Sejumlah peneliti
asal Amerika Serikat berhasil mendapati obat berbahan dasar pisang yang
mampu mematikan berbagai jenis virus di antaranya hepatitis C, flu
hingga HIV/AIDS.
Seperti dikabarkan Dailymail, Jumat (23/10/2015), penemuan obat yang diterbitkan di jurnal ilmiah Cell
ini merupakan pertama kalinya sejak pisang dianggap sebagai obat
potensial untuk Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Bahan utama pisang yang
disebut lektin tersebut dinamai BanLec.
Menurut para peneliti,
obat yang dikembangkan sekarang yang disebut H84T adalah versi baru
BanLec yang sebelumnya mempunyai efek samping yang tidak bagus pada
tubuh manusia. Namun sekarang mereka telah mengetahui cara untuk
meminimalisir iritasi dan peradangan.
Dr David Markovitz, profesor kedokteran di University of Michigan mengatakan kepada Economic Times
bahwa BanLec bekerja dengan mengeluarkan molekul yang menempel pada
permukaan virus mematikan di dunia. Setelah obat itu terkunci, maka
virus tidak lagi jadi bahaya dan justru memberikan sistem kekebalan
tubuh
Walau demikian, menurut Markovitz penelitian ini baru
sukses diujicoba pada tikus. Dan setelah beberapa tahun mendatang baru
akan diujicobakan terhadap manusia. Dia juga mengingatkan, mengonsumsi
pisang secara teratur tidak mempunyai efek yang sama dengan BanLec
karena obat ini sudah dimodifikasi oleh para ahli.
Dr Markovitz
selaku profesor biokimia di Duke University dan Dr Hashim Al-Hashimi
menyebutkan obat ini bisa mengatasi kekurangan antivirus yang bekerja
melawan virus.
"Kami mengharapkan BanLec dapat berguna dalam
pandemi darurat dan mengatasi penyebab infeksi yang tidak diketahui asal
muasalnya," ujarnya.
Profesor virologi molekuler di University of Nottingham, Jonathan Ball kepada Express
menyebutkan lektin mempunyai potensi karena mereka sanggup mengikat
gula yang terdapat pada permukaan berbagai virus termasuk HIV, influenza
dan Ebola. Namun pertanyaannya saat ini adalah apakah obat tersebut
akan efektif pada manusia.
Lebih lanjut Ball mengatakan, ada
banyak rintangan yang masih perlu diatasi sebelum lektin menjadi
antivirus baru. Seperti misalnya risiko sistem kekebalan tubuh yang
membuatnya tidak efektif. Meskipun demikian mereka berharap antivirus
ini bisa bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar