Minggu, 27 Desember 2015

Bakteri yang kebal antibiotik pamungkas ditemukan di Inggris

Bakteria yang kebal terhadap antibiotik yang menjadi pilihan terakhir -- colistin -- telah ditemukan di Inggris, lapor wartawan BBC James Gallagher.
"Evaluasi yang kami lakukan menunjukkan bahwa ancaman terhadap kesehatan manusia tingkatnya rendah, tetapi hal ini masih dalam pengkajian," kata Alan Johnson, Kepala Department of Healthcare Associated Infection and Antibiotic Resistance di Public Health England, kepada Daily Mail.
Dia menambahkan bahwa pemerintah terus melakukan evaluasi terhadap kasus ini.
Namun beberapa ahli yang lain tidak sependapat dengan pernyataan pemerintah. Dr. David Brown, direktur Antibiotic Research Inggris Raya, meyakini hal ini "nyaris terlambat" untuk menghindari terjadinya krisis global akibat bakteri yang kebal antibiotik. Dia menyalahkan penyalahgunaan antibiotik dalam dunia pertanian.
"Kita butuh mulai melakukan riset 10 tahun lampau dan kita belum mempunyai sistem pemantauan global yang mantap," kata Brown kepada The Guardian.
"Masalahnya adalah kita sudah mencoba mencari antibiotik baru namun semuanya gagal -- sampai saat ini belum ditemukan obat untuk merawat infeksi bakteri gram-negatif selama lebih dari 40 tahun."
Ketika para periset Tiongkok bulan lalu mengumumkan bahwa mereka mendeteksi adanya sebuah gen yang membuat bakteri kebal terhadap colistin -- antibiotik yang digunakan ketika semua jenis antibiotik lainnya gagal -- para peneliti memperkirakan dibutuhkan paling tidak tiga tahun bagi bakteri itu untuk menyebar ke Inggris.
Namun, pengujian yang dilakukan terhadap bakteri yang kebal colistin oleh Public Health England dan Animal and Plant Health Agency mengungkapkan bahwa 15 di antara 24.000 contoh bakteri mempunyai gen mcr-1. Sampel itu berasal dari 2012 sampai 2015 di Inggris.
Gen itu dideteksi berada dalam Salmonella yang menginfeksi 10 orang dan dalam E. coli yang menginfeksi dua orang. Gen itu juga muncul dalam sampel bakteri yang dikumpulkan dari tiga peternakan babi dan daging ayam impor.
Gen mcr-1 membuat bakteri kebal terhadap colistin, obat antibiotik yang biasanya digunakan ketika semua henis antibiotik gagal. Gen ini bisa berpindah dengan mudah dari satu spesies ke spesies lainnya.
Dame Sally Davies, seorang dokter di Inggris, menyerukan pengurangan penggunaan antibiotik di pertanian.
"Jika kita tidak bertindak sekarang, salah satu dari kita bisa masuk rumah sakit (karena sakit) dalam 20 tahun mendatang untuk melakukan operasi dan meninggal hanya karena infeksi yang tidak bisa disembuhkan oleh antibiotik," kata Davies.
"Dan operasi rutin seperti penggantian tulang panggul dan transplantasi organ bisa mematikan karena risiko terjadinya infeksi."
Gen mcr-1 juga ditemukan di Denmark, Belanda, Prancis, Malaysia dan beberapa negara Asia.
Badan Kesehatan Dunia WHO bulan lalu menyebutkan jumlah bakteri yang semakin kebal terhadap antibiotik semakin mencapai tingkat tertinggi di dunia dan menyebarnya kesalahpahaman tentang masalah ini terus berlanjut sehingga memicu meningkatnya penyakit yang kebal terhadap obat.
"Meningkatnya jumlah bakteri yang kebal terhadap antiobiotik menjadi krisis kesehatan global dan pemerintah kini menganggapnya sebagai salah satu tantangan kesehatan publik terbesar. Jumlah itu mencapai tingkat berbahaya di seluruh dunia," ujar Direktur Jendral WHO, Margaret Chan seperti dilansir TIME.com.

Tidak ada komentar: