Selasa, 01 Desember 2015

TERNYATA YESUS ADALAH SEORANG MUSLIM







Apakah Yesus membawa agama Kristen ?
jawabnya: TIDAK

Yesus tidak pernah membawa sebuah agama yang bernama "KRISTEN".
Adapun nama "KRISTEN" itu sendiri sebenarnya merupakan istilah yang diperkenalkan oleh RasulBarnabas (rasulnya Yesus) dan Paulus (rasul penipu).

"
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untukpertama kalinya disebut Kristen." [Kisah Para Rasul 11:26]


Kristen itu nama yang muncul ratusan tahun setelahYesus SangNabiitu diangkat oleh Allah ke langit. Pengikut Beliau biasa dipanggilnasraniatau Nashara (kristen awal), dan mereka mengaku sebagai MUSLIM. Muslim berarti hidup dengan nafas Islam.
Nasrani mengacu kepada kelompok kecil Yesus karena hanya untuk Umat Israel, sedangkan ajaran yang dibawakan oleh NabiMuhammadlebih bersifat universal (menyeluruh) yakni untuk segala bangsa karenaIslam rahmat bagi seluruh alam.

Tetapi mereka keduanya adalah sama-sama sebagai seorang MUSLIM.


Kali ini bisa ana buktikan lewat perkataanYesus Kristusdidalam bahasa Aram/Ibrani yang merupakan bahasa Asli Yesus (bahasanya sehari-hari).

Seperti yang kita ketahui, bahasa Aram merupakan bahasa serumpun denganbahasa Arab, dengan kesamaan cara membaca yaitu dari kanan-kekiri (terbalik dengan cara pembacaan kita).

Didalam memahami terjemahan bahasa Aram/Ibrani, perlu diperhatikan sebagai berikut:

Dalam Bahasa Aram:
Tuhan = Alaahaa (Allah).

Yesus = 'Eesho ('Isa) karena memang di saat zaman Yesus tidak ada orangyang bernama Yesus dan yang ada hanyalah Yeshua' (Yeshu'/'Isa), karenaYesus itu nama baru (sebutan bagi 'Isa) dari bahasa latin.


AramPalestina =>יֵשׁוּע משִׁחָא (Yēšûe Mšîḥō)

Aram Syria =>ܝܼܫܘܿܥ ܡܫܝܼܚܐ (Κô Mšîḥa)

Ibrani =>יֵשׁוּעַ הַמָּשִׁיחַ (Yēšûa Hammāšîaḥ)

Arab => عِيسٰى اَلْمَسِيحْ (Κâ Al Mašîḥ)

Yunani =>Ιησους [ο] χριστος (Yēsūs [ho] Khristos)


Christ = Msheekhaa, padahal "Christ" itu mengacu ke Mesiah.
Msheekhootaa = Christianity, dan itu mengacu kepada kata Christ, sehingga seolah-olah kata Kristen ada disana.
Padahal kata yang tepat adalah Mesiah bukan Christ.



Baiklah, di sini kita akan memahami sebuah ayat injil menurut terjemahan bahasa aslinya (ibrani).

LUKAS 6:40

ען תלמיד נאעלה על ראבו שכן כל אדם שיע מושלם ייהיה כערבו

Ein talmeed na’leh ‘al rabbo; shekken kal adam she’MUSHLAM yihyeh k’rabbo.”
(
Tak seorangpun bisa melebihi gurunya, tetapi setiap orang yang mengaku sebagai MUSLIM dapat menyamai gurunya)

Terjemahan dalam setiap kata:
'
Ein = tidak/tiada
talmeed = sesiapa saja
na’leh = boleh/dapat, lebih dari
al rabbo = guru mereka
shekken = tetapi/namun
kal = setiap/tiap-tiap
adam = manusia/orang
she’ = sebagai/selaku
MUSHLAM = patuh/tunduk/taat
yihyeh = sama seperti/seakan-akan
k’rabbo = guru mereka



Dalam terjemahan Bahasa Inggris kata "MUSHLAM" berubah menjadi PERFECT.

Misalnya:

Luke 6: 40 (KJV)

"
The disciple is not above his master: but every one that is perfect shall be as his master."


Luke 6:40 (Darby)

"
The disciple is not above his teacher, but every one that is perfected shall be as his teacher."


Luke 6:40 (Young’s Literal Translation)

"
A disciple is not above his teacher, but every one perfected shall be as his teacher."


Luke 6:40 (21st Century King James Version)

"
The disciple is not above his master, but every one that is perfect shall be as his master."


Luke 6:40 (American Standard Version)

"
The disciple is not above his teacher: but every one when he is perfected shall be as his teacher."



Dalam bahasa Yahudi (ibrani), kata "MUSHLAM" berasal dari akar kata "שלום" (Sh-L-M) yang berarti “Shalom” (dan bahasa Arab menyebutnyadengan kata "Salam") yang berarti “Damai”.


Sedangkandidalam bahasa Arab, kata "MUSLIM" berasal dari akar kata "سَّلاَمُ" (S-L-M) dibaca:"Salam", yang berarti “Damai/Selamat/Sejahtera”.


Cobalah perhatikan ayat berikut:

Lalu firman Allah kepadanya (Musa): “Tinggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus!”. [Kisah Para Rasul 7:33].

Apabila mereka masuk ke dalam KemahPertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah itu, makamereka membasuh kaki dan tangan–seperti yang diperintahkan Tuhan kepadaMusa!”. [Keluaran 4:32].

Maka Dia (Yesus) maju sedikit, laluDia bersujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranyamungkin, biarlah cawan ini lalu dari-Ku, tetapi janganlah seperti yangAku-kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki!”. [Matius 26:39].

Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kafan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam”. [Yohanes 20:5]



Ayat-ayat di atas adalah contoh beberapa hal yang dilakukan oleh paranabi (termasuk Yesus) ketika mau beribadah kepada Tuhannya (menemuiTuhan).
Dilihat sekilas tampak serupa dengan yang dilakukan oleh kaum muslim dalam berwudhu' dan beribadah.


Ketika Yesus wafat dan dikuburkan, Yesus dikafani dengan kain putih. [Matius 27:59, Yohanes 19:40],
sama halnya seperti halnya Muslim.
Sedangkan umat kristen kalau mampus, udah macam orang mau pergi kepesta,.. pakai jas, dasi, gaun, kacamata hitam segala, dan aksesorislainnya.

hahahahai...
EMANGNYA DI DALAM KUBUR ADA PENJAMUAN ?


Begitu pula ibadah yang dilakukan umat Kristen sampai saat ini, denganmemakai kursi/bangku dan meja, bernyanyi di dalam tempat ibadah, berhiasseperti mau ke pesta, memakai sepatu di dalam Tempat Ibadah. Tidakpeduli itu sepatu bekas terinjak tahi dan sebagainya, tapi tetap saja dibawa masuk ke dalam gereja.
Padahal seumur hidupnya Yesus tidak pernah melakukan beribadah dengan cara aneh seperti itu.

Jumat, 27 November 2015

TEKNOLOGI DARI NOVEL

Fiksi ilmiah sering dikatakan terlalu berimajinasi dan jauh dari kenyataan. Namun jangan salah, beberapa teknologi saat ini ternyata telah diprediksi oleh penulis dalam karya novel fiksi ilmiah.

Semua orang yang memiliki iPhone, iPad atau Kindle  kini dapat membuktikan inovasi, efisiensi, dan keuntungan lain dari alat-alat mutakhir tersebut. Tapi, siapa sangka pada tahun 1961 novel Stanislaw Lem yang berjudul 'Return From the Stars' telah memprediksi penemuan alat-alat pintar itu. Novel itu bercerita tentang teknologi layar sentuh, di mana isi buku direkam kemudian terus dibaca.

Berikutnya adalah Closed Circuit TV (CCTV). George Orwell menghantui masyarakat pada tahun 1984 melalui novel epik. Ditulis pada tahun 1949 bukunya memimpikan sebuah masa depan dimana dongeng dan keberadaan' Big Brother, secara dekat dan rahasia menggunakan layar jarak jauh (telescreen) untuk memonitor anggota masyarakat. Lantas, dua puluh tahun kemudian, CCTV mulai dipasang di Inggris.

Kemudian, internet. Seabad yang lalu, internet telah dijelaskan oleh Mark Twain. Saat itu, dia telah menyinggung masa depan global dengan mudahnya penyebaran jaringan informasi. Dalam tulisan London Times tahun 1904, Twain telah menulis tentang 'telectroscope' pada 1898. Dia menulis telepon yang mulai diperkenalkan akan mendekatkan jarak antar manusia. Ide Twain itu, kemudian berkembang menjadi internet yang sekarang digunakan oleh jutaan manusia.

Teknologi berikutnya yang telah diprediksi dalam sebuah novel fiksi ilmiah adalah koran online. Penggunaan koran online ini telah diprediksikan oleh Arthur C. Clark melalui novelnya yang berjudul '2001: A Space Odyssey' yang mendiskripsikan koran online.
Dalam novel ini, Clark menuliskan, "Dalam waktu dekat dia dapat melihat headline setiap surat kabar yang diinginkan... Selanjutnya secara otomatis akan diupdate setiap jam; meskipun seseorang hanya membaca dalam versi Bahasa Inggris, dia dapat melewatkan seluruh waktunya tanpa berbuat apa-apa, tapi menyerap berbagai informasi dari satelit berita."

Teknologi kelima yang telah diprediksi dalam sebuah novel fiksi ilmiah adalah kartu kredit. Pembatasan uang karena pertumbuhan kartu plastik menggantikan uang cash. Hal ini telah diprediksikan oleh Edward Bellamy dalam novelnya yang berjudul Looking Backward pada tahun 1888. Seabad kemudian, prediksi Bellamy itu menjadi kenyataan

ANDA SUDAH GILA




Pada sebuah muhadharah yang dibina langsung oleh salah seorang putra Indonesia yang sekarang menjadi staf pengajar tetap di masjid Nabawi, Madinah, yang sekaligus tengah menempuh terjalnya ilmu di program doktoral S3 Universitas Islam Madinah, kami mendapati sebuah ilmu yang sangat luar biasa indah. Beliau adalah Al Ustadz Abu Abdil Muhshin Firanda Andirja, M.A. Ketika itu beliau mengatakan :
“anda sudah gila, kapan ? ketika anda menginginkan agar terlepas dari cercaan, cacian, makian, hinaan manusia, maka anda sudah termasuk orang gila.”
            Kami merasa ilmu ini sangat luar biasa karena memang tabiat manusia selalu menginginkan pandangan positif dari orang-orang disekitarnya. Tidak mau menerima hal yang tidak ia suka, dan bahkan tidak mau tahu dengan pandangan orang lain, ia selalu menganggap dirinya itu baik dan benar. Apakah hal ini diamiinkan dalam Islam ?

Al Imam Ibnu Hazm berkata :
“barangsiapa yang ingin selamat dari hinaan dan cercaan manusia, maka ia adalah orang gila.”



Kenapa ?
Karena ia berharap sesuatu yang mustahil.
Jika Allah swt saja tidak terlepas dari cercaan orang-orang kafir, seperti yang dilakukan oleh Dr. Robert Morey, Direktur Eksekutif dari yayasan penelitian dan pendidikan yang mengkaji topik tentang pengaruh Budaya dan Nilai Barat  didalam bukunya "The Islamic Invasion - Confronting the World's Fastest Growing Religion"yang diterbitkan oleh Christian Scholars Press, Las Vegas, NV 88119, ia menyatakan bahwa Allah adalah nama dari Dewa Bulan yang disembah di Arab sebelum Islam. Hal ini ia kuatkan dengan pernyataannya bahwa :
-          Nama Allah sudah dikenal masyarakat Arab sebelum kenabian Muhammad.
-          Adanya nama-nama seperti Qomaruddin, Syamsuddin.
-          Kepercayaan Jahiliyah (Pra-Islam), agama Astral.
-          Berhala yang ada di Ka'bah.
-          Simbol bulan sabit.
Allah swt berfirman pada surah At Taubah ayat 31:

“Mereka telah menjadikan para pendeta dan pastur-pastur mereka sebagai Tuhan selain Allah dan mereka juga menjadi- kan Al Masih putra Maryam (sebagai tuhan).”
Dan firman-Nya pula pada surah Al Maidah ayat 12:
“Sungguh Allah telah mengambil janji dari Bani Israil, dan kami telah bangkitkan di antara mereka dua belas golongan dan Allah berfirman: ‘Sungguh Aku bersama kamu sekalian. Sungguh jika kamu sekalian mendirikan shalat, menunaikan zakat, beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu sekalian membantu mereka serta kamu sekalian memberikan pinjaman yang baik kepada Allah, niscaya Aku akan hapuskan seluruh dosa kamu dan Aku pasti memasukkan kamu ke dalam surga- surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Maka barang siapa di antara kamu kafir sesudah itu, maka sungguh ia tersesat dari jalan yang lurus. Karena mereka melanggar janji mereka, maka kami kutuk mereka dan kami jadikan hati mereka keras. Mereka selalu merubah firman-firman dari tempat-tempatnya dan melupakan sebagian yang diperingatkan kepada mereka.’

Demikianlah cacian dan cercaan mereka yaitu Yahudi maupun Nashrani. Kenapa kita berharap lepas dari cacian itu, Allah saja tidak terlepas dari itu semua.Nabi Muhammad saw, seorang yang telah terpilih menjadi pemimpin seluruh umat di alam semesta ini, sebagaimana Firman Allah :
dan tidaklah kami mengutus kamu kecuali sebagai rahmat atas seluruh alam.” (QS Al Anbiyya’ : 107)
Beliau orang yang memang berakhlak tinggi, mulia dan tiada bandingan, sebagaimana perkataan Aisyah r.ha :
Dan Allah berfirman :
“sesungguhnya kamu benar-benar ber-akhlak yang sangat agung..” (QS Al Qalam : 4)

Beliau juga tidak terlepas dari cercaan manusia, sebagaimana telah jelas.
"Jadi ketika jiwa pembo­hong mengontrol Muhammad, dan setan telah membunuh jiwa jiwa Muhammad dengan Al-Qur'an dan telah menghan­curkan keimanan orang-orang Kristen, setan harus terus me­ngambil pedang dan mulai membunuh badan-badan mereka."( Martin Luther, "On War Against the Turk," dalam Luther's Works, Pen. Charles M. Jacobs, direvisi oleh Robert C. Schultz, editor Helmut T. Lehmann 46 (Philadelphia: Fortress Press, 1967), hal. 179)

Anda lihat perkataan itu ?
            Itulah ucapan Martin Luther, sang pencetus Agama Kristen Protestan. Maka janganlah kita termasuk kedalam orang-orang gila itu. Kita tahu Muhammad saja mendapat cercaan yang menghinakan tersebut, maka kita jawab kepada mereka dengan jawaban Allah swt.
Allah swt berfirman :
Berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul." Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab."(QS Ar Ra’d : 43)
            Selain dari Luther, masih banyak tokoh yang memberikan cacian kepada Nabi Muhammad saw yang diantaranya Charlie Hebdo dengan Kartun Muhammadnya, Abdul Masih al Kindi, Sam Baccile dengan film “Innocence of Muslim”- nya, Geertz Wildert dengan film “Fitna” yang populer itu, pastur Terry Jones yang dengan lantang menyerukan perang terhadap Muhammad dan membakar Mushaf Al Quran, dan atau Salman Rushdie dengan Novel “Ayat-ayat Setan” yang kian memberikan warna terhadap pencacian Nabi Muhammad saw. Akan tetapi hal yang demikian tidaklah mengurangi keagungan nabi Muhammad saw, namanya akan selalu berada diatas segala nama yang ada di muka bumi, Lihat QS Al Insyirah : 1-8 beserta seluruh tafsirnya, baik dari Tafsir Ibnu Katsir, At Thabari, Al Qurtuby, al Baidhawy, Jallalain, as Syabuni, dll. Sebagaimana disebutkan oleh para ulama, semisal Ibnu Katsir didalam kitab tafsirnya terhadap QS Alam Nashrah :4. menyebutkan keterangan dari 2 ulama’ besar ahli tafsir generasi tabi’in, Imam Qatadah dan Imam Mujahid, yang keduanya mengatakan bahwa peninggian nama nabi adalah sebagaimana tercantum pada kalimat syahadat yang menandai keagungan nama beliau di dunia dan akhirat.
Al Ustadz Abu Abdil Muhsin berkata : “jika nabi saja yang meliki akhlak yang sangat luar biasa mendapat cercaan dari manusia, maka kenapa anda berharap menggapai itu?.”
Para Ulama berkata :
“mencari keridhaan manusia adalah suatu tujuan yang tidak akan mungkin tergapai.”

So, ingat saja pesan terakhir ini.
“jangan melihat suatu nilai menurut ukuran manusia, karena apa yang baik disisi manusia belum tentu itu diridhai Allah swt, dan apa yang buruk dihadapan manusia belum tentu itu hal yang tidak disukai oleh Allah swt.”

Silahkan dilihat QS Al Baqarah : 216, beserta seluruh penjelasannya yang bisa dirujuk pada kitab-kitab tafsir karangan para ulama’ salaf, semisal Tafsirul Quranul Adziem, karya Ibnu Katsiir, Tafsir Ath Thabariy, Tafsir Al Jalallain, Al Jami’ li ahkamil Quran, karya Al Qurthubiy, dan yang lainyya.

ILMUWAN JUGA MANUSIA, YANG TAKPERNAH LUPUT DARI SALAH DAN DOSA.



By : Arif Yusuf

Melihat dunia pendidikkan yang sekarang ini banyak diantara kalangan kaum cendikia yang tergugah hatinya untuk memberikan “HAK SUARA” atas apa yang telah mampu disumbangkan oleh millyard-an tokoh intelek. Sangat etis rasanya bila kita coba mengungkap apa yang ada didalam pikiran para penuntut eksistensial publik ini, apakah diantara banyak tokoh yang telah memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Diantara tokoh yang pertama kali menggagas dan menyusun kegiatan keilmiahan ini, adalah Aristoteles ( sekitar abad ke 4 SM ) yang kemudian terus dikembangkan oleh para tokoh keilmiahan baik dari cabang Biologi (seperti Darwin, Johanes Purkinje, Jonas Salk, Carl Linneaus, Louis Patoure, dll), Fisika (seperti Einsten, Newton, Galileo, Dalton, Kepler, dll ), Matematika (sepereti Archimedes, Phytaghoras, Descartes, Euclid, “The Lord” Gauss, “The King” Euler,dll), Kimia ( seperti Rutherford, Dalton, Bohr, ), Geografi dan Astronomi (seperti Erathotenes, Ptolomeus, Kratchokovski, Al Khawarizmi, Ibnu Majid, Al Idris, Ibnu Batuta, dll), Ekonomi (seperti Karl Marx, Smith, Robinson, Richardson, Soto, Keynes, Mundell, Friedman, dll)atau Sosiologi ( seperti Karl Marx, Comte, Darkheim, Weber, dll), dan bahkan sampai pada ilmu didalam kesenian, seni rupa (seperti Da Vinci, Muchelangelo, Raphael, Picasso, Van Gogh, Le Corbusier, Hendrick, Tange, Sulivan, Eifell, dll), seni tari ( seperti Hawkins, La Mery, Curt Sarc, Lenger,dll) dan para ilmuwan yang lainnya hingga milliyar namanyadan milliyardan khasanah ensiklopedi IPTEK telah menjadi hak milik dunia pendidikkan.
 Walaupun kita tahu bahwa para ilmuwan adalah seorang yang benar-benar memiliki kejeniusan, kelebihan dalam berfikir dan berlogika, sebagaimana kita tahu bahwa rata-rata para tokoh Dunia memiliki kecerdasan Intelek (IQ) diatas angka 139 (sangat cerdas), semisal Hitler (141),Bonaparte (143),Hawkins (160), Einsten (160),Copernicus (160), Darwin (165), Plato (170), Luther (170), Kepler (175), Michelangelo (180), Galileo (185), Newton (190), Pascall (195), Leibniz (205), Goethe (210), Da Vinci (220), atau yang tertinggi menurut catatan sejarah adalah James Sidis (seorang Penulis Yahudi USA) dengan nominal IQ 250. Ini tentu menjadi hal yang sangat luar biasa bagi khasanah manusia, begitupun juga INDONESIA dengan menempatkan salah satu tokoh bapak, anak bangsa terbaik dengan memiliki nominal IQ di kisaran angka 200, ialah Bapak Eks Presiden ke 3 Indonesia, BJ Habibie, yang juga terdaftar sebagai seorang Muslim dengan IQ tertinggi di dunia.
Dengan sistem kerja otak untuk menganalisis, berlogika, mengumandangkan imajinasi yang luar biasa, juga daya ingat yang tak wajar, maka apa yang bisa dilakukan oleh para ilmuwan ini menjadi suatu daya tarik tersendiri dari khasanah keilmuwan. Akan tetapi ada sesuatu yang bisa dibilang menjadi AIB bagi kebanyakan para ilmuwan adalah, bahwa “MEREKA JUGA MANUSIA, PASTI PUNYA SALAH DAN LUPA”, hal ini dapat dibuktikan dengan 2 indikator yang digunakan oleh Albert Einsten dalam suatu kesempatan ia mengungkapkan :
“kalau saya periksa metode berfikir saya, sampai pada kesimpulan bahwa karunia daya KHAYAL lebih berarti dari kemampuan saya MENYERAP (menghafal) ilmu pengetahuan.”
“Nalar akan membawa kamu dari A ke B, akan tetapi IMAJINASI akan membawa kamu dari A kemana saja”
Juga dalam beberapa ungkapan beliau yang benar-benar ia mengakui bahwa dirinya seorang penganut agama samawi (YAHUDI), salah satunya ia berucap :
“ilmu pengetahuan tanpa agama akan buta, akan tetapi agama tanpa ilmu pengetahuan akan lumpuh”

Dari 2 indikator ini, kita akan tahu seberapa benarkah suatu teori ilmu pengetahuan yang ada. Disini satu hal yang saya koreksi dari apa yang telah menjadi konsumsi sehari-hari dalam kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikkan Dunia, ialah tentang KELEMAHAN TEORI EVOLUSI, dengan mengklaim bahwa “SEGALA SESUATU ITU ADA DENGAN ADANYA KUMULASI DARI OBJEK SEBELUMNYA.”
Apakah hal ini logis ?
Kita bisa tahu dengan kita mencoba menganalisisnya, sebagai contoh ialah dalam Embriologi, dalam dunia ini, kita akan mengenal sosok Ernest Haeckel (Ernst Heinrich Philipp August Haeckel (16 Februari 1834  9 Agustus 1919), ditulis juga von Haeckel, merupakan ahli biologiternama dari Jerman, seorang naturalis, filsuf, dokter, profesor dan seniman, yang menemukan, menjelaskan, dan menamakan ribuan spesies baru, membuat peta pohon genealogi hubungan semua makhluk hidup, dan membuat istilah biologi baru, seperti filum, filogeni, ekologi, dan kingdom Protista.) telah menjadi seorang yang sangat terkenal dengan apa yang telah ia buat, ia telah menjadi seorang yang namanya dan karyanya selalu disertakan didalam buku-buku pegangan sekolah, jurnal ilmiah, dan simposium-simposium. Sebenarnya apa yang telah ia lakukan, inilah ceritanya :
Dalam bukunya yang terbit tahun 1868 (20 tahun setelah terbit buku THE COMUNISM MANIFEST, karya Karl Marx dan Frederich Engels, serta 9 tahun setelah terbitnya bukuTHE ORIGIN OF SPESIES, karya agung Charles Darwin)yang berjudulNatürliche Schöpfungsgeschichte (Sejarah Penciptaan Alamiah) Ernst Haeckel menjelaskan bahwa ia telah membuat berbagai macam perbandingan menggunakan embrio manusia, monyet dan anjing. Gambar-gambar yang ia hasilkan berupa embrio-embrio yang hampir serupa. Berdasarkan gambar-gambar ini, Haeckel lalu menganggap bahwa makhluk-makhluk hidup tersebut memiliki asal-usul yang sama.
Akan tetapi hal yang sangat disayangkan adlah ternyata itu “HANYA PEMALSUAN”, sebuah penipuan publik, dengan telah terbuktinya secara ilmiah oleh para pakar penerus, dengan diketahui bahwa apa yang telah dibuatnya adalah ia hanya mengamati 1 embrio saja dalam kerjanya, kemudian ia memodifikasi sedemikian rupa dari embrio itu, sehingga hasil akhirnya sangat mirip satu dengan yang lainnya, kemudian ia sampai pada kesimpulan akan adanya persamaan ini.
Pada akhir abad 20, adalah seorang Ahli Biologi asal Inggris, Michael Richardson, telah melakukan pengamatan embrio Vertebrata, apa yang telah ia dapati?
Ternyata ia mendapatkan hasil yang sangat jauh sekali dengan hasil kerja Haeckel, ia menemukan gambar yang tidaklah sama sperti deskripsi Haeckel, yang kemudian ia publikasikan perbedaan gambar-gambar foto hasil kerja mereka di jurnal Anatomy and Embryology terbitan Agustus 1997.
Sebuah artikel yang mengusung tema yang sama yaitu tentang gambar-gambar Haeckel, yang telah lama dipertahankan dalam daftar sebagai bukti palsu evolusi, juga muncul di majalah Science edisi 5 September 1997 dengan judul “ Haeckel’s Embryos: Fraud Rediscovered (Embrio-embrio Haeckel: Penipuan Diungkap Kembali),” yang setelahnya seluruh kalangan dunia ilmiah sependapat bahwa telah terjadi pemalsuan. Artikel tersebut berisi baris-baris berikut:
“Tidak hanya Haeckel telah menambahkan atau menghilangkan ciri-ciri, papar Richardson dan rekan-rekannya, tetapi ia juga telah memalsukan ukurannya untuk membesar-besarkan kemiripan antara spesies-spesies, bahkan ketika terdapat perbedaan 10 kali lipat dalam ukuran. Haeckel lebih lanjut mengaburkan perbedaan dengan cara tidak menamai spesies dalam kebanyakan kasus, seolah-olah satu sampel cukup akurat untuk mewakili seluruh kelompok hewan. Dalam kenyataannya, Richardson dan rekan-rekannya mencermati, bahkan embrio-embrio yang berkerabat dekat seperti embrio-embrio ikan sedikit berbeda dalam tampilan dan alur perkembangannya. “Sepertinya, itu (gambar-gambar Haeckel) menjadi salah satu pemalsuan paling terkenal dalam bidang biologi,”
Apakah ini kesalahan atau sebuah penipuan?
Tentu kita bisa memberikan penilaian sendiri.
Hal ini semata-mata adalah hanya untuk menjadikan POPULARITAS DIATAS SEGALA KODE ETIK. Dengan hanya menginginkan agar apa yang mereka buat bisa dianggap ada oleh DUNIA, seperti ungkapan seorang filosof Prancis, Jean Paul Sartre : “aku berfikir, maka aku ada, aku memberontak, maka aku ada.” Juga slogan bangsa arab “jika kamu ingin dikenal dunia, kencingilah sumur zam-zam.”
Ya beginilah apa yang ada, apa yang dilakukan oleh Haeckel ini, semata-mata adalah tindakan rasial, dengan tetap memegang teguh dan ingin tetap mengukuhkan eksistensi doktrin Dajjal, Materialis-Marxism serta Teori Evolusi yang telah muncul sejak Haeckel baru berusia remaja.   
“Setelah pengakuan penengahan dari ‘pemalsuan’ ini saya semestinya patut menganggap diri saya sendiri terkutuk dan terbinasakan jika saja saya tidak memiliki pelipur lara dengan melihat secara berdampingan dengan saya di ruang tahanan ratusan orang – penjahat, di antara mereka banyak yang merupakan pengamat paling tepercaya dan ahli biologi paling terhormat. Sebagian besar dari gambar-gambar di buku pelajaran, acuan dan jurnal biologi terbaik akan mengundang tuduhan ‘pemalsuan’ setimpal, karena kesemuanya itu tidak cermat, dan kurang atau lebih diselewengkan, diubah dan direkayasa.”( Francis Hitching, The Neck of the Giraffe: Where Darwin Went Wrong, New York: Ticknor and Fields 1982, h. 204)
Ahli biologi molekuler dari Universitas California Jonathan Wells menggambarkan keadaannya sebagai berikut: 
“Banyak buku pelajaran menggunakan embrio buatan Haeckel yang sedikit diubah. Salah satu contohnya adalah edisi tahun 1999 buku Biologi karangan Peter Raven dan George Johnson, yang menyertakan keterangan ini pada gambar-gambarnya: “Perhatikanlah bahwa tahap-tahap embrionik awal dari vertebrata-vertebrata ini menunjukkan kemiripan mencolok antara satu dengan yang lain.” Buku pelajaran itu juga memberitahu siswa: “Sebagian dari bukti anatomis terkuat yang mendukung evolusi berasal dari perbandingan mengenai bagaimana organisme berkembang. Dalam banyak kasus, sejarah evolusi suatu organisme dapat diketahui menunjukkan penampakan seiring perkembangannya, dengan embrio yang menunjukkan cirri-ciri dari embrio leluhurnya.”( Jonathan Wells, Icons of Evolution, Regnery Publishing, Inc., h. 103)
Henry M. Morris, pendiri Creation Research Society dan Institute of Creation Research mengkaji keadaan ini dalam kalimat berikut:
“Sejak Darwin – dan terutama sejak Freud – psikolog telah beranggapan bahwa manusia hanyalah binatang yang berevolusi dan telah meneliti masalah perilaku berlandaskan pijakan hewaniyah. Percobaan dengan monyet atau binatang lain (bahkan dengan serangga) digunakan sebagai panduan untuk menangani masalah-masalah manusia...Buah pahit dari teori rekapitulasi itu (yang sejak lama tidak dipercaya secara ilmiah) terus berkembang di banyak wilayah masyarakat… “(Henry M. Morris, The Long War Against God, Master Books, 2000, h. 32)
Surat kabar Italia, La Stampa, dalam sebuah tulisan menggunakan judul "Fair-well Darwin" (Selamat Tinggal Darwin), sedangkan di harian Prancis Le Point berbunyi "Save Darwin" (Selamatkan Darwin). ...
"Darwin menulis dalam buku-bukunya bahwa orang harus menemukan bentuk-bentuk peralihan untuk membuktikan teori evolusi, tapi tak seorang pun telah mampu menemukan satu saja bentuk peralihan. Para Darwinis menyatakan bahwa sel pertama muncul menjadi ada sebagai sebuah kebetulan. Namun adalah mustahil bagi satu protein tunggal sekalipun untuk terbentuk secara tidak sengaja."

"Telah kita buktikan bahwa tengkorak-tengkorak yang dulunya dipajang sebagai bukti evolusi adalah palsu. Darwinisme tidak dapat menjelaskan bagaimana kita dapat melihat atau mendengar atau mengindera dengan bantuan otak kita," inilah kata Adnan Oktar, (Harun Yahya).
Inilah apa yang kita sebut, sebagai “ILMUWAN JUGA MANUSIA, PASTI PUNYA SALAH DAN LUPA.”
Kesalahan mereka adalah karena kesalahan jalan dan pemikiran, seperti apa yang dikatakan oleh Einsten :
“memang mungkin segala sesuatu untuk dibuktikan secara ilmiah, tapi itu akan menjadikan tanpa rasa, tak berarti, seperti jika kamu menjelaskan shimpony Bethoveen sebagai variasi tekanan udara.”
Maka lihatlah naseha para pelaku SCIENTIST-RELIGIUNIS, semisal Einsten, “Kecerdasan tidak banyak berperan dalam proses penemuan. Ada suatu lompatan dalam kesadaran, sebutlah itu intuisi atau apapun namanya, solusinya muncul begitu saja dan kita tidak tahu bagaimana atau mengapa.“
“Sudah saatnya cita-cita kesuksesan diganti dengan cita-cita pengabdian.”
“Lebih mudah mengubah plutonium dari pada mengubah sifat jahat manusia.”
“Saya meyakini bahwa tugas utama jiwa adalah membebaskan manusia dari keegoisan.”
Tanpa Budaya yang bermoral, manusia tidak akan selamat.”
Atau Newton, yang mengakui keberadaan TUHAN dengan apa yang diciptakanya “DIA adalah kekal dan tak terbatas, maha Tahu dan Maha Kuasa, masa keberadaanNYA adalah dari kekal samapai kekal...”, begitupun Pascall, Carl Linneaus, Pasteur, Mendell dengan mengagungkan sifat Pencipta dan menolak sama sekali akan DOKTRIN KUMULASI-TEORI EVOLUSI.
Maka berhati-hatilah kamu, dunia pendidikkan kita adalah sangat berbahaya, bahkan mungkin menjadi tembok penghalang atas intregitas dan kesuksesan kita dalam menjalankan kehidupan kita yang pada akhirnya kita akan sampai kepada suatu masa dimana tidak ada lagi resiko dan bahaya disekitar kita, yaitu masa setelah kematian kita, disana kita hanya akan mengambil alih apa yang menjadi hak kita setelah kita merampungkan TEST DI DUNIA ini.