Rabu, 25 November 2015

Kulit Buatan


Peneliti Amerika Serikat mengatakan, mereka telah menciptakan “kulit plastik” yang mampu merasakan sensasi perbedaan tekanan antara jabat tangan lemah dan cengkraman, yang kemudian mampu mentransfer sinyal-sinyal sensorik ke sel-sel otak.
Pernyataan ini dikemukakan dalam jurnal Science United States, menurut kantor berita Xinhua, di Washington, Kamis (15/10).
Temuan ini memberi harapan untuk banyak orang di seluruh dunia, untuk memungkinkan mereka merasakan sensasi pada kaki palsu.
“Ini adalah pertama kalinya, bahan kulit fleksibel, yang mampu mendeteksi tekanan dan mengirimkan sinyal ke komponen sistem saraf,” kata Zhenan Bao, seorang profesor teknik kimia di Universitas Stanford, yang memimpin tim.
Lapisan atas menciptakan mekanisme penginderaan dan lapisan bawah bertindak sebagai sirkuit untuk mengangkut sinyal-sinyal listrik dan menerjemahkannya ke dalam stimulus biokimia yang kompatibel dengan sel-sel saraf.
Untuk lapisan atas, tim Bao membuat karet dengan miliaran karbon nanotube untuk menciptakan sensor plastik yang meniru kulit manusia, yang kemudian mengirimkan informasi tekanan pulsa pendek listrik, mirip dengan kode morse, ke otak.
Tim kemudian mengaitkan mekanisme tekanan ke kulit kedua, dimana sirkuit elektronik fleksibel bisa membawa pulsa listrik ke sel-sel saraf.
Berkat teknik yang disebut optogenetiks ini, tim rekayasa mensimulasikan bagian dari sistem saraf manusia melalui percobaan dengan tikus.
Tim menerjemahkan sinyal tekanan elektronik dari kulit buatan menjadi pulsa cahaya, yang mengaktifkan sel-sel otak, untuk membuktikan bahwa kulit buatan bisa menghasilkan output sensorik kompatibel dengan sel-sel saraf.
Pada akhirnya, Bao menyatakan ingin mengembangkan sensor yang berbeda untuk meniru, misalnya, kemampuan untuk membedakan jenis kain tertentu atau membedakan dingin dan panas.

Tidak ada komentar: