Jumat, 06 November 2015

Manusia Terbang Pertama Muncul Di Dubai


Wright bersaudara menjadi salah satu pelopor kehadiran pesawat terbang yang kemudian berkembang seperti saat ini. Sama halnya ketika Yves Rossy dan Vince Reffet yang mengklaim manusia terbang pertama di dunia yang menggunakan mesin jet. Dalam catatan sejarah percobaan penerbangan oleh manusia, kedua orang tersebut bukanlah yang pertama kali. Zaman dahulu disebutkan ilmuwan muslim bernama Abbas Abu Al-Qasim Firnas pernah melakukan eksperimen yang mirip dengan Jetman tersebut.
Dalam catatan yang ditulis oleh sejarahwan asal Maroko Ahmed Mohammed al-Maqqari disebutkan, Ibnu Firnas melakukan percobaan melakukan penerbangan sekitar abad ketujuh. Seperti dikutip dari berbagai sumber, Ibnu Firnas terbang menggunakan sayap yang ditutupi dengan bulu-bulu. Dia memang terinspirasi dari cara terbang burung di angkasa.
“Di antara percobaan, dia memasang beberapa sayap ke tubuhnya dan mampu terbang di udara dalam jangka waktu tertentu. Beberapa saksi menyaksikan pertunjukan itu, dimana dia terbang dengan jarak yang cukup,” tulisnya al-Maqqari, seperti dikutip dari Wikipedia. Percobaan pertamanya itu dia mengalami kegagalan, karena seperti halnya ekor pada burung, dia lupa memasang alat untuk mendarat. Dalam percobaan kedua dia bahkan mengalami luka parah yang menyebabkan dirinya mengalami penurunan kesehatan. Baca: Begini Cara Manusia Terbang Mengudara
Sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam bukunya yang bertajuk History of the Arabs menyebut Ibnu Firnas sebagai manusia pertama melakukan percobaan dalam dunia penerbangan. Dan sejak itu beberapa tahun setelahnya, sejumlah orang melakukan percobaan yang sama agar bisa membawa manusia menembus angkasa. Kendati siapa orang pertama yang melakukan ujicoba penerbangan, namun Ibnu Firnas diakui oleh sejumlah ilmuwan asal barat. Peradaban Islam pada tahun 852 Masehi ini juga didukung sejumlah bukti.
Aksi gila yang dilakukan Yves Rossy dan anak didiknya, Vince Reffet untuk bisa terbang melintasi langit Dubai sungguh memikat hati. Dengan lihai, keduanya terbang dengan bantuan sayap jetpack yang menempel di punggungnya. “Terbang bebas seperti burung adalah sesuatu yang betul-betul gila. Seperti tak nyata,” ungkap Rossy. “Manuver yang cantik sungguh membuat saya terpukau. Ini adalah realiasasi pengalaman hidup. Sekali Anda mencoba, dijamin bakal ketagihan,” serunya lagi.
Rossy yang berusia 55 tahun itu dulunya pilot profesional sebelum akhirnya menekuni penerbangan bersayap atau winged flight. Lelaki asal Swiss ini juga sempat aktif melakukan sky surfing dan skydiving. Namun, ia tak puas. “Kegiatan yang sungguh bikin frustrasi. Anda hanya jatuh,” kata Rossy seperti dikutip dari situs berita The National. Dari situ, Rossy semakin menguatkan ambisinya untuk mengembangkan teknologi sayap bermesin yang bisa menerbangkan manusia di angkasa.
Hari di mana ia terbang melayang bersama Reffet adalah momen menakjubkan baginya. Setelah memeriksa roda gigi penerbangan, seragam, parasut, helm, dan melakukan pemanasan fisik, duo ‘Iron Man’ itu menjatuhkan dirinya ke udara dari helikopter yang mengangkutnya di ketinggian 1.800 meter. Rossy melompat ke luar dan menyalakan mesin sayap jetpack-nya untuk meningkatkan daya pendorongnya. “Itu adalah momen ajaib. Anda bisa mengubah sesuatu yang jatuh menjadi melayang terbang,” seru Rossy lagi.
Saya jetpack mempunyai lebar sekitar dua meter dengan bobot tak kurang dari 55 kilogram dan bentuknya menyerupai sayap pesawat terbang. Sayapnya memang berguna untuk bermanuver dan menyeimbangkan di atas awan. Sementara sebagai pendorong tenaganya dipasangkanlah empat mesin jetcat P200 yang dibagi dua di kedua sisinya. Mesin ini yang berfungsi sebagai tenaga dan mempunyai bobot sekitar 22 kilogram. Sehingga kedua pilot tersebut dipastikan memanggul lebih dari 77 kilogram seragam besi tersebut. Sementara soal kemampuannya sudah cukup lumayan, karena mampu terbang dengan kecepatan rata-rata 250 kilometer per jam dan mampu terbang antara enam sampai 13 menit di angkasa.
Langit cerah yang menggelayut di gedung ikonik Bruj Khalifa, Dubai, Uni Emirat Arab, mendadak semakin riuh dengan penampakan manusia sedang terbang dengan sayap menempel di punggungnya. Ya, manusia terbang itu adalah Yves Rossy dan Vince Reffet. Datang dari latar belakang berbeda, keduanya mempunyai mempi yang sama, yakni terbang bebas layaknya burung. Mimpi mereka pun diwujudkan oleh XDubai Managing Director, Ismaeil Al Hashmi. Ketiganya terlibat sebuah proyek fenomenal yakni membuat jet yang bisa dipakai manusia dan mereka menyebutnya sebagai Jetman.
Dua manusia ini bisa terbang layaknya Iron Man, namun armor yang mereka pakai tak sesederhana dipakai oleh Tony Stark dalam Komik Marvel tersebut. Karena nyatanya, ‘Jetman’ memanggul mesin di punggungnya. Dari kejauhan bentuknya memang seperti paralayang, orang bisa terbang dengan bantuan sayap agar bisa mengudara. Namun bedanya, paralayangnya terbentuk secanggih mungkin. Dikutip dari situs resminya, sayapnya mempunyai lebar sekitar dua meter yang bentuknya meyerupai sayap pesawat terbang. Sayapnya sendiri mempunyai bobot tak kurang dari 55 kilogram.
Sayapnya memang berguna untuk bermanuver dan menyeimbangkan di atas awan. Sementara sebagai pendorong tenaganya dipasangkanlah empat mesin jetcat P200 yang dibagi dua di kedua sisinya.Mesin ini yang berfungsi sebagai tenaga dan mempunyai bobot sekitar 22 kilogram. Sehingga kedua pilot tersebut dipastikan memanggul lebihd ari 77 kilogram baju zirah tersebut.Sementara soal kemampuannya sudah cukup lumayan, karena mampu terbang dengan kecepatan rata-rata 250 kilometer perjam dan mampu terbang antara enam sampai 13 menit di angkasa.
Tak seperti pesawat yang bisa lepas landas, untuk bisa mengudara manusia terbang ini membutuhkan pesawat atau helikopter lain untuk terbang. Seperti melakukan terjun payung.Parasut juga digunakan saat dua pilot ini akan menjejakkan kaki di tanah atau mendarat. “Terbang merupakan mimpi manusia yang sudah lama, dan kita tidak berhenti hingga bisa mewujudkannya, terbang seperti burung,” kata Rossy dalam sebuah video yang diunggah di YouTube. Dan berikut video aksi gilanya.
Sebelum melakukan aksi menakjubkan di langit Dubai, nama Yves Rossy dan Vince Reffet belum banyak dikenal. Padahal mereka punya segudang prestasi. Rossy dan Reffet berhasil melakukan berbagai manuver cantik di angkasa dengan mesin jet yang dipikulnya. Bahkan tak sedikit yang menilai, apa yang mereka lakukan itu mirip dengan aksi tokoh fiksi Iron Man. Aksi tersebut direkam, dan diunggah melalui akun resmi duta untuk aksi olahraga di Dubai, XDubai. Organisasi ini yang juga ikut mendukung pencapaian Rossy dan Reffet.
Rossy adalah seorang pilot profesional asal Swiss berusia 55 tahun yang berupaya tinggalkan kokpit pesawat untuk mengejar impiannya menciptakan inovasi penerbangan yang ditenagai mesin khusus untuk manusia. Ia nyatanya terinspirasi dari dunia terjun bebas, Rossy bereksperimen dengan berbagai cara yang sekiranya bisa meningkatkan waktu penerbangan dan kemampuan memilih lintasan. Dari situ, ia mulai aktif melakukan sky surfing.
Namun ia tak kunjung puas. Hasrat terbesarnya memang menyoal penerbangan bersayap atau winged flight. Setelah berulang kali merasakan sensasi skydiving, Rossy pindah ke Dubai dengan memikul proyek yang fokus pada pelatihan penerbangan menggunakan sayap 2,1 meter buatannya. “Saya sangat percaya bahwa hasrat terbang sudah mengalir di dalam DNA saya. Walau saya menghabiskan waktu menjadi pilot, saya selalu bermimpi untuk terbang bebas di langit terbuka. Saya ingin membuatnya jadi nyata untuk manusia,” begitu ungkapan Rossy, mengutip dari situs resmi Jetman Dubai.
Setelah Rossy mengembangkan sayap lengkap dengan daya pendorong menggunakan model turbin jet, ia memilih Reffet sebagai anak didiknya. Nama Reffet sudah dikenal di dunia skydiving. Ia sempat memecahkan rekor luar biasa, yaitu melakukan lompatan BASE dari gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa. Ia juga sempat memenangkan sejumlah prestasi Freefly World Champion. Lelaki usia 30 tahun yang berasal dari Perancis itu telah dilatih oleh Rossy sejak tahun 2009.
“Terbang bebas sangatlah menyenangkan, namun untuk bisa mengendalikan penerbangan sendiri adalah hal lebih seru. Belajar dari manusia pertama yang terbang dengan sayap jet adalah suatu kehormatan,” tutur Reffet. Mengutip dari situs Forbes, Rossy mengaku dengan didirikannya markas Jetman di Dubai, hal tersebut merupakan langkah besar untuk mengakses fasilitas kelas dunia seperti Skydive Dubai yang bisa mengembangkan sayap canggihnya itu.

Tidak ada komentar: