Munculnya para trainer hebat dan
motivator handal dewasa ini, dengan berbagai slogan dan kalimat
inspiratifnya membuat kalangan muda Islam tertarik dengan style mereka.
Tentu saja ini adalah sebuah blunder yang fatal bila hal itu sampai
mengesampingkan Al Quran itu sendiri.
Kalimat-kalimat bijak dan solutif yang
dirangkai oleh para motivator begitu banyak menyedot perhatian para
remaja Islam untuk masuk lebih dalam. Karena di tengah gersang keimanan
dan kelabilan jati diri membuat remaja islam berbondong-bondong
mengikuti pelatihan atau training yang menjanjikan kesuksesan secara
instan.
Di sisi lain mereka enggan dan malas
untuk membuka Al Quran yang tersimpan rapi di almarinya. Mereka
mengacuhkan setiap terdengar murotal diputar. Mereka juga
terang-terangan menolak bila diajak ikut kajian. Sungguh ironis!
Sebenarnya Rasululloh telah mengisyaratkan dalam sebuah riwayat yang diabadikan oleh Imam Hakim, bersangkutan kondisi ini.
مِنْ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ تُرْفَعَ الأَشْرَارُ وَ تُوْضَعَ الأَخْيَارُ وَ يُفْتَحَ الْقَوْلُ وَ يُخْزَنَ الْعَمَلُ وَ يُقْرَأُ بِالْقَوْمِ الْمَثْنَاةُ لَيْسَ فِيْهِمْ أَحَدٌ يُنْكِرُهَا قِيْلَ : وَ مَا الْمَثْنَاةُ ؟ قَالَ : مَا اكْتُتِبَتْ سِوَى كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ
“Di antara (tanda) dekatnya hari
kiamat adalah dimuliakannya orang-orang yang buruk, dihinakannya
orang-orang yang terpilih (shalih), dibuka perkataan dan dikunci amal,
dan dibacakan Al-Matsnah di suatu kaum. Tidak ada pada mereka yang
berani mengingkari (kesalahannya)”. Dikatakan: “Apakah Al-Matsnah itu ?
beliau menjawab: “Semua yang dijadikan panduan selain kitabullah ‘Azza
wa Jalla.” (HR. Al-Hakim).
Yah Al-Masnah, itulah sebuah ungkapan
menarik nan bijak yang keluar dari para penyair atau tokoh idola, akan
tetapi jauh dari nilai keislaman karena tidak berpegang terhadap wahyu
Allah yaitu Al Quran Al Karim.
Coba telitilah dengan benar, siapakah
mereka? Apakah mereka bagian dari para ulama yang memahami tentang
aturan Islam? Apakah mereka adalah orang zuhud yang meninggalkan
mewahnya dunia ? Atau mereka adalah budak dunia yang hanya kita kenal
dari televisi dan media sosial, tanpa pernah paham siapa sebenarnya
mereka? sungguh ini adalah sebuah keteledoran yang membahayakan.
Sedangkan Rasulullah telah menasehati
kita untuk berhati-hati dengan kondisi di akhir zaman, karena banyak
orang yang mengaku serba bisa dan berbicara sembarangan tanpa berpikir
panjang. Mereka berbicara agama tanpa ada dasar dari Al Quran dan
as-sunah.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan di dalam Sunannya :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ الْجُمَحِيُّ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan
kepada kami. Dia berkata; Yazid bin Harun menuturkan kepada kami. Dia
berkata; Abdul Malik bin Qudamah al-Jumahi menuturkan kepada kami dari
Ishaq bin Abil Farrat dari al-Maqburi dari Abu Hurairah
-radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Akan datang kepada manusia
tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan
sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya
sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada
saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang
bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah,
disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah).
Umat Islam tak bangga lagi dengan siroh
nabawiyah, tidak paham dengan tangguhnya kehidupan para sahabat dan
alimnya para salafus sholeh mengejar ilmu. Mereka telah bangga dengan
kisah-kisah sukses kaum barat, percaya diri dengan kehidupan yang
sekuler, dan mereka menganggap remeh para ulama. Mengapa hal ini
terjadi? Karena mereka mengikuti para ruwaibidhoh.
Syaikh Yusuf bin Abdillah bin Yusuf Al
Wabil, dalam kitabnya Asraatus Saa’ah , beliau menuliskan bab “
mengambil ilmu dari orang bodoh” dimana ini adalah tanda-tanda kiamat
yang sudah mulai dekat. Karena umat Islam lebih gemar belajar dengan
para trainer atau motivator yang notabene jauh dari paham masalah dienul
Islam daripada mengambil ilmu dari para ulama.
Diriwayatkan oleh imam Abdullah Ibnu
Mubarak, dengan sanadnya dari Abu Umayyah Al Jumahi, bahwasanya
Rasululloh bersabda: “Ada tiga hal yang termasuk tanda tanda kiamat,
salah satunya ilmu diambil dari AS SHOGIR” kitab Az Zuhud karya Ibnu
Mubarok.
Imam Ibnu Mubarok pernah ditanya tentang
makna AS SHOGIR, lalu beliau menjawab “Mereka adalah orang-orang yang
berkata dengan akalnya sendiri, adapun anak kecil yang diambil
riwayatnya oleh orang dewasa, maka sesungguhnya mereka bukan anak
kecil.”
Maka berhati-hatilah dalam mengambil
ilmu serta perkataan seseorang, karena tidak semua orang yang cakap
berkata tentang agama kata-katanya mudah untuk kita ambil. Akan tetapi
ambillah nasehat dan hikmah dari para ulama yang telah teruji
keilmuan-nya dan keistiqomahan dalam membela islam.
Berhati hatilah dalam mendatangi sebuah
majelis, tainer, atau acara motivasi apa saja. Lihat siapa yang
berbicara, apakah dia mempunyai latang belakang keagamaan yang mencukupi
atau tidak? Minimal cobalah tanya kepada yang lebih paham dan kenal,
agar kita tidak salah mengambil idola. Karena sesungguhnya, cukuplah
Rasululloh menjadi tauladan kita.
Bukan terlarang juga mendatangi acara
tersebut, akan tetapi janganlah kita gegabah dalam mengambil ilmu Islam.
Karena sejatinya ilmu Islam itu ada pada ulama yang lurus tauhidnya.
Belajarlah di halaqoh mereka meski dengan gaya dan kesederhanaannya.
Karena sesungguhnya keberkahan itu ada pada doa para ulama kita,
insyallah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar