Senin, 14 Desember 2015

Bio-Insektisida Untuk Hama Dan Penyakit Tanaman

Pengertian Bio-Insektisida

Bio-Insektisida adalah jenis pestisida yang bahan aktiknya merupakan mikororganisme seperti, bakteri bacillus thuringiensis, cendawan beauveria sp., metarrhizium sp., virus spodotera litura-nuclea polyhidrosis virus, SI-NPV, dan nematoda patogen serangga.
Bio-insektisida digunakan untuk menanggulangi gangguan hama seperti serangga atau tunggau.  Insektisida ini secara spesifik akan menyerang serangga yang menjadi sasaran dan tidak menyerang serangga lainnya. Insektisida ini bekerja dengan cara menginfeksi hama sehingga hama tidak dapat lagi mampu merusak tanaman. Bio-insektisida dari mikroorganisme ini memiliki efektivitas yang sama dengan pestisida yang berbasis bahan kimia.

Mikroorganisme Penghasil Bio-Insektisida

Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat digunakan dan berkhasiat dalam mengendalikan hama pada tanaman diantaranya:

Cendawan Beauveria sp. Dan Metarrhizium sp.

Cendawan Beauveria sp. Dan  Metarrhizium sp merupakan jenis cendawan pantogen serangga. Cendawan ini bekerja dengan cara menimbulkan serangan penyakit atu infeksi terhadap hama sasaran dan akhirnya mengalami kematian.
Spora atau  inokulum dari cendawan ini akan menenpel pada tubuh serangga inang, kemudian akan berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah. Selajutnya spora masuk dalam tubuh hama melalui saluran pernapasan, pencernaan dan integenum atau kulit tubuh  serangga.
Cendawan Beauveria sp akan mengeluarkan racun Beauvericin yang akan berkembang dalam tubuh hama. Racun ini mampu menyerang dan merusak seluruh jaringan tubuh sehingga mengakibatkan kematian serangga. Cendawan ini akan menyebabkan serangga mati dengan tubuh yang mengeras. Sedangkan serangga yang mati oleh cendawan metarrhizium akan mati dengan tubuh yang rapuh.
Insektisida yang  dibuat dari Cendawan Beauveria sp. dan  Metarrhizium sp digunakan untuk mengendalikan hama  seperti, ulat daun, kutu daun, dan kumbang daun yang biasa menyerang tanaman pangan, holtikultura, dan biofarmaka.
Cendawan ini dapat juga digunakan untuk menanggulangi serangan hama seperti, wereng coklat, penggereng batang padi, wereng hijau, hama putih, walang sangit dan kepinding tanah pada tanaman padi.
Bio-insektisida yang dibuat dari cendawan Beauveria sp. dan  Metarrhizium sp diformulasikan dalam bentuk semi padat, cair atau tepung. Untuk Bentuk semi padat dapat dibuat dengan Media formulasi dari  jagung atau beras.

Bakteri Bacillus Thuringiensis

Bacillus Thuringiensis merupakan bakteri yang dapat digunakan sebagai bahan aktiv bio-insektisida untuk mengendalikan serangan hama tanaman. Bakteri ini sangat efektik dalam menangani serangan berbagai hama dari golongan lepidoptera, coleoptera, dan hemiptera. Pada aplikasinya bakteri bacillus thuringiensis digunakan untuk membasmi hama ulat daun, kumbang daun, dan kutu daun yang menyerang tanaman hortikultura.
Bakteri bacillus thuringiensis bersifat racun dan menyerang pada saluran pencernaan hama sasaran. Toksin atau zat racun bakteri akan mengalami hidrolisis atau penguraian. Hasil dari penguraian ini akan dibebaskan dari kristalnya dan meracuni sel-sel epitel saluran makanan serangga.
Serangga yang terinfeksi akan menunjukkan gejala penurunan aktivitas makan . Biasanya serangga yang sudah teracuni atau terinfeksi akan berlindung di tempat tersembunyi, seperti di bawah daun. Sedangkan larvanya akan mengalami diare dan mengeluarkan cairan dari mulut yang disertai dengan kelumpuhan pada saluran makanan.
Perkembang-biakan bakteri bacillus thuringiennsis masih tergolong mahal dan belum dapat dilakukan dengan metoda sederhana, walaupun dalam laboratorium. Secara komersial bio-insektisida yang bahan aktivnya dari bakteri bacillus thuringiensis sudah banyak beredar dipasaran seperti di toko-toko penjual bahan dan alat pertanian.
Beberapa merk dagang dan formulasi dari bio-insektisida ini adalah: Bacillin WP, Xentari WDG, Turex WP, Bactospeine Sp, Bactospeine ULV, Thuricide HP, Costar OF, Cutlass WP, Florbac FC, dan Dipel WP.
Bio-insektisida ini digunakan dengan cara menyemprotkan formulasi bakteri sesuai dengan konsentrasi yang dianjurkan dalam kemasan. Bakteri bacillus thuringiensis merupakan bakteri yang tidak tahan atau rentan terhadap sinar matahari, oleh kerena itu, disarankan, penyemprotan insektisida ini dilakukan pada waktu  sore hari

Tidak ada komentar: