Minggu, 14 Februari 2016

Seperti Hukum Magnet dan Listrik



Ada kalanya memang kaum remaja sering terjebak masalah pergaulan. Anak-anak yang tinggal diperkotaan memang biasanya hidup dalam suasana glamor, penuh kegilaan, dan untuk dunia modern ini semakin mengenaskan dengan adanya virus demoralisasi. Para orangtua selalu dituntut untuk mewaspadai setiap gerak anak. Hal ini dimaksudkan agar dalam pergaulannya, anak-remaja terlalu labil untuk di biarkan sendiri. Mereka terlalu rentan atas setiap perbedaan, meningkatnya rasa ingin tahu dan mencoba hal baru, rasa iri pada apa yang dimiliki oleh orang lain. Inilah yang perlu kita telaah lebih mendalam tentang apa yang seharusnya menjadi alternatif orangtua menghadapi serbuan virus labilitas pergaulan remaja.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Keystone College, Pennsylvania, AS, menyebutkan bahwa seorang anak akan mampu menjalin hubungan persahabatan yang baik apabila ia memilih seorang teman yang memiliki sikap yang berkebalikan dengannya. Hal ini dapat membantu memberikan rujukan bagi para orangtua untuk bagaimana mengukur seberapa sukses seorang anak untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan kerabat.

Meskipun memang ini hanya mewakili sebagian dari seluruh komunitas remaja, namun yang pantas untuk ditinggikan adalah ihwal kelanggengan hubungan. Dengan adanya sebuah tolak ukur ini maka orangtua akan dapat mengatur secara otonatis, dimana dan kemana anak itu akan bergerak. Segala yang dilakukan anak akan seringkali mendapat pertentangan dari solmednya, dengan ini seorang anak akan dipaksa untuk memahami perbedaan yang akhirnya akan mampu memaklumi segala masalah yang berkaitan denan perbedaan persepsi.

Tidak ada komentar: