Minggu, 27 Desember 2015

Parasetamol belum tentu ampuh sembuhkan flu

Sebuah penelitian yang masih pada tahap awal tak menemukan bukti bahwa parasetamol efektif menyembuhkan flu.
Pada musim hujan, flu mulai merebak. Untuk menyembuhkan penyakit ini, masyarakat banyak mengandalkan pada obat-obatan yang mengandung parasetamol. Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal, dan sakit ringan, serta demam.
Sebuah penelitian terbaru dari Medical Research Institute of New Zealand menemukan bahwa parasetamol belum tentu bisa meringankan gejala flu atau mengurangi jumlah virus yang ada pada tubuh pasien. Bahkan para ilmuwan juga menemukan bahwa parasetamol tidak secara nyata mengurangi demam, dibandingkan dengan pasien yang diberi pil plasebo (pil "kosong", atau tak mengandung apapun).
Penelitian yang diterbitkan di jurnal ilmiah Respirology ini melibatkan 80 orang yang terjangkit flu. Kelompok pertama sebanyak 40 orang diberi satu gram parasetamol empat kali sehari selama lima hari. Sementara itu kelompok kedua sebanyak 40 orang diberi pil plasebo dengan dosis yang sama.
Telegraph memaparkan para peneliti kemudian mengamati jangka waktu dan tingkat keparahan gejala flu dari semua orang. Ternyata para peneliti tidak menemukan adanya perbedaan efek antara mengonsumsi parasetamol dan plasebo, termasuk dalam hal jangka waktu, tingkat keparahan, suhu, dan jumlah virus.
"Tidak ada perbedaan jumlah virus yang ditemukan pada orang yang meminum parasetamol dan plasebo," kata pemimpin penelitian itu, Irene Braithwaite, dari Medical Research Institute of New Zealand, kepada Radio New Zealand.
Awalnya, tim peneliti berpikir parasetamol bisa berbahaya karena virus akan berkembang pada suhu rendah ketika obat itu mulai bekerja. Mereka pun menduga bisa menemukan indikasi penurunan suhu pada responden pengidap flu setelah menerima parasetamol.
Dr Braithwaite mengakui ada kemungkinan peserta penelitiannya kurang banyak untuk mengklaim adanya perbedaan hasil dari kedua perlakuan. "Ini baru temuan awal. Kami tahu dengan sampel yang hanya 80, akan kesulitan mendeteksi adanya perbedaan (hasil)," lanjut Braithwaite.
Kemungkinan lain, karena suhu tubuh partisipan tidak cukup tinggi sehingga efek parasetamol tak nampak (untuk menurunkan suhu tersebut). Kemungkinan lainnya, parasetamol tak benar-benar membantu untuk penyakit semacam ini.
"Kami tak menemukan bukti bahwa Parasetamol bisa menguntungkan bagi pengidap flu, dan penggunaannya tidak berbahaya," kata Dr Braithwaite kepada New York Times. Namun mereka tidak melarang penggunaan parasetamol untuk menyembuhkan flu.
Dijelaskan di Daily Mail, ada catatan penting dari studi ini yang harus diperhatikan.
Ada kemungkinan hasilnya tak akurat karena semua partisipan sebelumnya telah diberi Tamiflu, obat anti-flu yang cukup kuat. Hal ini dilakukan sebagai protokol keamanan, namun bisa saja mengaburkan hasil studi terhadap kedua kelompok.
Selain itu, meski partisipan diambil secara sukarela dan acak, di kelompok plasebo terdapat lebih banyak orang dengan masalah pernapasan kronis.
Adapun para peneliti itu merekomendasikan agar semua orang setiap tahun diberi vaksin flu secara teratur, terutama ibu hamil, anak balita, lansia, dan pasien yang menderita kondisi medis parah.
Pemberian vaksin influenza memang tidak melindungi dari flu biasa atau sejumlah penyakit pernafasan lain yang mungkin beredar selama musim dingin. Meskipun demikian vaksinasi flu disarankan karena dua alasan.
Pertama, strain virus influenza yang beredar di masyarakat sering berubah dari tahun ke tahun. Kedua, perlindungan kekebalan tubuh setelah diberi vaksinasi influenza relatif berumur singkat, tidak seperti beberapa vaksinasi lainnya seperti tetanus.
Catatan redaksi: Artikel ini telah dilengkapi dengan kondisi penelitian yang memungkinkan hasil tak lazim dari penggunaan parasetamol. Judul pun telah diubah sesuai kesimpulan penelitian yang masih pada tahap awal (14/12/2015, 19.55 WIB).

Protein dalam pisang bisa sembuhkan AIDS

Protein dalam pisang bisa sembuhkan AIDS
© Shutterstock
Sejumlah peneliti asal Amerika Serikat berhasil mendapati obat berbahan dasar pisang yang mampu mematikan berbagai jenis virus di antaranya hepatitis C, flu hingga HIV/AIDS.
Seperti dikabarkan Dailymail, Jumat (23/10/2015), penemuan obat yang diterbitkan di jurnal ilmiah Cell ini merupakan pertama kalinya sejak pisang dianggap sebagai obat potensial untuk Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Bahan utama pisang yang disebut lektin tersebut dinamai BanLec.
Menurut para peneliti, obat yang dikembangkan sekarang yang disebut H84T adalah versi baru BanLec yang sebelumnya mempunyai efek samping yang tidak bagus pada tubuh manusia. Namun sekarang mereka telah mengetahui cara untuk meminimalisir iritasi dan peradangan.
Dr David Markovitz, profesor kedokteran di University of Michigan mengatakan kepada Economic Times bahwa BanLec bekerja dengan mengeluarkan molekul yang menempel pada permukaan virus mematikan di dunia. Setelah obat itu terkunci, maka virus tidak lagi jadi bahaya dan justru memberikan sistem kekebalan tubuh
Walau demikian, menurut Markovitz penelitian ini baru sukses diujicoba pada tikus. Dan setelah beberapa tahun mendatang baru akan diujicobakan terhadap manusia. Dia juga mengingatkan, mengonsumsi pisang secara teratur tidak mempunyai efek yang sama dengan BanLec karena obat ini sudah dimodifikasi oleh para ahli.
Dr Markovitz selaku profesor biokimia di Duke University dan Dr Hashim Al-Hashimi menyebutkan obat ini bisa mengatasi kekurangan antivirus yang bekerja melawan virus.
"Kami mengharapkan BanLec dapat berguna dalam pandemi darurat dan mengatasi penyebab infeksi yang tidak diketahui asal muasalnya," ujarnya.
Profesor virologi molekuler di University of Nottingham, Jonathan Ball kepada Express menyebutkan lektin mempunyai potensi karena mereka sanggup mengikat gula yang terdapat pada permukaan berbagai virus termasuk HIV, influenza dan Ebola. Namun pertanyaannya saat ini adalah apakah obat tersebut akan efektif pada manusia.
Lebih lanjut Ball mengatakan, ada banyak rintangan yang masih perlu diatasi sebelum lektin menjadi antivirus baru. Seperti misalnya risiko sistem kekebalan tubuh yang membuatnya tidak efektif. Meskipun demikian mereka berharap antivirus ini bisa bekerja.

Bakteri yang kebal antibiotik pamungkas ditemukan di Inggris

Bakteria yang kebal terhadap antibiotik yang menjadi pilihan terakhir -- colistin -- telah ditemukan di Inggris, lapor wartawan BBC James Gallagher.
"Evaluasi yang kami lakukan menunjukkan bahwa ancaman terhadap kesehatan manusia tingkatnya rendah, tetapi hal ini masih dalam pengkajian," kata Alan Johnson, Kepala Department of Healthcare Associated Infection and Antibiotic Resistance di Public Health England, kepada Daily Mail.
Dia menambahkan bahwa pemerintah terus melakukan evaluasi terhadap kasus ini.
Namun beberapa ahli yang lain tidak sependapat dengan pernyataan pemerintah. Dr. David Brown, direktur Antibiotic Research Inggris Raya, meyakini hal ini "nyaris terlambat" untuk menghindari terjadinya krisis global akibat bakteri yang kebal antibiotik. Dia menyalahkan penyalahgunaan antibiotik dalam dunia pertanian.
"Kita butuh mulai melakukan riset 10 tahun lampau dan kita belum mempunyai sistem pemantauan global yang mantap," kata Brown kepada The Guardian.
"Masalahnya adalah kita sudah mencoba mencari antibiotik baru namun semuanya gagal -- sampai saat ini belum ditemukan obat untuk merawat infeksi bakteri gram-negatif selama lebih dari 40 tahun."
Ketika para periset Tiongkok bulan lalu mengumumkan bahwa mereka mendeteksi adanya sebuah gen yang membuat bakteri kebal terhadap colistin -- antibiotik yang digunakan ketika semua jenis antibiotik lainnya gagal -- para peneliti memperkirakan dibutuhkan paling tidak tiga tahun bagi bakteri itu untuk menyebar ke Inggris.
Namun, pengujian yang dilakukan terhadap bakteri yang kebal colistin oleh Public Health England dan Animal and Plant Health Agency mengungkapkan bahwa 15 di antara 24.000 contoh bakteri mempunyai gen mcr-1. Sampel itu berasal dari 2012 sampai 2015 di Inggris.
Gen itu dideteksi berada dalam Salmonella yang menginfeksi 10 orang dan dalam E. coli yang menginfeksi dua orang. Gen itu juga muncul dalam sampel bakteri yang dikumpulkan dari tiga peternakan babi dan daging ayam impor.
Gen mcr-1 membuat bakteri kebal terhadap colistin, obat antibiotik yang biasanya digunakan ketika semua henis antibiotik gagal. Gen ini bisa berpindah dengan mudah dari satu spesies ke spesies lainnya.
Dame Sally Davies, seorang dokter di Inggris, menyerukan pengurangan penggunaan antibiotik di pertanian.
"Jika kita tidak bertindak sekarang, salah satu dari kita bisa masuk rumah sakit (karena sakit) dalam 20 tahun mendatang untuk melakukan operasi dan meninggal hanya karena infeksi yang tidak bisa disembuhkan oleh antibiotik," kata Davies.
"Dan operasi rutin seperti penggantian tulang panggul dan transplantasi organ bisa mematikan karena risiko terjadinya infeksi."
Gen mcr-1 juga ditemukan di Denmark, Belanda, Prancis, Malaysia dan beberapa negara Asia.
Badan Kesehatan Dunia WHO bulan lalu menyebutkan jumlah bakteri yang semakin kebal terhadap antibiotik semakin mencapai tingkat tertinggi di dunia dan menyebarnya kesalahpahaman tentang masalah ini terus berlanjut sehingga memicu meningkatnya penyakit yang kebal terhadap obat.
"Meningkatnya jumlah bakteri yang kebal terhadap antiobiotik menjadi krisis kesehatan global dan pemerintah kini menganggapnya sebagai salah satu tantangan kesehatan publik terbesar. Jumlah itu mencapai tingkat berbahaya di seluruh dunia," ujar Direktur Jendral WHO, Margaret Chan seperti dilansir TIME.com.

Misteri Ajaran Kapitayan, Jejak Monotheisme Nabi Nuh dalam Keyakinan Purba masyarakat Nusantara?


ADVERTISEMENT
Adalah satu kekeliruan, jika kita beranggapan Leluhur masyarakat Nusantara, adalah penganut animisme, penyembah benda-benda alam.
Leluhur Nusantara di masa purba, telah memiliki keyakinan monotheisme, yang disebut “Ajaran Kapitayan”.
purba1a
Ajaran Tauhid dalam Keyakinan Kapitayan
Ajaran Kapitayan menyakini bahwa segala sesuatu di alam semesta ini, diciptakan oleh Sang Maha Kuasa, yang di-istilahkan sebagai Sang Hyang Taya. Sosok Sang Hyang Taya, memiliki makna Dzat yang tidak bisa didefinisikan, yang tidak bapat didekati dengan Panca Indra.
Kepercayaan Ajaran Kapitayan kepada Sang Maha Pencipta, tentu tidak lepas dari ajaran tauhid yang dibawa oleh leluhur umat manusia Nabi Adam.
Setelah peristiwa bencana di masa Nabi Nuh, ajaran monotheisme ini kemudian disebarluaskan oleh pengikut serta keluarga Nabi Nuh, ke seluruh penjuru dunia. Jejak ajaran Tauhid Nabi Nuh, nampaknya memberkas kepada ajaran Kapitayan yang dianut oleh leluhur masyarakat Nusantara di masa Pra Sejarah.
purba1
Ajaran Kapitayan, bukan Animisme
Dalam perkembangan selanjutnya, ajaran kapitayan yang awalnya merupakan kepercayaan monotheisme, mengalami pergeseran.
Sang Hyang Taya yang Maha Ghaib, kemudian muncul dalam pribadi “TU”, “TU” lazim disebut Sanghyang Tu-nggal, yang memiliki 2 sifat, yaitu sifat yang baik disebut Tu-Han dan sifat yang tidak baik disebut Han-Tu.
Sosok Kekuatan Sang “TU” dalam ajaran ini, diyakini berada (mempribadi) kepada benda-benda yang memiliki kosa kata Tu atau To, seperti : wa-Tu (Batu), Tu-rumbuk (pohon beringin), Tu-gu, Tu-lang, Tu-ndak (bangunan berundak), Tu-tud (hati,limpa), To-san (pusaka), To-peng, To-ya (air). Dan melalui sarana benda-benda ini, masyarakat Pra Sejarah melakukan persembahan dalam bentuk sesaji.
Sesaji yang diletakkan di benda-benda alam ini, kemudian disalah artikan sebagai bentuk penyembahan kepada benda-benda alam (animisme). Padahal sejatinya merupakan sarana peribadatan kepada “Sang Pencipta”, dalam bentuk sajian yang disebut Tumpeng.

Manfaat Sujud, menurut Pakar Kesehatan Prof. Hembing, Prof. H.A Saboe dan Dr. Fidelma O’ Leary


ADVERTISEMENT
Sujud adalah teknis merendahkan diri (menyembah) kepada Allah Subhana wa Ta’ala dengan menghadap kiblat. Yang secara zahir melibatkan lima anggota badan yang tertumpu ke bumi: dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut dan kedua ujung kaki. Dan secara bathinmerendahkan akal dan hati, sambil mengucapkan dzikr. Ini menjadikan sujud sebagai istilah khas umat Islam, yang tidak dapat diganti atau diterjemahkan.
sujud2
Akan tetapi bukan Allah yang memperoleh keuntungan dari sujud, melainkan diri kita sendiri. Dr. Fidelma O’ Leary misalnya, Phd (Neuroscience).dari St. Edward’s University, telah menjadi muallaf karena menemukan fakta penting tentang manfaat sujud bagi kesehatan manusia.
Sebagai neurologis (ahli syaraf), wanita berdarah Irlandia ini mendapati bahwa ada saraf-saraf tertentu di otak manusia, yang hanya sesekali saja di masuki darah. Bila tidak dimasuki darah sama sekali, maka akan berakibat sangat buruk untuk kesehatan manusia. Untuk itulah dibutuhkan aktivitas rutin memasukkan darah ke syaraf-syaraf itu. Dan aktivitas rutin itu adalah sujud di dalam shalat ummat Islam.
Itu diperkuat lagi oleh pernyataan Prof. Hembing, yang berpendapat bahwa jantung, hanya mampu memasok 20% darah ke otak manusia. Untuk mencukupi kebutuhan darah ke otak, maka manusia membutuhkan rutinitas sujud.
Selain sujud juga merupakan ‘aktivitas grounding’, yakni menetralisir radiasi listrik yang diserap tubuh dari perangkat listrik (elektronik) di sekitar kita. Dr. Muhammad Dhiyaa’uddin Hamid mengatakan bahwa radiasi itu akan sangat membahayakan organ tubuh, terutama otak, bila tidak dinetralisir secara rutin.
Disamping itu, menurut penelitian Prof. H.A Saboe yang berbangsaan German, sujud juga berguna untuk membentuk dan memperbanyak kelenjar susu pada payudara wanita hamil, sehingga produksi ASI akan bertambah banyak dan lancar. Ditambah lagi, dengan sujud yang teratur sangat membantu untuk memperbaiki posisi bayi yang sungsang (mal presentasi).
Pendapat Prof. H.A Saboe, mendapat sokongan Dr. Karno Suprapto, Sp.OG, dari RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, “Kemungkinannya kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92%. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.” Itu sebabnya kini, banyak rumah sakit bersalin yang menganjurkan terapi sujud, bagi para wanita hamil
WaLlahu a’lamu bishshawab

Kebohongan demi Perjuangan dan Sejarah Bangsa?

 
Fotografer Frans Sumarto Mendur melalui sumber dari Harian Asia Raya, mendapat informasi bahwa pada pagi bulan Ramadhan, Jum’at 17 Agustus 1945, akan ada peristiwa penting di kediaman Soekarno.
Bersama abangnya Alexius Impurung Mendur, kedua bersaudara ini segera menuju lokasi.
Dengan mengendap-endap, Mendur bersaudara berhasil merapat ke rumah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Cikini, Jakarta, tatkala jam masih menunjukkan pukul 05.00 pagi.
proklamasi
Peristiwa yang ditunggu-tunggu akhirnya dimulai, pada pukul 10.00, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung sederhana, tanpa protokol (Sumber : kompas.com).
Frans berhasil mengabadikan tiga foto…
Foto pertama, ketika Soekarno membaca teks proklamasi. Foto kedua, pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat, anggota PETA. Foto ketiga, suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera.
proklamasi1
Berbohong demi Sejarah Bangsa

Usai upacara, Mendur bersaudara bergegas meninggalkan kediaman Soekarno. Tentara Jepang memburu mereka. Alex Mendur tertangkap, tentara Jepang kemudian menyita foto-foto yang baru saja dibuat.
Sementara adiknya, Frans Mendur, berhasil meloloskan diri. Negatif foto dikubur di tanah dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya.
Ketika tentara Jepang mendatanginya, Frans berbohong, ia mengatakan bahwa negatif foto sudah diambil Barisan Pelopor.
Setelah negatif foto berhasil dicetak, tidak serta merta bisa dipublish ke media massa pada saat itu.
Akibatnya berita tentang Proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya diberitakan singkat di harian Asia Raya, 18 Agustus 1945. Tanpa foto karena telah disensor Jepang.
Setelah BM Diah bersama beberapa wartawan eks harian Asia Raya berhasil merebut percetakan De Unie dan mendirikan Harian Merdeka.
Untuk pertama kalinya, pada 20 Februari 1946, foto bersejarah ini dipublikasikan. Keberadaan foto-foto ini menjadi penting, karena merupakan bukti sejarah dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Catatan Penambahan
1. Kebohongan dalam keadaan perang, diberi keringanan sebagaimana hadits (sumber : abukhodijah.wordpress.com)…
عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ يَحِلُّ الْكَذِبُ إِلاَّ فِى ثَلاَثٍ يُحَدِّثُ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ لِيُرْضِيَهَا وَالْكَذِبُ فِى الْحَرْبِ وَالْكَذِبُ لِيُصْلِحَ بَيْنَ النَّاسِ ». وَقَالَ مَحْمُودٌ فِى حَدِيثِهِ « لاَ يَصْلُحُ الْكَذِبُ إِلاَّ فِى ثَلاَثٍ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ لاَ نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ أَسْمَاءَ إِلاَّ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ خُثَيْمٍ.
Dari Asma’ binti Yazid dia berkata:
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Bohong itu tidak halal kecuali dalam tiga hal (yaitu) suami pada istrinya agar mendapat ridho istrinya, bohong dalam perang, dan bohong untuk mendamaikan diantara manusia”.

Nabi Sulaiman Leluhur Bangsa Melayu, dalam Genealogy, King Khosrow I of Persia (531-578)


ADVERTISEMENT
Inilah Susur Galur Bitjitram Syah (Sang Sapurba), keturunan Iskandar Zulqarnain yang turun dari Bukit Siguntang Mahameru (Palembang)
“… asal kami daripada anak cucu Raja Iskandar Zulqarnain, nisab kami daripada Raja Nusirwan, Raja Masyrik dan Maghrib dan pancar kami daripada Sulaiman ‘alaihis salam… ” (Sejarah Melayu (SM), karangan Abdullah ibn Abdulkadir Munsyi, bait 2.2).
Bitjitram Syah (Sang Sapurba), diceritakan menikah dengan Wan Sendari anak Demang Lebar Daun, Penguasa Palembang (anak cucu Raja Sulan, keturunan Raja Nusirwan ‘Adil bin Kibad Syahriar), kelak keturunannya menjadi cikal bakal raja-raja di Negeri Melayu.
Bitjitram Syah (Sang Sapurba), di dalam sejarah dikenali sebagai Raja Sriwijaya abad ke-13, yang bernama Sri Tri Buwana, yang mendirikan Kerajaan Keritang (Indragiri) dan Kerajaan Kandis di Kuantan. Salah seorang putera Sang Sapurba, bernama Sang Nila Utama, membangun Kerajaan Tumasik, yang saat ini dikenal dengan nama Singapura.


Silsilah Bangsa Melayu
Ibn Abd Al Rabbih di dalam karyanya Al Iqd al Farid, yang dikutip oleh Azyumardi Azra dalam bukunya “Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII” menyebutkan adanya korespodensi antara raja Sriwijaya (Sri Indravarman) dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, pada sekitar tahun 100 H (abad ke-8M) (Kunjungi : Sriwijaya Pintu Masuk Islam Ke Nusantara), Raja Sriwijaya berkirim surat yang isi surat tersebut adalah sebagai berikut :
”Dari Raja di Raja (Malik al Amlak) yang adalah keturunan seribu raja; yang isterinya juga cucu seribu raja; yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah; yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil; kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Allah. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya
(?) Benarkah raja Sriwijaya, adalah keturunan seribu raja ?
(?) Benarkah raja Sriwijaya, adalah keturunan Iskandar Zulqarnain dan Nabi Sulaiman?
(?) Siapa yang dimaksud dengan Raja Nusirwan ‘Adil, Raja Masyrik (Timur) dan Maghrib (Barat), seperti terdapat dalam Sejarah Melayu?
Berpedoman kepada Sejarah Melayu, sebagaimana diuraikan sebelumnya, diperoleh informasi Salasilah Demang Lebar Daun dan Sang Sapurba bertemu pada Raja Nusirwan ‘Adil.
Di kalangan ahli sejarah, memperkirakan Raja Nusirwan ‘Adil indentik dengan King Anushirvan “The Just” of Persia (memerintah pada tahun 531-578 M, di Kerajaan Persia Dinasti Sassanid), beliau adalah putera Kavadh I of Persia atau dalam sejarah melayu disebut Raja Kibad Syahriar.
Melalui penyelusuran Genealogy, diperoleh Silsilah King Anushirvan (Khosrow I of Persia), dengan perincian sebagai berikut :
1. Susur Galur dari Cyrus II “The Great” of Persia (Zulqarnain)
Maharaja Nusirwan ‘Adil (Anushirvan/King Khosrow I “The Just” of Persia) bin Maharaja Kibad Syahriar (Kavadh I of Persia) bin Firuz II of Persia bin Yazdagird II of Persia bin Bahram V of Persia bin Yazdagird I of Persia bin Shapur III of Persia bin Shapur II “The Great” of Persia bin Ifra Hormuz binti Vasudeva of Kabul bin Vasudeva IV of Kandahar bin Vasudeva III of Kushans bin Vasudeva II of Kushans bin Kaniska III of Kushans bin Vasudeva I of Kushans bin Huvishka I of Kushans bin Kaniska of Kushanastan bin Wema Kadphises II of Kunhanas bin Princess of Bactria binti Calliope of Bactria binti Hippostratus of Bactria bin Strato I of Bactria bin Agathokleia of Bactriai binti Agathokles I of Bactriai bin Pantaleon of Bactria bin Sundari Maurya of Magadha (menikah dengan Demetrios I of Bactriai*), keturunan Raja Iskandar (Alexander III “The Great” of Macedonia)) binti Princess of Avanti (menikah dengan Brihadratna Maurya of Magadha**), keturunan King Ashoka) binti Abhisara IV of Avanti bin Abhisara III of Pancanada bin Abhisara II of Taxila bin Abhisara I of Taxila bin Rodogune Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Artaxerxes I of Persia bin Xerxes I “The Great” of Persia bin Atossa of Persia (menikah dengan Darius I of Pesia***), keturunan Bani Israil) binti Cyrus II “The Great” of Persia
Sumber : Khosrow I `the Just’ (Anushirvan) (Shah) of PERSIA dan  Menemukan Zul-Qarnain, dalam Sejarah
2. Susur Galur dari Alexander III of Macedonia (Raja Iskandar Zulqarnain)
*) Demetrios I of Bactriai bin Berenike of Bactria binti Princess of Syria binti Laodice I of Syria bin Aesopia the Perdiccid of Macedonia binti Alexander III ”The Great” of Macedonia
3. Susur Galur dari King Ashoka
**) Brihadratna Maurya of Magadha bin Dasaratha of Magadha bin Kunala of Taxila bin King Ashoka (Asoka) Vardhana
4. Susur Galur dari Nabi Sulaiman
***) Darius I of Persia bin Meshar binti Salathial bin Tamar binti Johanan bin Josias bin Amon bin Manasses bin Ezechias bin Achaz bin Joatham bin Uzziah bin Amaziah bin Joash bin Ozias bin Jehoram bin Jehoshapat bin Asa bin Abia bin Roboam bin Nabi Sulaiman
Apa yang diakui raja Sriwijaya (Sri Indravarman), sebagai keturunan seribu raja, ternyata bukanlah isapan jempol melainkan sebuah fakta, melalui Susur Galur leluhurnya, Maharaja Nusirwan ‘Adil, telah membuktikannya.
Dan melalui penyelusuran Genealogy juga, kita dapat saksikan bahwa Raja Iskandar Zulqarnain (Alexander III of Macedonia), Zulqarnain (Cyrus II of Persia) dan Nabi Sulaiman sebagai Leluhur Bangsa Melayu, adalah sebuah kenyataan dan bukan sekadar angan-angan.
WaLlahu a’lamu bishshawab