Jumat, 27 November 2015

ANDA SUDAH GILA




Pada sebuah muhadharah yang dibina langsung oleh salah seorang putra Indonesia yang sekarang menjadi staf pengajar tetap di masjid Nabawi, Madinah, yang sekaligus tengah menempuh terjalnya ilmu di program doktoral S3 Universitas Islam Madinah, kami mendapati sebuah ilmu yang sangat luar biasa indah. Beliau adalah Al Ustadz Abu Abdil Muhshin Firanda Andirja, M.A. Ketika itu beliau mengatakan :
“anda sudah gila, kapan ? ketika anda menginginkan agar terlepas dari cercaan, cacian, makian, hinaan manusia, maka anda sudah termasuk orang gila.”
            Kami merasa ilmu ini sangat luar biasa karena memang tabiat manusia selalu menginginkan pandangan positif dari orang-orang disekitarnya. Tidak mau menerima hal yang tidak ia suka, dan bahkan tidak mau tahu dengan pandangan orang lain, ia selalu menganggap dirinya itu baik dan benar. Apakah hal ini diamiinkan dalam Islam ?

Al Imam Ibnu Hazm berkata :
“barangsiapa yang ingin selamat dari hinaan dan cercaan manusia, maka ia adalah orang gila.”



Kenapa ?
Karena ia berharap sesuatu yang mustahil.
Jika Allah swt saja tidak terlepas dari cercaan orang-orang kafir, seperti yang dilakukan oleh Dr. Robert Morey, Direktur Eksekutif dari yayasan penelitian dan pendidikan yang mengkaji topik tentang pengaruh Budaya dan Nilai Barat  didalam bukunya "The Islamic Invasion - Confronting the World's Fastest Growing Religion"yang diterbitkan oleh Christian Scholars Press, Las Vegas, NV 88119, ia menyatakan bahwa Allah adalah nama dari Dewa Bulan yang disembah di Arab sebelum Islam. Hal ini ia kuatkan dengan pernyataannya bahwa :
-          Nama Allah sudah dikenal masyarakat Arab sebelum kenabian Muhammad.
-          Adanya nama-nama seperti Qomaruddin, Syamsuddin.
-          Kepercayaan Jahiliyah (Pra-Islam), agama Astral.
-          Berhala yang ada di Ka'bah.
-          Simbol bulan sabit.
Allah swt berfirman pada surah At Taubah ayat 31:

“Mereka telah menjadikan para pendeta dan pastur-pastur mereka sebagai Tuhan selain Allah dan mereka juga menjadi- kan Al Masih putra Maryam (sebagai tuhan).”
Dan firman-Nya pula pada surah Al Maidah ayat 12:
“Sungguh Allah telah mengambil janji dari Bani Israil, dan kami telah bangkitkan di antara mereka dua belas golongan dan Allah berfirman: ‘Sungguh Aku bersama kamu sekalian. Sungguh jika kamu sekalian mendirikan shalat, menunaikan zakat, beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu sekalian membantu mereka serta kamu sekalian memberikan pinjaman yang baik kepada Allah, niscaya Aku akan hapuskan seluruh dosa kamu dan Aku pasti memasukkan kamu ke dalam surga- surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Maka barang siapa di antara kamu kafir sesudah itu, maka sungguh ia tersesat dari jalan yang lurus. Karena mereka melanggar janji mereka, maka kami kutuk mereka dan kami jadikan hati mereka keras. Mereka selalu merubah firman-firman dari tempat-tempatnya dan melupakan sebagian yang diperingatkan kepada mereka.’

Demikianlah cacian dan cercaan mereka yaitu Yahudi maupun Nashrani. Kenapa kita berharap lepas dari cacian itu, Allah saja tidak terlepas dari itu semua.Nabi Muhammad saw, seorang yang telah terpilih menjadi pemimpin seluruh umat di alam semesta ini, sebagaimana Firman Allah :
dan tidaklah kami mengutus kamu kecuali sebagai rahmat atas seluruh alam.” (QS Al Anbiyya’ : 107)
Beliau orang yang memang berakhlak tinggi, mulia dan tiada bandingan, sebagaimana perkataan Aisyah r.ha :
Dan Allah berfirman :
“sesungguhnya kamu benar-benar ber-akhlak yang sangat agung..” (QS Al Qalam : 4)

Beliau juga tidak terlepas dari cercaan manusia, sebagaimana telah jelas.
"Jadi ketika jiwa pembo­hong mengontrol Muhammad, dan setan telah membunuh jiwa jiwa Muhammad dengan Al-Qur'an dan telah menghan­curkan keimanan orang-orang Kristen, setan harus terus me­ngambil pedang dan mulai membunuh badan-badan mereka."( Martin Luther, "On War Against the Turk," dalam Luther's Works, Pen. Charles M. Jacobs, direvisi oleh Robert C. Schultz, editor Helmut T. Lehmann 46 (Philadelphia: Fortress Press, 1967), hal. 179)

Anda lihat perkataan itu ?
            Itulah ucapan Martin Luther, sang pencetus Agama Kristen Protestan. Maka janganlah kita termasuk kedalam orang-orang gila itu. Kita tahu Muhammad saja mendapat cercaan yang menghinakan tersebut, maka kita jawab kepada mereka dengan jawaban Allah swt.
Allah swt berfirman :
Berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul." Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab."(QS Ar Ra’d : 43)
            Selain dari Luther, masih banyak tokoh yang memberikan cacian kepada Nabi Muhammad saw yang diantaranya Charlie Hebdo dengan Kartun Muhammadnya, Abdul Masih al Kindi, Sam Baccile dengan film “Innocence of Muslim”- nya, Geertz Wildert dengan film “Fitna” yang populer itu, pastur Terry Jones yang dengan lantang menyerukan perang terhadap Muhammad dan membakar Mushaf Al Quran, dan atau Salman Rushdie dengan Novel “Ayat-ayat Setan” yang kian memberikan warna terhadap pencacian Nabi Muhammad saw. Akan tetapi hal yang demikian tidaklah mengurangi keagungan nabi Muhammad saw, namanya akan selalu berada diatas segala nama yang ada di muka bumi, Lihat QS Al Insyirah : 1-8 beserta seluruh tafsirnya, baik dari Tafsir Ibnu Katsir, At Thabari, Al Qurtuby, al Baidhawy, Jallalain, as Syabuni, dll. Sebagaimana disebutkan oleh para ulama, semisal Ibnu Katsir didalam kitab tafsirnya terhadap QS Alam Nashrah :4. menyebutkan keterangan dari 2 ulama’ besar ahli tafsir generasi tabi’in, Imam Qatadah dan Imam Mujahid, yang keduanya mengatakan bahwa peninggian nama nabi adalah sebagaimana tercantum pada kalimat syahadat yang menandai keagungan nama beliau di dunia dan akhirat.
Al Ustadz Abu Abdil Muhsin berkata : “jika nabi saja yang meliki akhlak yang sangat luar biasa mendapat cercaan dari manusia, maka kenapa anda berharap menggapai itu?.”
Para Ulama berkata :
“mencari keridhaan manusia adalah suatu tujuan yang tidak akan mungkin tergapai.”

So, ingat saja pesan terakhir ini.
“jangan melihat suatu nilai menurut ukuran manusia, karena apa yang baik disisi manusia belum tentu itu diridhai Allah swt, dan apa yang buruk dihadapan manusia belum tentu itu hal yang tidak disukai oleh Allah swt.”

Silahkan dilihat QS Al Baqarah : 216, beserta seluruh penjelasannya yang bisa dirujuk pada kitab-kitab tafsir karangan para ulama’ salaf, semisal Tafsirul Quranul Adziem, karya Ibnu Katsiir, Tafsir Ath Thabariy, Tafsir Al Jalallain, Al Jami’ li ahkamil Quran, karya Al Qurthubiy, dan yang lainyya.

Tidak ada komentar: