisme juga merupakan sistem ekonomi
yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada asas perkembangan hak
milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasaan paham kebebasan. Tetapi
siistem ini telah melahirkan banyak malapetaka didunia, akan tetapi ia terus
melakukan tekanan-tekanannya dan campur tangan politis, sosial, dan kultur
terhadap bangsa-bangsa didunia.[8][8]
Kapitalisme atau Kapital
adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya
untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat
melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama. Walaupun demikian,
kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima
secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem
yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki
maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,
seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang
jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan
bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk
mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
SEJARAH
SEJARAH
Kapitalisme
memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang
dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild
sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang
sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan
kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme
lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu. Kapitalisme adalah salah
satu pola pandang manusia dalam segala kegiatan ekonominya. Perkembangannya
tidak selalu bergerak ke arah positif seperti yang dibayangkan banyak orang,
tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan
terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang menyebabkan
aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang mengancam
kapitalisme, melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya, seperti
komunisme.
Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem Ekonomi Kapitalis
Adam Smith adalah tokoh
ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya kurang
mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang menganggap tanah
adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi
haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money,
modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena
uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila
diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang
akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire
atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai
pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.[9][9]
Ide-ide Karl Marx sangatlah penting. Dia sama sekali
tidak menganggap kepemilikan alat-alat produksi oleh individu swasta merupakan
masalah utama kapitalisme. Yang ia tolak adalah sebuah situasi dimana alat
produksi dikontrol oleh minoritas dalam berbagai bentuk untuk mengeksploitasi
mayoritas. Eksploitasi semacam ini mengambil bentuk dalam hubungan sosial di
tempat kerja. Yakni para pekerja yang tidak memiliki perangkat produksi, dan
tidak memiliki komoditi untuk dijual sehingga mereka harus menjual tenaga
kerjanya untuk gaji (wage labour system). Ini berarti mereka tidak memiliki
kontrol dari hasil kerjanya. Dalam sebuah sistem ekonomi seperti ini, tidak ada
kemungkinan untuk merencanakan perekonomian demi kepentingan masyarakat luas.
Justru sebaliknya, setiap kapitalis akan didorong oleh kompetisi untuk
membangun usaha dengan mengorbankan orang lain. Seperti yang dikatakan Marx,
'Akumulasi! Akumulasi! itu adalah nabi-nabi baginya'. Ini berarti yang kuat
memakan yang lemah, dan sistemnya akan turun secara drastis sampai mengalami
krisis ekonomi.
Marx, menyebut kondisi seperti
ini keterasingan (atau alienasi) pekerja, dan salah satu slogannya yang sangat
terkenal adalah 'penghapusan sistem wage labour".Di dunia moderen, modal
memiliki bentuk yang bermacam-macam. Di mancanegara terjadi swastanisasi perusahaan-perusahan
milik negara. Negara-negara lain seperti Swedia atau Italia masih memiliki
sektor negara yang besar, sedangkan di Cina dan Kuba perencanaan ekonominya
masih dilakukan secara terpusat. Tetapi di semua negara itu analisa fundamental Marx masih sangat
relevan. Alat-alat produksi masih dikontrol oleh minoritas meskipun
komposisinya sangat bermacam-macam dari para pengusaha individu melalui sektor
swasta dan birokrat yang bekerja di sektor publik.
SOSIALISME
Istilah sosialisme atau
sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau
kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan
sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali
untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini
mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang
dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle.
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang
berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah
ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19
hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan
masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani
masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
SEJARAH
SEJARAH
Sosialisme yang kita kenal
sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap liberalisme abad ke
19. Pendukung liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang memiliki
industri, perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum
buruh terlantar. Kaum Borjuis dengan semakin baiknya alat produksi, sempurnanya
alat-alat komunikasi, menarik semua bangsa bahkan yang paling biadab sekalipun
keperadaban dunia.[10][10]
Sosialisme Utopis atau
Sosialisme Utopia adalah sebuah istilah untuk mendefinisikan awal mula
pemikiran sosialisme modern. Para sosialis utopis tidak pernah benar-benar
menggunakan ini untuk menyebut diri mereka; istilah "Sosialisme
Utopis" awalnya diperkenalkan oleh Karl Marx dan kemudian digunakan oleh
pemikir-pemikir sosialis setelahnya, untuk menggambarkan awal kaum sosialis
intelektual yang menciptakan hipotetis masa datang dari penganut paham
egalitarian dan masyarakat komunal tanpa semata-mata memperhatikan diri mereka
sendiri dengan suatu cara dimana komunitas masyarakat seperti itu bisa
diciptakan atau diperjuangkan.
Karena Sosialisme utopis ini lebih
merupakan sebuah kategori yang luas dibanding sebuah gerakan politik yang
spesifik, maka sebenarnya sulit untuk mendefinisikan secara tepat istilah ini.
Merujuk kepada beberapa definisi, desinisi sosialisme utopis ini sebaiknya
melihat para penulis yang menerbitkan tulisan-tulisan mereka pada masa antara
Revolusi Perancis dan pertengahan 1930-an. Definisi lain mengatakan awal mula
sosialisme utopis jauh lebih ke masa lalu, dengan mengambil contoh bahwa figur
Yesus adalah salah satu diantara penganut sosialisme utopis.
Istilah "sosialisme ilmiah"
kadang digunakan oleh para penganut paham Marxisme untuk menguraikan versi
sosialisme mereka, terutama untuk tujuan membedakannya dari Sosialisme Utopis
dimana telah terdeskripsi dan idealistis (dalam beberapa hal mewakili suatu
yang ideal) dan bukan ilmiah, yaitu, yang dibangun melalui pemikiran dan
berdasarkan pada ilmu-ilmu sosial.
SOSIALISME DAN DEMOKRASI
SOSIALISME DAN DEMOKRASI
Demokrasi dan sosialilsme
merupakan dua ideologi yang sekarang nampak diannut di berbagai Negara yang
bukan Fasis dan bukan Komunis. Dalam keadaan sekarang tidak mudah merumuskan
pengertian demokrasi . Berbagai macam demokrasi telah berkembang menjadi
berbagaai bentuk masyarakat. Demokrasi Inggris modern atau demokrasi Swedia
lebih dekat dalam beberapa hal pada sosialisme Negara di Soviet Rusia
dibandingkan dengan sistim ekonomi Amerika Serikat . Akan tetapi dalam
soal-soal perorangan dan kemerdekaan politik hal sebaliknya yang berlaku .
Berbeda lagi yang ada di Amerika Serikat mungkin dapat disebut “demokrasi
kapitalis”. Disebut demikian karena yang tampak hanya demokrasi politik, tetapi
tidak cukup ada apa yang dinamakan demokrasi ekonomi dengan tetap adanya freefight
ekonomi yang memungkinkan beberapa gelintir orang menjadi kapitalis yang amat
kaya .
Demokrasi ekonomi dan
disamping itu demokrasi sosial dapat diketemukan dalam idiologi sosialisme,
yang pada prinsipnya menjurus kepada suatu keadilan sosial dengan semboyan :
kepada seorang harus diberikan sejumlah yang sesuai dengan nilai pekerjaanya.
Akan tetapi untuk mencapai itu, pemerintah sering harus campur tangan dengan
membatasi keluasaan gerak-gerik para warganegara. Sampai di mana ini berlaku,
tergantung dari keadaan setempat di tiap-tiap Negara ( Wiryono P., 1981: 137) .
§ UNSUR-UNSUR PEMIKIRAN DAN
POLITIK SOSIALISME
Sosialisme, seperti
gerakan-gerakan dan gagasan liberal lainnya, hal ini mungkin karena kaum
liberal tidak dapat menyepakati seperangkat keyakinan dan doktrin tertentu.
Apalagi sosialisme telah berkembang di berbagai Negara dengan tradisi
nasionalnya sendiri dan tidak pernah ada otoritas pusat yang menentukan garis
kebijakan partai sosialis yang bersifat mengikat, namun garis-garis besar
pemikiran dan kebijakan sosialis dapat disimak dari tulisan-tulisan ahli
sosialis dan kebijakan partai sosialis. Apa yang muncul dari pemikiran dan kebijakan itu bukanlah merupakan sesuatu
konsisten. Kekuatan dan kelemahan utama sosialisme terletak dalam kenyataan
bahwa system itu tidak memiliki doktrin yang pasti dan berkembang karena
sumber-sumber yang saling bertentangan dalam masyarakat yang merupakan wadah
perkembangan sosialisme.
Unsur-unsur pemikiran dan
politik sosialis yang rumit dan saling bertentangan dengan jelas tergambar
dalam gerakan sosialis Inggris. Unsur-unsur yang ada dalam gerakan sosialis
Inggris adalah: (1). Agama, (2) Idealisme Etis dan Estetis, (3) Empirisme
Fabian, (4) Liberalisme (Willian Ebenstein,1985:188).
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas
kapitalisme lahir karena di latar belakangi oleh paham liberalisme yang tidak
memberikan kepuasan kepada para penguasaha dan pekerja untuk mengembangkan
usahanya. Kapitalisme sendiri menimbulkan malapetaka bagi banyak manusia,
karena paham kapitalisme memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk melakukan
apa yang diinginkan dan di perlukan untuk memajukan perusahaan mereka.
Sosialisme adalah pandangan
hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu , yang berhasrat menguasai
sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara merata .
Sosialisme sebagai ideology politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang
dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang
mencita-citakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui
jalan evolusi, persuasi , konstitusional –parlementer , dan tanpa kekerasan.
Sosialisme sebagai ideology politik timbul
dari keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi
industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka
sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.
REFERENSI
Dr Firdaus Syam, M.A. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta. Bumi Aksara
Deliar Noer. Pemikiran
Politik di Negeri Barat. Mizan Pustaka.
Heywood, Andrew.
Key Concepts in Politics, 1988. New York: Palgrave
Franz Mignis-Suseno. 2001. Pemikiran Karl Marx. Jakarta. PT. Gramedia Puataka Utama
Soultou, R.H.
1977. Pengantar Ilmu Politik. Ary
Study Club
Cahyono, Cheppy Herry. 1986. Ilmu
Politik dan Perspektifnya. Yogyakarta: Tiara Wacana
Surbakti, Ramblan. 1992. Memahami
Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo
[1][1] Maxime Rodinson, Islam dan Kapitalisme, Bandung , Iqra, 1982, hlm 31 (pendapat ini dimuat dalam:Dr Firdaus Syam, M.A. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta. Bumi
Aksara hlm 245)
[2][2] Sebenarnya kapitalisme amerika sudah dari
abad ke 19 menerima campur tangan pemerintah dan masyarakat dalam hal milik.
Ini terbukti dari UU anti-trust dan kartel, kepemilikan yang bersifat
monopoli.(dimuat dalam: Deliar Noer. Pemikiran
Politik di Negeri Barat. Mizan Pustaka. Hlm 244)
[3][3]
Rudi M. 2003. Pengantar Ilmu Politik
[4][4] Ibid. hlm 59
[6][6]
Sukarno, Di Bawah Bendera Revolusi,
Jilid 1, Jakarta,
Panitia Penerbit DBR, 1965. hlm 181
[8][8] Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMI.
Abu Rido(Pnyt) Gerakan Keagamaan dan
Pemikiran. WAMI. 1999. hlm 167
[9][9] Marhainis Abdul Hay,et, All, Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 45. Jakarta. UPN Veteran, 1982. hlm 88
Tidak ada komentar:
Posting Komentar