Selasa, 27 Oktober 2015

Ratusan Lebah Ini Hanya Hidup di Indonesia


Lebah (Youtube)
Penemuan baru kali ini berupa ratusan lebah yang hanya ada di Indonesia.

Seorang peneliti dari Museum Natural History London, Inggris, bernama Andrew Polaszek, melakukan penelitian tentang serangga di Kalimantan dan Jawa dalam empat tahun terakhir.
Dikutip dari Okezone, Selasa (13/10/2015), Andrew Polaszek menemukan ratusan lebah yang hanya ada di Indonesia. Polaszek saat ini tengah meneliti serangga yang ia kumpulkan dari penelitian di Gunung Halimun, Jawa Barat.
Penelitian kali ini melibatkan 30 orang dari Inggris, Indonesia, Jerman, dan Norwegia untuk menemukan spesies baru yang ada di Gunung Halimun.
“Setidaknya ada ratusan spesies lebah yang hanya ada di Indonesia. Jumlah tersebut tentu masih bisa bertambah,” kata Polaszek dan menambahkan di Papua terdapat spesies yang hanya ditemukan di satu bukit tertentu.
Polaszek dan rekan-rekannya melakukan riset tentang keanekaragaman hayati yang masih belum diteliti di Indonesia. Untuk Polaszek sendiri, fokusnya adalah lebah dengan ukuran mikro. “Penelitian ini baru dimulai tahun 2015 dan akan selesai empat tahun lagi,” kata Polaszek.
Manfaat penelitian kali ini adalah untuk menemukan spesies tersembunyi di Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati di dunia. “Menjaga keajaiban hutan dan alam sangat penting untuk Indonesia dan dunia,” tambahnya.
Dari semua lebah yang ada di Indonesia, favorit profesor lulusan Imperial College London ini adalah lebah berukuran mikro bernama Megaphrama.
Ia mengatakan lebah yang hanya dapat dilihat di bawah mikroskop ini memiliki manfaat sebagai pembasmi hama parasit di kebun teh.
Dalam ekspedisi bulan September lalu, Polaszek mengatakan ia telah mengumpulkan sekira 10.000 spesimen dalam dua minggu. “Saya bersemangat untuk segera menganalisis temuan lapangan ini di laboratorium,” tuturnya.
Bulan Maret 2016 mendatang, profesor penggemar rendang tersebut berencana kembali ke Indonesia dan melakukan penelitian lebih jauh dan berharap bisa menemukan spesies baru
Sekelompok ilmuwan menemukan bukti bahwa kehidupan telah ada di Bumi setidaknya 4,1 miliar tahun lalu, atau 300 juta tahun lebih awal dari dari yang sebelumnya diperkirakan.

Penemuan ini menunjukkan bahwa kehidupan di Bumi muncul tak lama setelah planet terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun lalu.

"Dengan komposisi yang tepat, kehidupan Bumi tampaknya hadir begitu cepat," ujar Mark Harrison, peneliti UCLA sekaligus anggota National Academy of Science, seperti dilansir National Geographic.

Penemuan terbaru ini menunjukkan bahwa kehidupan ada sebelum serangan asteroid besar-besaran di dalam sistem solar yang menyebabkan terbentuknya kawah besar di Bulan 3,9 miliar tahun lalu.

"Jika seluruh kehidupan binasa selama serangan ini, beberapa ilmuwan berargumen bahwa pasti kehidupan akan dimulai kembali dalam waktu singkat," ujar Patrick Boehnke, peneliti di laboratorium Harrison.

Para ilmuwan sudah lama percaya bahwa Bumi itu kering dan tandus selama beberapa periode. Namun, penelitian-penelitian yang dilakukan Harrison menunjukkan hal yang sebaliknya.

"Bumi di masa-masa awalnya tentu saja tak seperti neraka, kering maupun planet mendidih. Jelas sekali kita tak melihat bukti untuk itu," ujarnya.

Para peneliti yang dipimpin oleh Elizabeth Bell, salah satu mahasiswa doktoral di laboratorium Harrison mempelajari lebih dari 10.000 batu zirkon yang awalnya terbentuk dari batuan cair atau magma dari Australia Barat.

Zirkon begitu berat, mineral yang tahan lama dan berkaitan dengan zirconium kubik sintetis yang biasa digunakan untuk membuat berlian imitasi.

Zirkon-zirkon ini dapat menangkap dan melestarikan lingkungan mereka, yang artinya mereka dapat berfungsi sebagai kapsul waktu.

Ilmuwan mengidentifikasi 656 zirkon yang mengandung bintik gelam yang dapat mengungkap dan menganalisis 79 di antaranya dengan spektroskopi Raman, sebuah teknik yang menunjukkan struktur molekular dan kimia dari mikroorganisme purba dalam tiga dimensi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa kehidupan di alam semesta bisa melimpah. Di Bumi, kehidupan sederhana muncul dan terbentuk secara cepat, namun mereka membutuhkan waktu jutaan tahun dalam mengembangkan kemampuan untuk berfotosintesis. - See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2246301/penelitian-ungkap-usia-kehidupan-di-bumi#sthash.lTV3yg5M.dpuf
Sekelompok ilmuwan menemukan bukti bahwa kehidupan telah ada di Bumi setidaknya 4,1 miliar tahun lalu, atau 300 juta tahun lebih awal dari dari yang sebelumnya diperkirakan.

Penemuan ini menunjukkan bahwa kehidupan di Bumi muncul tak lama setelah planet terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun lalu.

"Dengan komposisi yang tepat, kehidupan Bumi tampaknya hadir begitu cepat," ujar Mark Harrison, peneliti UCLA sekaligus anggota National Academy of Science, seperti dilansir National Geographic.

Penemuan terbaru ini menunjukkan bahwa kehidupan ada sebelum serangan asteroid besar-besaran di dalam sistem solar yang menyebabkan terbentuknya kawah besar di Bulan 3,9 miliar tahun lalu.

"Jika seluruh kehidupan binasa selama serangan ini, beberapa ilmuwan berargumen bahwa pasti kehidupan akan dimulai kembali dalam waktu singkat," ujar Patrick Boehnke, peneliti di laboratorium Harrison.

Para ilmuwan sudah lama percaya bahwa Bumi itu kering dan tandus selama beberapa periode. Namun, penelitian-penelitian yang dilakukan Harrison menunjukkan hal yang sebaliknya.

"Bumi di masa-masa awalnya tentu saja tak seperti neraka, kering maupun planet mendidih. Jelas sekali kita tak melihat bukti untuk itu," ujarnya.

Para peneliti yang dipimpin oleh Elizabeth Bell, salah satu mahasiswa doktoral di laboratorium Harrison mempelajari lebih dari 10.000 batu zirkon yang awalnya terbentuk dari batuan cair atau magma dari Australia Barat.

Zirkon begitu berat, mineral yang tahan lama dan berkaitan dengan zirconium kubik sintetis yang biasa digunakan untuk membuat berlian imitasi.

Zirkon-zirkon ini dapat menangkap dan melestarikan lingkungan mereka, yang artinya mereka dapat berfungsi sebagai kapsul waktu.

Ilmuwan mengidentifikasi 656 zirkon yang mengandung bintik gelam yang dapat mengungkap dan menganalisis 79 di antaranya dengan spektroskopi Raman, sebuah teknik yang menunjukkan struktur molekular dan kimia dari mikroorganisme purba dalam tiga dimensi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa kehidupan di alam semesta bisa melimpah. Di Bumi, kehidupan sederhana muncul dan terbentuk secara cepat, namun mereka membutuhkan waktu jutaan tahun dalam mengembangkan kemampuan untuk berfotosintesis. - See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2246301/penelitian-ungkap-usia-kehidupan-di-bumi#sthash.lTV3yg5M.dpuf

Tidak ada komentar: