Ketika anak didiagnosa dengan gangguan tumbuh kembang Sensory
Processing Disorder, jangan khawatir, dunia tak berhenti sampai di situ.
Justru semakin dini mengenali gejalanya, semakin optimal pula
penanganannya.
Pada dasarnya, mudah mengenali gejala gangguan sensori ini. Berikut beberapa tandanya:
- Anak menjadi sangat sensitif, atau bahkan tidak sensitif terhadap stimulasi yang diberikan.
- Sebagian anak dengan gangguan sensori memiliki energi aktivitas sangat tinggi, nyaris tidak bisa diam. Sebagian lainnya malah justru sangat pasif, cenderung diam saja.
- Mengalami keterlambatan dalam keterampilan motorik, atau bahasa.
- Memiliki masalah dalam mengkoordinasi motorik kasar dan halusnya.
- Umumnya anak-anak dengan gangguan sensori ini minim prestasi. Karena apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan kemampuan yang seharusnya sudah ia miliki, di usia tertentu.
- Anak dengan SPD biasanya memiliki kepercayaan diri yang rendah, serta sulit mengarahkan dirinya sendiri.
Untuk kasus ringan maupun berat, anak SPD biasanya disarankan untuk
diterapi okupasi, yaitu terapi khusus bagi anak yang mengalami gangguan
fisik dan atau mental, menggunakan latihan, atau aktivitas mengerjakan
sasaran yang terseleksi(okupasi), demi meningkatkan kemandirian si anak.
Terapi okupasi pun difokuskan pada pendekatan sensori integrasi.
Periode terapi tergantung dari berat atau tidaknya gangguan ini. Selain
itu aktivitas di rumah pun, ikut membantu proses terapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar