Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa
barakatuhu,
Alhamdulillahi rabbil’alamin, aladzi laa
ilaha illa hu, lahul mulkun walahul hamd, wa huwa’alaa kulli syai’in qadir,
Alluhumma shalli wasalim wa barik ‘alaa
sayyidinnaa wa maulana wa habibinna Muhammad ibn Abdullah SAW wa ‘alaa alihi wa
ashhabihiwa man tabi’ahum bi ihsani ilaa yaumiddin ajma’in,amma ba’d.
Alhamdulillah, berkat doa dari antum semuanya
disertai dengan sedikit kerja keras dari kami selaku pihak pengurus dan staf
redasksi ROHIS SMAN1S, kini telah dapat kita saksikan bersama kehadiran karya
tulisan dari kami yang dituangkan dalam secarik keretas berpredikat BULETIN
ROHIS SMAN1S yang bermaksud untuk menyebarkan pesan dakwah dan estafet ilmu
agama islam.
Kehadiran buletin ini diharapkan agar ilmu
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad dapat terus bergulir sampai nanti hari
kiamat kelak dan hendak menghidupkan nilai-nilai islam didalam kehidupan
sehari-hari kita selaku manusiaa yang mengaku diri kita adalah seorang muslim.
Dalam
pembuatan buletin ini tentu kita tidak akan dapati nilai kesempurnanya, apabila
ada sesuatu yang kurang berkenan, kami mohon maaf dan sangat berharap para
pembaca mau memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada pihak redaksi
ROHIS guna bisa tercapainya perbaikan produk.
Demikian. Kami selaku tim redaksi ROHIS
SMAN1S, mengucapkan,
SELAMAT MEMBACA.........!!!!!!!!
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi
wabarakatuhu.
KEBANGKITAN
DUNIA ISLAM
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : "Asas-asas apakah yang dapat menyebabkan Dunia Islam bangkit kembali .?
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : "Asas-asas apakah yang dapat menyebabkan Dunia Islam bangkit kembali .?
Jawaban.
Yang saya yakini ialah apa yang terdapat dalam hadits shahih. Ia merupakan jawaban tegas terhadap pertanyaan semacam itu, yang mungkin di lontarkan pada masa sekarang ini. Hadits itu adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Apabila kamu melakukan jual beli dengan sistem 'iinah (seseorang menjual sesuatu kepada orang lain dengan pembayaran di belakang, tetapi sebelum si pembeli membayarnya si penjual telah membelinya kembali dengan harga murah -red), menjadikan dirimu berada di belakang ekor sapi, ridha dengan cocok tanam dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menjadikan kamu dikuasai oleh kehinaan, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu dari dirimu sebelum kamu rujuk (kembali) kepada dien kamu".[Hadist Shahih riwayat Abu Dawud].
Jadi Asasnya ialah RUJUK (Kembali) Kepada
ISLAM. Persoalan ini, telah diisyaratkan oleh Imam Malik rahimahullah dalam
sebuah kalimat ma'tsur yang ditulis dengan tinta emas : "Barangsiapa
mengada-adakan bid'ah di dalam Islam kemudian menganggap bid'ah itu baik,
berarti ia telah menganggap Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam menghianati
risalah". Bacalah firman Allah Tabaraka wa Ta'ala. "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-sempurnakan buatmu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama
bagimu".[Al-Maaidah : 3].
Imam Malik -rh- berkata : "Oleh karenanya apa yang hari itu bukan agama, maka hari ini-pun bukan agama, dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada awal umat ini"
Imam Malik -rh- berkata : "Oleh karenanya apa yang hari itu bukan agama, maka hari ini-pun bukan agama, dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada awal umat ini"
Kalimat terakhir di atas itulah yang
berkaitan dengan jawaban dari pertanyaan ini, yaitu pernyataannya :
"Dan
tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada
awal umat ini".
Oleh sebab itu, sebagaimana halnya orang
Arab Jahiliyah dahulu tidak menjadi baik keadaannya kecuali setelah datangnya
Nabi mereka, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan membawa wahyu dari
langit, yang telah menyebabkan kehidupan mereka di dunia berbahagia dan selamat
dalam kehidupan akhirat. Demikian pula seyogyanya asas yang mesti dijadikan
pijakan bagi kehidupan Islami nan membahagiakan di masa kini, yakni tiada lain
hanyalah RUJUK (kembali) kepada Al-Kitab was Sunnah.
Hanya saja, masalahnya memerlukan sedikit penjelasan,
sebab betapa banyak jama'ah serta golongan-golongan di "lapangan"
mengaku bahwa mereka telah meletakkan sebuah manhaj yang memungkinkan dengannya
terwujud masyarakat Islam dan terwujud pelaksanaan hukum berdasarkan Islam.
Sementara itu kita mengetahui dari Al-Kitab
dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa jalan bagi
terwujudnya itu semua hanya ada satu jalan, yaitu sebagaimana yang disebutkan
oleh Allah Ta'ala dalam firmannya.
"Dan sesungguhnya (yang Kami
perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan
kamu dari jalan-Nya". [Al-An'am :
153].
Dan sungguh Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam, telah menjelaskan makna ayat ini kepada para shahabatnya. Beliau
pada suatu hari menggambarkan kepada para shahabat sebuah garis lurus di atas
tanah, disusul dengan menggambar garis-garis pendek yang banyak di sisi-sisi
garis lurus tadi.
Kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
membacakan ayat di atas ketika menudingkan jari tangannya yang mulia ke atas
garis yang lurus dan kemudian menunjuk garis-garis yang terdapat pada
sisi-sisinya, beliau bersabda:
"Ini adalah jalan Allah, sedangkan
jalan-jalan ini, pada setiap muara jalan-jalan tersebut ada syaithan yang
menyeru kepadanya". [Shahih
sebagaimana terdapat di dalam "Zhilalul Jannah fi takhrij As-Sunnah :
16-17].
Allah 'Azza wa Jalla-pun menguatkan ayat
beserta penjelasannya dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits
di atas, dengan ayat lain, yaitu firman-Nya.
"Dan
barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas petunjuk (kebenaran) baginya,
dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia
kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-seburuk tempat kembali".[An-Nisaa
: 115]
Dalam ayat ini terdapat sebuah hikmah yang
tegas, yakni bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengikatkan "jalannya
orang-orang mukmin" kepada apa yang telah di bawa oleh Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal inilah yang telah diisyaratkan oleh Rasullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits iftiraq (perpecahan) ketika beliau
ditanya tentang Al-Firqah An Najiyah (golongan yang selamat), saat itu beliau
menjawab :
"(Yaitu) apa yang aku dan shahabatku
hari ini ada di atasnya" [lihat
As-Silsilah Ash-Shahihah : 203]
Apakah gerangan hikmah yang di maksud
ketika Allah menyebutkan "Jalannya orang-orang mukmin (Sabiilul
mukminim)" dalam ayat tersebut .? Dan apakah kiranya hal yang dimaksud
ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengikatkan para shahabatnya
kepada diri beliau sendiri dalam hadits di muka .? Jawabannya, bahwa para
shahabat radliyallahu anhum itu adalah orang-orang yang telah menerima
pelajaran dua wahyu (Al-Qur'an dan As-Sunnah) langsung dari Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau telah menjelaskannya langsung kepada
mereka tanpa perantara, tidak sebagaimana keadaan orang-orang yang sesudahnya.
Tentu saja hasilnya adalah seperti yang
pernah dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya :
"Sesungguhnya
orang yang hadir akan dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang
yang tidak hadir"[Lihat Shahih
Al-Jami' : 1641].
Oleh sebab itulah, iman para shahabat
terdahulu lebih kuat daripada orang-orang yang datang sesudahnya. Ini pula
telah diisyaratkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits
mutawatir : "Sebaik-baik manusia
adalah generasiku, kemudian orang-orang yang sesudahnya, kemudian orang-orang
yang sesudahnya lagi "[Muttafaq
'alaihi].
Berdasarkan hal ini, seorang muslim tidak
bisa berdiri sendiri dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah, tetapi ia harus
meminta bantuan dalam memahami keduanya dengan kembali kepada para shahabat
Nabi yang Mulia, orang-orang yang telah menerima pelajaran tentang keduanya
langsung dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang terkadang
menjelaskannya dengan perkataan, terkadang dengan perbuatan dan terkadang
dengan taqrir (persetujuan) beliau.
Jika demikian, adalah mendesak sekali dalam
"mengajak orang kembali kepada Al-qur'an dan As-Sunnah" untuk
menambahkan prinsip "berjalan di atas apa yang ditempuh oleh AS-SALAFU
AS-SHALIH" dalam rangka mengamalkan ayat-ayat serta hadits-hadits yang telah
disebutkan di muka, manakala Allah menyebutkan "Jalannya orang-orang
mukmin (sabilul mu'minin)", dan menyebutkan Nabi-Nya yang mulia serta para
shahabatnya dengan maksud supaya memahami Al-Kitab was Sunnah sesuai dengan apa
yang dipahami oleh KAUM SALAF generasi pertama dari kalangan shahabat
radliyallahu anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka secara ihsan.
Kemudian, dalam hal ini ada satu persoalan
yang teramat penting namun dilupakan oleh banyak kalangan jama'ah serta
hizb-hizb Islam.
Persoalan
itu ialah :
"Jalan mana gerangan yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang
ditempuh oleh para shahabat dalam memahami dan melaksanakan sunnah ini
..?".
Jawabannya
: "Tiada jalan lain untuk menuju
pemahaman itu kecuali harus RUJUK (kembali) kepada Ilmu Hadits, Ilmu Mushtalah
Hadits, Ilmu Al-Jarh wa At-Ta'dil dan mengamalkan kaidah-kaidah serta
musthalah-musthalah-nya tersebut, sehingga para ulama dapat dengan mantap
mengetahui mana yang shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mana
yang tidak shahih".
Sebagai penutup jawaban, kami bisa
mengatakan dengan bahasa yang lebih jelas kepada kaum muslimin yang betul-betul
ingin kembali mendapatkan 'IZZAH (kehormatan), kejayaan dan hukum bagi Islam,
yaitu anda harus bisa merealisasikan dua perkara :
Pertama
: Anda harus
mengembalikan syari'at Islam ke dalam benak-benak kaum muslimin dalam keadaan
bersih dari segenap unsur yang menyusup ke dalammnya, apa yang sebenarnya bukan
berasal daripadanya, ketika Allah Tabaraka wa
Ta'ala menurunkan firmannya : "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu
menjadi agama bagimu"[Al-Maaidah
: 3].
Mengembalikan persoalan hari ini menjadi
seperti persoalan zaman pertama dahulu, membutuhkan perjuangan ekstra keras
dari para ulama kaum muslimin di pelbagai penjuru dunia.
Kedua : Kerja keras yang terus menerus tanpa henti ini harus dibarengi dengan ilmu yang telah terbersihkan itu.
Kedua : Kerja keras yang terus menerus tanpa henti ini harus dibarengi dengan ilmu yang telah terbersihkan itu.
Pada hari kaum muslimin telah kembali
memahami dien mereka sebagai mana yang dipahami para shahabat Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian melaksanakan pengamalan ajaran Islam
yang telah terbersihkan ini secara benar dalam semua segi kehidupan, maka pada
hari itulah kaum mu'minin dapat bergembira merasakan kemenangan yang datangnya
dari Allah.
Inilah yang bisa saya katakan dalam
ketergesa-gesaan ini, dengan memohon kepada Allah agar Dia memberikan pemahaman
Islam secara benar kepada kita dan seluruh kaum muslimin, sesuai dengan
tuntunan kitab-Nya dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang
shahih sebagaimana yang telah ditempuh oleh SALAFUNA ASH-SHALIH.
Kita memohon kepada Allah agar Dia memberikan taufiq kepada kita supaya dapat mengamalkan yang demikian itu, sesungguhnya Dia SAMI' (Maha Mendengar) lagi MUJIB (Maha Mengabulkan Do'a).
Kita memohon kepada Allah agar Dia memberikan taufiq kepada kita supaya dapat mengamalkan yang demikian itu, sesungguhnya Dia SAMI' (Maha Mendengar) lagi MUJIB (Maha Mengabulkan Do'a).
Wallahu 'alam.
KAMI ANAK ROHIS
SMANIS J,TAPI kami tidak tahu lg ada dimana???????
,temukan kami ya dengan nama ROHIS
O
|
L
|
P
|
O
|
U
|
R
|
O
|
H
|
S
|
S
|
U
|
W
|
A
|
E
|
L
|
R
|
O
|
H
|
I
|
M
|
Y
|
U
|
K
|
I
|
G
|
H
|
D
|
S
|
M
|
D
|
T
|
M
|
T
|
W
|
H
|
B
|
P
|
C
|
R
|
K
|
R
|
L
|
R
|
R
|
R
|
O
|
T
|
X
|
Q
|
V
|
T
|
O
|
O
|
O
|
A
|
O
|
R
|
D
|
M
|
B
|
R
|
F
|
C
|
B
|
H
|
N
|
H
|
C
|
H
|
O
|
L
|
N
|
G
|
Y
|
J
|
I
|
I
|
I
|
O
|
N
|
S
|
I
|
H
|
K
|
Z
|
V
|
S
|
X
|
S
|
B
|
S
|
F
|
A
|
Z
|
S
|
I
|
A
|
C
|
T
|
U
|
X
|
L
|
K
|
S
|
I
|
H
|
O
|
R
|
REDAKSI ROHIS SMAN1S,
Pelindung : Tri
Hrtanto , S.Pd, M.pd
Penasehat : Muh.
Khuzaini, S.Ag, M.Ag.
Pembina :
Ana Mar’atul Khasanah, S.Ag
Jaswandi, S.Ag
Ketua umum : M. Ilyas
Syafi’i
Chusnul Chotimah
Sekretaris : Iqlima
Tazkiyatun Nufus
Rani Listyaningrum
Bendahara : Puji
Lestari
Indah Dwi Astuti
Pimred : Arif
Yusuf
Staf Redaksi :
Jarot,Amrina, Robi;ah, Vita.
Produksi :
Wahyu, Widya.
Distributor : Dina,
Lulus, Putri Veni, Anita.
Kritik dan saran :
Fanpage : ROHIS SUKA (Grup)
SMS : 0856740903794
Cah ROHIS SMAN1S.
Agenda ROHIS SMANIS
1.Senin (minggu 1 dan 3 ) :Kajian
bersama asatidz.
2. Senin (minggu 2) :TPA.
3. Senin (minggu 4) :Qashidah.
4. Jum’at :Rapat
rutin.
5. Minggu :baksos
dan Taqqarub.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar