Wright
bersaudara menjadi salah satu pelopor kehadiran pesawat terbang yang
kemudian berkembang seperti saat ini. Sama halnya ketika Yves Rossy dan
Vince Reffet yang mengklaim manusia terbang pertama di dunia yang
menggunakan mesin jet. Dalam catatan sejarah percobaan penerbangan oleh
manusia, kedua orang tersebut bukanlah yang pertama kali. Zaman dahulu
disebutkan ilmuwan muslim bernama Abbas Abu Al-Qasim Firnas pernah
melakukan eksperimen yang mirip dengan Jetman tersebut.
Dalam catatan yang ditulis oleh sejarahwan asal Maroko Ahmed Mohammed
al-Maqqari disebutkan, Ibnu Firnas melakukan percobaan melakukan
penerbangan sekitar abad ketujuh. Seperti dikutip dari berbagai sumber,
Ibnu Firnas terbang menggunakan sayap yang ditutupi dengan bulu-bulu.
Dia memang terinspirasi dari cara terbang burung di angkasa.
“Di antara percobaan, dia memasang beberapa sayap ke tubuhnya dan
mampu terbang di udara dalam jangka waktu tertentu. Beberapa saksi
menyaksikan pertunjukan itu, dimana dia terbang dengan jarak yang
cukup,” tulisnya al-Maqqari, seperti dikutip dari Wikipedia. Percobaan
pertamanya itu dia mengalami kegagalan, karena seperti halnya ekor pada
burung, dia lupa memasang alat untuk mendarat. Dalam percobaan kedua dia
bahkan mengalami luka parah yang menyebabkan dirinya mengalami
penurunan kesehatan. Baca: Begini Cara Manusia Terbang Mengudara
Sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam bukunya yang bertajuk History
of the Arabs menyebut Ibnu Firnas sebagai manusia pertama melakukan
percobaan dalam dunia penerbangan. Dan sejak itu beberapa tahun
setelahnya, sejumlah orang melakukan percobaan yang sama agar bisa
membawa manusia menembus angkasa. Kendati siapa orang pertama yang
melakukan ujicoba penerbangan, namun Ibnu Firnas diakui oleh sejumlah
ilmuwan asal barat. Peradaban Islam pada tahun 852 Masehi ini juga
didukung sejumlah bukti.
Aksi gila yang dilakukan Yves Rossy dan anak didiknya, Vince Reffet
untuk bisa terbang melintasi langit Dubai sungguh memikat hati. Dengan
lihai, keduanya terbang dengan bantuan sayap jetpack yang menempel di
punggungnya. “Terbang bebas seperti burung adalah sesuatu yang
betul-betul gila. Seperti tak nyata,” ungkap Rossy. “Manuver yang cantik
sungguh membuat saya terpukau. Ini adalah realiasasi pengalaman hidup.
Sekali Anda mencoba, dijamin bakal ketagihan,” serunya lagi.
Rossy yang berusia 55 tahun itu dulunya pilot profesional sebelum
akhirnya menekuni penerbangan bersayap atau winged flight. Lelaki asal
Swiss ini juga sempat aktif melakukan sky surfing dan skydiving. Namun,
ia tak puas. “Kegiatan yang sungguh bikin frustrasi. Anda hanya jatuh,”
kata Rossy seperti dikutip dari situs berita The National. Dari situ,
Rossy semakin menguatkan ambisinya untuk mengembangkan teknologi sayap
bermesin yang bisa menerbangkan manusia di angkasa.
Hari di mana ia terbang melayang bersama Reffet adalah momen
menakjubkan baginya. Setelah memeriksa roda gigi penerbangan, seragam,
parasut, helm, dan melakukan pemanasan fisik, duo ‘Iron Man’ itu
menjatuhkan dirinya ke udara dari helikopter yang mengangkutnya di
ketinggian 1.800 meter. Rossy melompat ke luar dan menyalakan mesin
sayap jetpack-nya untuk meningkatkan daya pendorongnya. “Itu adalah
momen ajaib. Anda bisa mengubah sesuatu yang jatuh menjadi melayang
terbang,” seru Rossy lagi.
Saya jetpack mempunyai lebar sekitar dua meter dengan bobot tak
kurang dari 55 kilogram dan bentuknya menyerupai sayap pesawat terbang.
Sayapnya memang berguna untuk bermanuver dan menyeimbangkan di atas
awan. Sementara sebagai pendorong tenaganya dipasangkanlah empat mesin
jetcat P200 yang dibagi dua di kedua sisinya. Mesin ini yang berfungsi
sebagai tenaga dan mempunyai bobot sekitar 22 kilogram. Sehingga kedua
pilot tersebut dipastikan memanggul lebih dari 77 kilogram seragam besi
tersebut. Sementara soal kemampuannya sudah cukup lumayan, karena mampu
terbang dengan kecepatan rata-rata 250 kilometer per jam dan mampu
terbang antara enam sampai 13 menit di angkasa.
Langit cerah yang menggelayut di gedung ikonik Bruj Khalifa, Dubai,
Uni Emirat Arab, mendadak semakin riuh dengan penampakan manusia sedang
terbang dengan sayap menempel di punggungnya. Ya, manusia terbang itu
adalah Yves Rossy dan Vince Reffet. Datang dari latar belakang berbeda,
keduanya mempunyai mempi yang sama, yakni terbang bebas layaknya burung.
Mimpi mereka pun diwujudkan oleh XDubai Managing Director, Ismaeil Al
Hashmi. Ketiganya terlibat sebuah proyek fenomenal yakni membuat jet
yang bisa dipakai manusia dan mereka menyebutnya sebagai Jetman.
Dua manusia ini bisa terbang layaknya Iron Man, namun armor yang
mereka pakai tak sesederhana dipakai oleh Tony Stark dalam Komik Marvel
tersebut. Karena nyatanya, ‘Jetman’ memanggul mesin di punggungnya. Dari
kejauhan bentuknya memang seperti paralayang, orang bisa terbang dengan
bantuan sayap agar bisa mengudara. Namun bedanya, paralayangnya
terbentuk secanggih mungkin. Dikutip dari situs resminya, sayapnya
mempunyai lebar sekitar dua meter yang bentuknya meyerupai sayap pesawat
terbang. Sayapnya sendiri mempunyai bobot tak kurang dari 55 kilogram.
Sayapnya memang berguna untuk bermanuver dan menyeimbangkan di atas
awan. Sementara sebagai pendorong tenaganya dipasangkanlah empat mesin
jetcat P200 yang dibagi dua di kedua sisinya.Mesin
ini yang berfungsi sebagai tenaga dan mempunyai bobot sekitar 22
kilogram. Sehingga kedua pilot tersebut dipastikan memanggul lebihd ari
77 kilogram baju zirah tersebut.Sementara soal kemampuannya sudah cukup
lumayan, karena mampu terbang dengan kecepatan rata-rata 250 kilometer
perjam dan mampu terbang antara enam sampai 13 menit di angkasa.
Tak seperti pesawat yang bisa lepas landas, untuk bisa mengudara
manusia terbang ini membutuhkan pesawat atau helikopter lain untuk
terbang. Seperti melakukan terjun payung.Parasut juga digunakan saat dua
pilot ini akan menjejakkan kaki di tanah atau mendarat. “Terbang
merupakan mimpi manusia yang sudah lama, dan kita tidak berhenti hingga
bisa mewujudkannya, terbang seperti burung,” kata Rossy dalam sebuah
video yang diunggah di YouTube. Dan berikut video aksi gilanya.
Sebelum melakukan aksi menakjubkan di langit Dubai, nama Yves Rossy
dan Vince Reffet belum banyak dikenal. Padahal mereka punya segudang
prestasi. Rossy dan Reffet berhasil melakukan berbagai manuver cantik di
angkasa dengan mesin jet yang dipikulnya. Bahkan tak sedikit yang
menilai, apa yang mereka lakukan itu mirip dengan aksi tokoh fiksi Iron
Man. Aksi tersebut direkam, dan diunggah melalui akun resmi duta untuk
aksi olahraga di Dubai, XDubai. Organisasi ini yang juga ikut mendukung
pencapaian Rossy dan Reffet.
Rossy adalah seorang pilot profesional asal Swiss berusia 55 tahun
yang berupaya tinggalkan kokpit pesawat untuk mengejar impiannya
menciptakan inovasi penerbangan yang ditenagai mesin khusus untuk
manusia. Ia nyatanya terinspirasi dari dunia terjun bebas, Rossy
bereksperimen dengan berbagai cara yang sekiranya bisa meningkatkan
waktu penerbangan dan kemampuan memilih lintasan. Dari situ, ia mulai
aktif melakukan sky surfing.
Namun ia tak kunjung puas. Hasrat terbesarnya memang menyoal
penerbangan bersayap atau winged flight. Setelah berulang kali merasakan
sensasi skydiving, Rossy pindah ke Dubai dengan memikul proyek yang
fokus pada pelatihan penerbangan menggunakan sayap 2,1 meter buatannya.
“Saya sangat percaya bahwa hasrat terbang sudah mengalir di dalam DNA
saya. Walau saya menghabiskan waktu menjadi pilot, saya selalu bermimpi
untuk terbang bebas di langit terbuka. Saya ingin membuatnya jadi nyata
untuk manusia,” begitu ungkapan Rossy, mengutip dari situs resmi Jetman
Dubai.
Setelah Rossy mengembangkan sayap lengkap dengan daya pendorong
menggunakan model turbin jet, ia memilih Reffet sebagai anak didiknya.
Nama Reffet sudah dikenal di dunia skydiving. Ia sempat memecahkan rekor
luar biasa, yaitu melakukan lompatan BASE dari gedung tertinggi di
dunia, Burj Khalifa. Ia juga sempat memenangkan sejumlah prestasi
Freefly World Champion. Lelaki usia 30 tahun yang berasal dari Perancis
itu telah dilatih oleh Rossy sejak tahun 2009.
“Terbang bebas sangatlah menyenangkan, namun untuk bisa mengendalikan
penerbangan sendiri adalah hal lebih seru. Belajar dari manusia pertama
yang terbang dengan sayap jet adalah suatu kehormatan,” tutur Reffet.
Mengutip dari situs Forbes, Rossy mengaku dengan didirikannya markas
Jetman di Dubai, hal tersebut merupakan langkah besar untuk mengakses
fasilitas kelas dunia seperti Skydive Dubai yang bisa mengembangkan
sayap canggihnya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar