Pada sebuah muhadharah yang dibina langsung oleh
salah seorang putra Indonesia yang sekarang menjadi staf pengajar tetap di
masjid Nabawi, Madinah, yang sekaligus tengah menempuh terjalnya ilmu di
program doktoral S3 Universitas Islam Madinah, kami mendapati sebuah ilmu yang
sangat luar biasa indah. Beliau adalah Al Ustadz Abu Abdil Muhshin Firanda
Andirja, M.A. Ketika itu beliau mengatakan :
“anda sudah gila, kapan ? ketika anda menginginkan
agar terlepas dari cercaan, cacian, makian, hinaan manusia, maka anda sudah
termasuk orang gila.”
Kami
merasa ilmu ini sangat luar biasa karena memang tabiat manusia selalu
menginginkan pandangan positif dari orang-orang disekitarnya. Tidak mau
menerima hal yang tidak ia suka, dan bahkan tidak mau tahu dengan pandangan
orang lain, ia selalu menganggap dirinya itu baik dan benar. Apakah hal ini
diamiinkan dalam Islam ?
Al Imam Ibnu Hazm berkata :
“barangsiapa yang ingin selamat dari hinaan dan
cercaan manusia, maka ia adalah orang gila.”
Kenapa ?
Karena ia berharap sesuatu yang mustahil.
Jika Allah swt saja tidak terlepas
dari cercaan orang-orang kafir, seperti yang dilakukan oleh Dr. Robert Morey, Direktur Eksekutif dari yayasan
penelitian dan pendidikan yang mengkaji topik tentang pengaruh Budaya dan Nilai
Barat didalam bukunya
"The Islamic Invasion - Confronting the World's
Fastest Growing Religion"yang diterbitkan
oleh Christian Scholars Press, Las Vegas, NV 88119, ia menyatakan bahwa Allah adalah nama dari Dewa Bulan yang disembah di Arab
sebelum Islam. Hal ini ia kuatkan dengan pernyataannya bahwa :
-
Nama Allah sudah dikenal
masyarakat Arab sebelum kenabian Muhammad.
-
Adanya nama-nama seperti
Qomaruddin, Syamsuddin.
-
Kepercayaan Jahiliyah
(Pra-Islam), agama Astral.
-
Berhala yang ada di
Ka'bah.
-
Simbol bulan sabit.
Allah swt berfirman pada surah At Taubah ayat 31:
“Mereka telah
menjadikan para pendeta dan pastur-pastur mereka sebagai Tuhan selain Allah dan
mereka juga menjadi- kan Al Masih putra Maryam (sebagai tuhan).”
Dan firman-Nya pula pada surah Al
Maidah ayat 12:
“Sungguh Allah
telah mengambil janji dari Bani Israil, dan kami telah bangkitkan di antara
mereka dua belas golongan dan Allah berfirman: ‘Sungguh Aku bersama kamu
sekalian. Sungguh jika kamu sekalian mendirikan shalat, menunaikan zakat,
beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu sekalian membantu mereka serta kamu
sekalian memberikan pinjaman yang baik kepada Allah, niscaya Aku akan hapuskan
seluruh dosa kamu dan Aku pasti memasukkan kamu ke dalam surga- surga yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai. Maka barang siapa di antara kamu kafir sesudah
itu, maka sungguh ia tersesat dari jalan yang lurus. Karena mereka melanggar
janji mereka, maka kami kutuk mereka dan kami jadikan hati mereka keras. Mereka
selalu merubah firman-firman dari tempat-tempatnya dan melupakan sebagian yang
diperingatkan kepada mereka.’
Demikianlah cacian dan cercaan mereka yaitu Yahudi
maupun Nashrani. Kenapa kita berharap lepas dari cacian itu, Allah saja tidak
terlepas dari itu semua.Nabi Muhammad saw, seorang yang telah terpilih menjadi
pemimpin seluruh umat di alam semesta ini, sebagaimana Firman Allah :
“dan tidaklah
kami mengutus kamu kecuali sebagai rahmat atas seluruh alam.” (QS Al
Anbiyya’ : 107)
Beliau orang yang memang berakhlak
tinggi, mulia dan tiada bandingan, sebagaimana perkataan Aisyah r.ha :
“akhlaknya
adalah al Quran.”(HR
Muslim)
Dan Allah berfirman :
“sesungguhnya kamu benar-benar ber-akhlak yang
sangat agung..” (QS Al Qalam : 4)
Beliau juga tidak terlepas dari cercaan manusia,
sebagaimana telah jelas.
"Jadi ketika jiwa pembohong
mengontrol Muhammad, dan setan telah membunuh jiwa jiwa Muhammad dengan
Al-Qur'an dan telah menghancurkan keimanan orang-orang Kristen, setan harus
terus mengambil pedang dan mulai membunuh badan-badan mereka."(
Martin Luther, "On War Against the Turk," dalam Luther's Works, Pen.
Charles M. Jacobs, direvisi oleh Robert C. Schultz, editor Helmut T. Lehmann 46
(Philadelphia: Fortress Press, 1967), hal. 179)
Anda
lihat perkataan itu ?
Itulah
ucapan Martin Luther, sang pencetus Agama Kristen Protestan. Maka janganlah
kita termasuk kedalam orang-orang gila itu. Kita tahu Muhammad saja mendapat
cercaan yang menghinakan tersebut, maka kita jawab kepada mereka dengan jawaban
Allah swt.
Allah
swt berfirman :
“Berkatalah orang-orang kafir:
"Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul." Katakanlah: "Cukuplah
Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al
Kitab."(QS Ar Ra’d : 43)
Selain
dari Luther, masih banyak tokoh yang memberikan cacian kepada Nabi Muhammad saw
yang diantaranya Charlie Hebdo dengan Kartun Muhammadnya, Abdul Masih al Kindi,
Sam Baccile dengan film “Innocence of Muslim”- nya, Geertz Wildert dengan film
“Fitna” yang populer itu, pastur Terry Jones yang dengan lantang menyerukan
perang terhadap Muhammad dan membakar Mushaf Al Quran, dan atau Salman Rushdie
dengan Novel “Ayat-ayat Setan” yang kian memberikan warna terhadap pencacian
Nabi Muhammad saw. Akan tetapi hal yang demikian tidaklah mengurangi keagungan
nabi Muhammad saw, namanya akan selalu berada diatas segala nama yang ada di
muka bumi, Lihat QS Al
Insyirah : 1-8 beserta seluruh tafsirnya, baik dari Tafsir Ibnu Katsir, At
Thabari, Al Qurtuby, al Baidhawy, Jallalain, as Syabuni, dll. Sebagaimana
disebutkan oleh para ulama, semisal Ibnu Katsir didalam kitab
tafsirnya terhadap QS Alam Nashrah :4. menyebutkan keterangan dari 2 ulama’
besar ahli tafsir generasi tabi’in, Imam Qatadah dan Imam Mujahid, yang
keduanya mengatakan bahwa peninggian nama nabi adalah sebagaimana tercantum pada
kalimat syahadat yang menandai keagungan nama beliau di dunia dan akhirat.
Al Ustadz Abu Abdil Muhsin
berkata : “jika nabi saja yang meliki akhlak yang sangat luar biasa mendapat
cercaan dari manusia, maka kenapa anda berharap menggapai itu?.”
Para Ulama berkata :
“mencari keridhaan manusia
adalah suatu tujuan yang tidak akan mungkin tergapai.”
So, ingat saja pesan
terakhir ini.
“jangan melihat suatu nilai
menurut ukuran manusia, karena apa yang baik disisi manusia belum tentu itu
diridhai Allah swt, dan apa yang buruk dihadapan manusia belum tentu itu hal
yang tidak disukai oleh Allah swt.”
Silahkan dilihat QS Al
Baqarah : 216, beserta seluruh penjelasannya yang bisa dirujuk pada kitab-kitab
tafsir karangan para ulama’ salaf, semisal Tafsirul Quranul Adziem, karya Ibnu
Katsiir, Tafsir Ath Thabariy, Tafsir Al Jalallain, Al Jami’ li ahkamil Quran,
karya Al Qurthubiy, dan yang lainyya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar