Minggu, 14 Februari 2016

Mendidik Itu Dengan Lemah Lembut


Pernahkah Anda sebagai seorang bunda mendapati anak Anda menjadi rewel dan agak nakal? Tentunya hal ini sering terjadi, bahkan hampir setiap hari. Bagi beberapa wanita, menahan diri untuk tidak marah atau membentak anak adalah hal yang sulit. Padahal, membentak anak akan berdampak sangat buruk.

Seperti yang dilansir dari myparenting2u.com berteriak pada anak sebabkan kerusakan fisiologis dengan konsekuensi jangka panjang. Di dalam kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 triliun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian akan membunuh lebih dari 1 miliar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan akan membunuh lebih dari 10 miliar sel otak saat itu juga. Sebaliknya, 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 triliun sel otak saat itu juga.


Kita mungkin ingat dan merasakan pada waktu kecil, orang tua pernah berteriak atau memarahi kita. Saat ini kita sebagai orang tua bisa meminimalisir potensi kerusakan fisik pada anak kita dengan memberikan pujian dan menegur anak dengan penuh kasih sayang.

Menurut Martin Teicher, seorang profesor psikiatri di Harvard Medical School, ketika orang tua berteriak kepada anak-anaknya akan terjadi kerusakan struktur otak pada anak. Pada otak anak yang sering dibentak, saluran yang menghubungkan otak kanan dengan otak kiri menjadi lebih kecil. Hal ini mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan emosi dan perhatian. Perubahan ini pada saat anak dewasa akan menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian, resiko bunuh diri dan aktivitas otak yang mirip dengan epilepsi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lise Gliot dari Fakultas Kedokteran Chicago, memarahi anak dapat mengganggu struktur otak anak. Malah pada anak yang masih dalam pertumbuhan otak yakni pada masa golden age yaitu 2-3 tahun pertama kehidupannya, suara keras dan membentak yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh.

Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui, rangkaian otak terbentuk indah. Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan sendiri pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monitor komputer sehingga bisa melihat setiap perubahan yang terjadi dalam perkembangan otak anaknya. “Hasilnya luar biasa, saat menyusui terbentuk rangkaian indah, namun saat ia terkejut dan sedikit bersuara keras pada anaknya, rangkaian indah menggelembung seperti balon, lalu pecah berantakan dan terjadi perubahan warna. Ini baru teriakan,” ujarnya.

Dari hasil penelitian ini, jelas pengaruh marah terhadap anak sangat mempengaruhi perkembangan otaknya. Jika ini dilakukan secara tak terkendali, bukan tidak mungkin akan mengganggu struktur otak anak itu sendiri. “Makanya, orang tua harus berhati-hati dalam memarahi anaknya,” ujarnya. Tidak hanya itu, marah juga mengganggu fungsi organ penting dalam tubuh. Tak hanya otak, tapi juga hati, jantung dan lainnya.

Anak-anak yang dibentak cenderung menjadi takut dengan orang tua mereka. Hal ini menciptakan ketidakpercayaan dan respon memberontak pada anak. Seperti dilansir dariparents.com menurut Dr. Laura Markham anak cenderung akan menutup diri secara emosional. Anak akan mencari dukungan dari orang lain seperti teman-temannya. Hal ini akan menyebabkan hubungan antara orang tua dan anak menjadi tidak sehat di kemudian hari.

Beberapa Cara Untuk Menghindarkan Diri Berteriak Pada Anak
1. Bernafaslah dengan tenang. Ketika Anda akan marah pada anak, tarik nafas perlahan dan hembuskan. Tutup mata Anda sebentar dan tenangkan diri Anda.
2. Kita semua memiliki anak yang menyenangkan, hanya terkadang sedikit nakal. Ajari disiplin pada anak dengan kasih sayang dan cara yang positif.
3. Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda.
4. Nasehati anak dengan bahasa yang halus dan tutur kata yang lembut.
5. Ajari anak untuk dapat mengekspresikan perasaannya dengan baik kepada orang tua maupun temannya.
6. Beri anak aturan yang jelas yang harus dia patuhi. Misalnya tidak boleh menonton televisi saat jam belajar. Jika anak telah terbiasa maka dia akan dengan mudah mematuhi peraturan tersebut.
7. Selalu berikan pujian jika anak melakukan hal yang baik.
8. Perkuat hubungan Anda dengan anak. Jadilah pribadi yang dekat dan akrab dengan anak Anda.
9. Tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda mengajari anak disiplin untuk membangun karakter yang baik, bukan untuk membuat anak Anda menangis dan bersedih.
10. Beri anak makanan dengan gizi yang seimbang dan atur jadwal tidurnya dengan tepat. Anak dengan kualitas tidur dan gizi yang baik biasanya memiliki tingkah laku 
yang baik dan penurut.
11. Tidak ada orang tua yang sempurna. Tetaplah tenang jika anak Anda nakal atau rewel. Ajaklah anak bicara baik-baik dan penuh kelembutan.
12. Ajarkan disiplin pada anak tanpa memukul. Peluk atau elus lembut kepala anak sambil menasehati.
13. Kata yang bisa Anda ucapkan kepada anak untuk memotivasinya adalah: "Kamu pintar sekali", "Kamu hebat."
14. Berikan hadiah kepada anak atas keberhasilannya.

Melalui pendekatan ini diharapkan dapat membentuk karakter dan jiwa anak secara positif. Anak adalah anugerah Tuhan yang menjadikan kita belajar tentang cinta, kebijaksanaan dan kelembutan.

Minggu, 31 Januari 2016

Cerita Siswa Sekolah

Seorang siswa kelas 11 (2) SMA
di sebuah sekolah pinggiran kota dikenal sebagai seorang yang jujur, aktif, kreatif dan kontroversial. Di kalangan masyarakat sekolah, ia memang agak menonjol dan cukup di hormati. Ya....benar saja, karena memang ia seorang ketua umun OSIS di sekolahnya. Seorang yang memang punya kelebihan didalam berbicara masalah yang menyangkut teknologi dan sains.
       Anak iji dlm dunianya memang cukup unggul bila berbicara masalah ilmu pengetahuan. Banyak orang yang mengakui bahwa ia punya someting spesial yang membuatnya berada di tempat yang lebih, namun itu yang mengetahui hanyalah teman-teman seperjuangannya. Selebihnya, tak ada yang tahu, karena memang ia seringkali terlihat bodoh dan tak peduli dengan kegiatan belajar mengajar. Hal ini membuat para guru tak tahu menahu tentang apa yang sebenarnya ia lakukan diluar KBM.
       Suatu hari, anak ini diminta oleh guru BK untuk memenuhi panggillan spesial diruang BK. Ia cukup merendah dan mengakui setiap tuduhan yang dilontarkan oleh pembimbing konseling, karena ulahnya yang sering bolos dan tak begitu baik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Ia cukup tegar memerima itu, semua tuduhan memang benar adanya. Ia pun mendapat sebuah binaan serius dan cukup lama menjadi terdakwa dalam binaan itu. Tercatat, sekitar 76 menit ia bersama guru BK sekolahnya.
        Yang paling dituduhkan dan seringkali ia membuat ulah pada bidang Matematika. Tak cukup baik memang ia saat mengikuti pelajaran ini. Namun, teman-teman anak ini cukup mengenal apa yang dimiliki oleh nya. Lagi-lagi entah karena dalih apa, ia tak begitu rajin dan semanagat dalam mengikuti pelajaran. Maka pantas saja bila ia di dakwa telah mwlakukan pelangaran atas apa yang seharusnya siswa lakukan saat kegiatan belajar mebgajar di kelas.
             2 hari beraelang setelah pembinaan itu, anak ini mengikuti KBM pada mapel MTK,  yang dilaksanakan sepqnjang 3 jam mata pelajaran. 2 jam pertama dilakukan untuk mempeljari materi, dan satu jam sisa untuk mengadakan ulangan harian. 2 jam pelajaran awal itu, ia mendapat teguran dari guru mapel, 5 kali bnyaknya. Ini terjadi karena ia menghabiskan banyak waktu untuk tertidur dikelas. Walhasil, ia hanya mampu mendapat nilai 25 dari 5 soal yang di ujikan, nilai itupun di dapat karena ulahnya yang cukup kontroversial dengan hanya menuliskan jawaban akhir tanpa ada jalan guna mendapatkannya. Ini yang membuat guru mapel curiga, darimna ia mendapat nilai itu. Guru mengra ia mentontek teman sebangkunya.
                   3 minggu sudah terlewati setelah anak itu mendapat teguran keras dari pihak BK. Di sekolahnya diadakan sebuah event akbar berupa lomba karya iomiah,training, seminar, pameran dan bazzar buku. Peserta yang terlibat terdiri dari siswa/siswi sma se kabupaten dan ada forum khusus untuk guru-guru di sekolah itu dan guru-guru pembimbing karya ilmiah dan Olimpiade siswa. Event ini diselenggarakan oleh OSIS yang nekerja sama dengan sebuah lembaga riset dan pengembangan dari daerah pusat provinsi. 
              Dalam forum ini, diadakan seminar karya ilmiah guru dan siswa yang di bina langsung oleh kepala Litbang dan seorang rektor univeraitas terbaik kedua di negaranya. Tanpa disangka oleh para pserta, ada seorang pembicara yang tidak lazim. MC membawakn acara dan mengundang selrang anak lelaki berusia 17 tahun untuk tampil di panggung. Ternyata, seorang siswa yang masih duduk di kelas 2 SMA yang mengisi acara. Semua audiens terkejut, dan dengan bertanya-tanya, siapa dia kok menjadi pembicara di forum ini ?
Semua betanya-tanya, apa yang nampak bukanlah orang ini, dia ternyata si ketua OSIS di sekolah itu. Apa yang sekarqng terlihat sangat berbeda dengan apa yang kebanyakan orang fikirka. Setelah ia mengakhiri pembicaraannya, ia membuat statement : " berhati-hatilah dalam menyikapi fenomena kehidupan, kita mengatakan apa yang sebatas kita ketahui, namun tugas kita adalah bagaimana agar kwantitas pengetahuan kita berada di atas ketidqk tahuan kita, sehingga, kita akan mendapatkan.......itu bagus, tapi saya kurang cukup mampu menerimanya."
       Ia mengatakan hal ini dengan dalih bahwa ia cukup muak pada sikap para staf pengajar di lembaga pendidikkan, karena apa, seorang siswa selalu di tempatkan pada suatu titik dimana ia hanya diperkenankan menerima apa yang di berikan oleh guru, namun, guru sangat menghindari apa yang bisa diperbuat oleh siswa.
Ia mengatakan itu karena identitasnya terungkap, seorang pecundang di kelas ternyata seorang guru dari pengajar guru-guru yang mengajarnya di kelasi

Ceritaku Tentang Belajar Ilmu

Setelah kita pelajari dari apa yang terjadi di alam sekitar. Kita akan menemukan sebuah ilmu yang cukup lazim tapi tak banyak orang menyadarinya. Anda tentu pernah mendengar orang yang mngatakan bahwa udara sangat berpengaruh pada kekuatan daya ledak suatu suara.
     

     Dalam ilmu geografiz anda tentu akan di suguhkan sebuah ilmu yang menyebutkan angin itu ada karena pergerakan udara dari hipotonik ke hipertonik. Dalam buku Jelajah Bumi dan Alam Semesta, karya Hartono (2012), halaman 97, di sebutkan bahwa udara akan bergerak dari lembah menuju ke pegunungan pada pagi hingga siang hari (sekitar pukul 14.00). Dari apa yang kami dapatkan ini mampu untuk menjawab pertanyaan kami setelah pada pagi hari ini dari jam 10.15 - 13.15 kami menjajaki terjalnya medan pendakian di bukit andong (1726 mdpl) di kota Magelang, Jawa Tengah, kami mendapatkan fenomena mengapa suara seorang yang berada dibawah kita akan terdengar lebih dekat dari biasanya.
       Dengan terjawabny pertanyaan kami, maka kami mendukung sepenuhnya tentang aliran gelombang suara yang merambat melalui media udara. Semakin besar laju pergerakan udara, maka semakin besar potensi mengirimkan suara. Setelah itu, suara akan terdengar besar kecilnya tergantung mediumnya, dengan mengesampingkan frekuensi yang di keluarkan dari sumber.

Selasa, 26 Januari 2016

Seberapa ikhlaskah kamu ?

Seorang anak sedang duduk di sebuah taman bunga dengan kondisi yang cukup senang. Ia berada di tepi taman di dekat pohon perdu yang cukup rindang. Dari kejauhan, ia melihat indahnya pancaran warna merah bunga mawar yang sedang mekarnya. Saat ia hendak memetik bunga itu, di tengah jalan, ia melihat adanya seekor kucing yang kesakitan karena kaki kanannya mengucurkan darah.
         Anak itu berbelok ke arah kucing itu, lalu ditolonglah kucing itu. Setelah selesai, ia kembali melanjutkan perjalanan, ke tempat dimana ia melihat bunga itu. Namun, saat sampai di tempat itu, ia kehilangan arah. Dimana bunga itu berada ?
       Lalu ia kembali ke tempat ia duduk semula. Sesampainya di tempat, ia memandang kearah dimana bunga berada. Ia melihat masih berada di tempat. Lalu ia kembali lagi untuk mengambil bunga itu, sesampainya di tempat bunga berada, yang ia sudah menghafalkan lokasinya, ia melihat bunga itu tak ada lagi.
             Beberapa meter di arah jam 2 dari anak menghadap, ia melihat ada seorang wanita lain yang membawa bunga itu. Kecewa memang, tapi anak itu tidaklah lantas menangis atau menyesali ini. Ia hanya berfikir dengan mengoreksi diri, 


KESEMPATAN TAK AKAN DATANG 2 KALI....
dan
LEBIH BAIK KEHILANGAN KESENANGAN DIRI DEMI PERJUANGAN MENYELAMATKAN NYAWA LAIN...

Kamis, 21 Januari 2016

OTAK AUTOBIOGRAFIS

Fenomena ingatan autobiografis sangat superior – pertama kali didokumentasikan tahun 2006 oleh neurobiologiwan UCI , James McGaugh, dan koleganya pada seorang wanita bernama AJ – telah diprofilkan dalam “60 Minutes” CBS dan dalam ratusan berita di media lain. Namun sebuah makalah dalam jurnal mitra bestari  Neurobiology of Learning & Memory edisi Juli menawarkan temuan ilmiah pertama mengenai hampir selusin orang dengan kemampuan mengagumkan ini.
Hasil gambar untuk otak Semua memiliki variasi dalam Sembilan struktur otak mereka dibandingkan subjek kontrol, termasuk materi putih yang lebih padat menghubungkan bagian tengah dan depan. Sebagian besar perbedaan ada di wilayah yang diketahui terkait dengan ingatan autobiografis, “jadi kita mendapatkan kisah yang deskriptif dan koheren mengenai apa yang terjadi,” kata pengarang utama, Aurora LePort, kandidat doctor Center for the Neurobiology of Learning & Memory UCI.
Mengejutkannya, orang dengan ingatan autobiografis luar biasa tidak memberikan skor yang tinggi pada uji ingatan laboratorium biasa atau ketika diminta memakai bantuan ingatan biasa. Namun ketika peristiwa publik atau privat yang terjadi setelah usia 10,5 tahun, “mereka lebih baik dalam mengingat detail dalam hidup mereka,” kata McGaugh, pengarang senior karya ini.
 “Mereka bukan pakar ingatan. Mereka 180 derajat berbeda dari juara mengingat biasa yang dapat mengingat pi dalam angka banyak atau deretan angka lain yang sangat panjang,” kata LePort. “Ini membuat proyeknya lebih menarik lagi; ini benar-benar menunjukkan kalau kita memiliki bentuk ingatan tertentu.”
 Ia mengatakan mewawancarai subjek “memusingkan. Anda member mereka tanggal dan respon mereka seketika. Hari dalam minggu tersebut muncul dalam pikiran mereka; mereka bahkan tidak berpikir tentangnya. Mereka dapat melakukan ini pada banyak tanggal, dan mereka akurat 99 persen. Sepertinya ia tidak pernah tua.”
 Studi ini juga menemukan bukti yang signifikan secara statistic mengenai kecenderungan obsesif-kompulsif pada kelompok ini, namun para peneliti tidak tahu apakah ini membantu atau bagaimana ia membantu rekoleksi. Banyak individu ini memiliki koleksi rinci dari segala jenis barang seperti majalah, video, sepatu, perangko, atau kartu pos.
 Para peneliti dan staff UCI telah menguji lebih dari 500 orang yang mengira mereka memiliki ingatan autobiografis superior dan mengkonfirmasi 33 orang hingga sekarang, termasuk 11 orang dalam penelitian ini. 37 orang lainnya adalah kandidat kuat yang akan diuji lebih jauh.
“Langkah selanjutnya adalah kami ingin memahami mekanisme dibalik ingatan tersebut,” kata LePort. “Apakah hanya otak dan cara strukturnya berkomunikasi yang berbeda? Ataukah genetik? Atau molekuler?”
 McGaugh menambahkan: “Kami jadi Sherlock Holmes sekarang. Mencari petunjuk untuk bidang penelitian yang sangat baru.”

Melihat Masa Lalu dari Perjalanan Seberkas Cahaya

Secara umum, astronomi adalah ilmu yang mempelajari hal ikhwal alam semesta. Apakah itu gerak mekaniknya, bagaimana semesta itu dimulai, bagaimana sebuah bintang seperti Matahari lahir dan mengakhiri hidupnya, dan lain-lain. Tidak seperti ilmu fisika, biologi dan kimia, di mana eksperimen dapat dikerjakan di dalam laboratorium, dan semua obyek eksperimen dapat dimanipulasi, laboratorium astronomi adalah semesta itu sendiri. Obyek astronomi tak dapat dipegang, apalagi dimanipulasi.
Alam Semesta
Para peneliti astronomi bersifat pasif, mereka hanya dapat menerima semua informasi yang datang. Lalu dengan kekuatan analisa Matematika - Fisika - Kimia - Biologi, data-data itu diolah sedemikian sehingga dihasilkan kesimpulan-kesimpulan yang valid tentang alam semesta. Pertanyaannya, bagaimana informasi semesta itu datang? Informasi itu datang dalam wujud seberkas cahaya, atau secara umum berupa gelombang elektro-magnetik (GEM). Jadi, kalau kita mengenal sifat-sifat cahaya dengan baik, atau secara mendalam belajar GEM, maka informasi semesta yang dibawa oleh cahaya dari bintang-bintang yang jauh akan ada dalam genggaman.
Nah, seberapa jauh informasi yang dibawa cahaya itu datang? Cahaya sebuah bintang bisa datang dari tempat yang amat dekat, yaitu Matahari yang berjarak 150 juta km atau satu satuan astronomi [1 AU]; bisa juga dari tempat yang sangat-sangat jauh. Seberkas cahaya bisa saja memerlukan waktu hingga milyaran tahun untuk bisa sampai di depan lensa obyektif sebuah teropong. Bayangkan, seberkas cahaya menempuh perjalanan selama itu, menembus ruang hampa semesta yang dingin, gelap dan kering, dan akhirnya sampai ke tempat kita untuk memberitahu 'sesuatu' tentang tempat asalnya di ujung sana.
Untuk alasan kepraktisan, satu tahun cahaya (one light year) kemudian dipakai sebagai satuan jarak dalam astronomi. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya selama setahun penuh. Karena kecepatannya yang tetap, yaitu c = 3.108 m/s, maka dengan menggunakan persamaan gerak lurus beraturan (GLB) kita dapatkan jarak tempuh cahaya dalam setahun: d = c.t = 3x108 m/s x 365,25 x 24 x 60 x 60 s = 9,46x1015 m. Angka ini pasti sulit dibayangkan, tapi ini kira-kira adalah enam puluh tiga ribu kalinya jarak Bumi ke Matahari, alias 63000 AU. Bandingkan dengan cahaya Matahari yang hanya butuh 8,3 menit cahaya untuk sampai ke permukaan Bumi.
Apa yang kita pelajari dari hal ini? Jika malam ini kita berada di depan teropong mengamati sebuah bintang, yang cahayanya menempuh jarak 100 tahun cahaya, bukankah ini berarti kita sedang 'melihat masa lalu', tepatnya kejadian 100 tahun lalu di mana kakek kita pun mungkin baru saja dilahirkan? Contohnya jika malam ini kita melihat sebuah bintang raksasa yang meledak, yang mengakhiri hidupnya dengan membentuk Supernova dan gambar cantiknya berhasil ditangkap teropong Hubble. Jangan salah: peristiwa ini bisa jadi adalah peristiwa 1000 tahun yang lalu, sebab cahaya dari ledakan itu baru saja menempuh perjalanan 1000 tahun cahaya untuk sampai ke mata kita melalui teleskop.
Dari berbagai arah, Hubble menangkap ragam bintang dan galaksi: besar-kecil, jauh-dekat, tua-muda. Tua-muda? Ya, ternyata bintang juga lahir dan mati. Dari gambar-gambar yang sangat melimpah yang ditangkap Hubble, kita belajar bagaimana bintang itu lahir dan juga bagaimana bintang itu mengakhiri hidupnya. Ini membuat kita belajar banyak, tidak hanya tentang semesta, tetapi juga tentang hakekat keberadaan kita di dunia ini.

HAKEKAT WISATA DALAM ISLAM, HUKUM DAN MACAM-MACAMNYA

Alhamdulillah
Kata Wisata menurut bahasa mengandung arti yang banyak. Akan tetapi dalam istilah yang dikenal sekarang lebih dikhususkan pada sebagian makna itu. Yaitu, yang menunjukkan berjalan-jalan ke suatu negara untuk rekreasi atau untuk melihat-lihat, mencari dan menyaksikan (sesuatu) atau semisal itu. Bukan untuk mengais (rezki), bekerja dan menetap. Silakan lihat kitab Al-Mu’jam Al-Wasith, 469.
Hasil gambar untuk WISATA DALAM ISLAMBerbicara tentang wisata menurut pandangan Islam, maka harus ada pembagian berikut ini,
Pertama: Pengertian wisata dalam Islam.
Islam datang untuk merubah banyak pemahaman keliru yang dibawa oleh akal manusia yang pendek, kemudian mengaitkan dengan nilai-nilai dan akhlak yang mulia. Wisata dalam pemahaman sebagian umat terdahulu dikaitkan dengan upaya menyiksa diri dan mengharuskannya untuk berjalan di muka bumi, serta membuat badan letih sebagai hukuman baginya atau zuhud dalam dunianya. Islam datang untuk menghapuskan pemahaman negatif yang berlawanan dengan (makna) wisata.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hani dari Ahmad bin Hanbal, beliau ditanya tentang seseorang yang bepergian atau bermukim di suatu kota, mana yang lebih anda sukai? Beliau menjawab: "Wisata tidak ada sedikit pun dalam Islam, tidak juga prilaku para nabi dan orang-orang saleh." (Talbis Iblis, 340).
Ibnu Rajab mengomentari perkataan Imam Ahmad dengan mengatakan: "Wisata dengan pemahaman   ini telah dilakukan oleh sekelompok orang yang dikenal suka beribadah dan bersungguh-sungguh    tanpa didasari ilmu. Di antara mereka ada yang kembali ketika mengetahui hal itu." (Fathul-Bari, karangan Ibnu Rajab, 1/56)
Kamudian Islam datang untuk meninggikan pemahaman wisata dengan mengaitkannya dengan tujuan-tujuan yang mulia. Di antaranya
1.      Mengaitkan wisata dengan ibadah, sehingga mengharuskan adanya safar -atau wisata- untuk menunaikan salah satu rukun dalam agama yaitu haji pada bulan-bulan tertentu. Disyariatkan umrah ke Baitullah Ta’ala dalam satahun.
Ketika ada seseorang datang kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam minta izin untuk berwisata dengan pemahaman lama, yaitu safar dengan makna  kerahiban atau sekedar menyiksa diri, Nabi sallallahu alaihi wa sallam memberi petunjuk kepada maksud yang lebih mulia dan tinggi dari sekedar berwisata dengan mengatakan kepadanya, “Sesunguhnya wisatanya umatku adalah berjihad di jalan Allah.” (HR. Abu Daud, 2486, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih Abu Daud dan dikuatkan sanadnya oleh Al-Iraqi dalam kitab Takhrij Ihya Ulumuddin, no. 2641). Perhatikanlah bagaimana Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengaitkan wisata yang dianjurkan dengan tujuan yang agung dan mulia.
2.      Demikian pula, dalam pemahaman Islam, wisata dikaitkan dengan ilmu dan pengetahuan. Pada permulaan Islam, telah ada perjalanan sangat agung dengan tujuan mencari ilmu dan menyebarkannya. Sampai Al-Khatib Al-Bagdady menulis kitab yang terkenal ‘Ar-Rihlah Fi Tolabil Hadits’, di dalamnya beliau mengumpulkan kisah orang yang melakukan perjalanan hanya untuk mendapatkan dan mencari satu hadits saja.
Di antaranya adalah apa yang diucapkan oleh sebagian tabiin terkait dengan firman Allah Ta’ala:
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدونَ الآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (سورة التوبة: 112)
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji, melawat, ruku, sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu." (QS. At-Taubah: 112)
Ikrimah berkata ‘As-Saa'ihuna’ mereka adalah pencari ilmu. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim  dalam tafsirnya, 7/429. Silakan lihat Fathul Qadir, 2/408. Meskipun penafsiran yang benar menurut mayoritas ulama salaf bahwa yang dimaksud dengan ‘As-Saaihin’ adalah orang-orang  yang berpuasa.
3.      Di antara maksud wisata dalam Islam adalah mengambil pelajaran dan peringatan. Dalam Al-Qur’anulkarim terdapat perintah untuk berjalan di muka bumi di beberapa tempat.  Allah  berfirman: “Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." (QS. Al-An’am: 11)
Dalam ayat lain, “Katakanlah: 'Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.” (QS. An-Naml: 69)
Al-Qasimi rahimahullah berkata; ”Mereka berjalan dan pergi ke beberapa tempat untuk melihat berbagai peninggalan sebagai nasehat, pelajaran dan manfaat lainnya." (Mahasinu At-Ta’wil, 16/225)
4.      Mungkin di antara maksud yang paling mulia dari wisata dalam Islam adalah berdakwah kepada Allah Ta’ala, dan menyampaikan kepada manusia cahaya yang diturunkan kepada Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Itulah tugas para Rasul dan para Nabi dan orang-orang setelah mereka dari kalangan para shahabat semoga, Allah meridhai mereka. Para shabat Nabi sallallahu alaihi wa sallam telah menyebar ke ujung dunia untuk mengajarkan kebaikan kepada manusia, mengajak mereka kepada kalimat yang benar. Kami berharap wisata yang ada sekarang mengikuti wisata   yang memiliki tujuan mulia dan agung. 
5.      Yang terakhir dari pemahaman wisata dalam Islam adalah safar untuk merenungi keindahan   ciptaan Allah Ta’la, menikmati indahnya alam nan agung sebagai pendorong jiwa manusia untuk menguatkan keimanan terhadap keesaan Allah dan memotivasi menunaikan kewajiabn hidup. Karena refresing jiwa perlu untuk memulai semangat kerja baru. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قُلْ سِيرُوا فِي الأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ  (سورة العنكبوت: 20)
Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Ankabut: 20)
Kedua: Aturan wisata dalam Islam
Dalam ajaran Islam yang bijaksana terdapat hukum yang mengatur dan mengarahkan agar  wisata tetap menjaga maksud-maksud yang telah disebutkan tadi, jangan sampai keluar melewati  batas, sehingga wisata menjadi sumber keburukan  dan dampak negatif bagi masyarakat. Di antara hukum-hukum itu adalah:
1.      Mengharamkan safar dengan maksud mengagungkan tempat tertentu kecuali tiga masjid. Dari  Abu Hurairah radhiallahu anhu sesungguhnya Nabi sallallahu’alai wa sallam bersabda:
لا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلا إِلَى ثَلاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الأَقْصَى (رواه البخاري، رقم  1132  ومسلم، رقم  1397)
“Tidak dibolehkan melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasulullah sallallahu’alaihi wa saal dan Masjidil Aqsha." (HR. Bukhari, no. 1132, Muslim, no. 1397)
Hadits ini menunjukkan akan haramnya  promosi wisata yang dinamakan Wisata Religi ke  selain tiga masjid, seperti ajakan mengajak wisata ziarah kubur, menyaksikan tempat-tempat   peninggalan kuno, terutama peninggalan yang diagungkan manusia, sehingga mereka terjerumus dalam  berbagai bentuk kesyirikan yang membinasakan. Dalam ajaran Islam tidak ada pengagungan pada tempat tertentu dengan menunaikan ibadah di dalamnya sehingga menjadi tempat yang  diagungkan selain tiga tempat tadi.
Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, "Aku pergi  Thur (gunung Tursina di Mesir), kemudian    aku bertemu Ka’b Al-Ahbar, lalu duduk bersamanya, lau beliau menyebutkan hadits yang panjang,  kemudian berkata, "Lalu aku bertemu Bashrah bin Abi Bashrah Al-Ghifary dan berkata, "Dari mana kamu datang?" Aku menjawab, "Dari (gunung) Thur."  Lalu beliau mengatakan, "Jika aku  menemuimu sebelum engkau keluar ke sana, maka (akan melarang) mu pergi, karena aku mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Jangan melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid, ke Masjidil Haram, Masjidku ini dan Masjid Iliyya atau Baitul Maqdis." (HR. Malik dalam Al-Muwatha, no. 108. Nasa’i, no. 1430, dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam Shahih An-Nasa’i)
Maka tidak dibolehkan memulai perjalanan menuju tempat suci selain tiga tempat ini. Hal  itu  bukan berarti dilarang mengunjungi masjid-masjid yang ada di negara muslim, karena kunjungan kesana dibolehkan, bahkan dianjurkan. Akan tetapi yang dilarang adalah melakukan safar dengan niat seperti itu.   Kalau ada tujuan lain dalam safar, lalu diikuti dengan berkunjung ke (masjid), maka hal itu tidak mengapa. Bahkan terkadang diharuskan untuk menunaikan jum’at dan shalat berjamaah. Yang keharamannya lebih berat adalah apabila kunjungannya ke tempat-tempat suci agama lain. Seperti pergi mengunjungi Vatikan atau patung Budha atau  lainnya yang serupa.
2.      Ada juga dalil yang mengharamkan wisata seorang muslim ke negara kafir secara umum. Karena berdampak buruk terhadap agama dan akhlak seorang muslim, akibat bercampur dengan kaum yang tidak mengindahkan agama dan akhlak. Khususnya apab ila tidak ada keperluan dalam  safar  tersebut seperti untuk berobat, berdagang atau semisalnya, kecuali Cuma sekedar bersenang senang dan rekreasi. Sesungguhnya Allah telah menjadikan negara muslim memiliki   keindahan penciptaan-Nya, sehingga tidak perlu pergi ke negara orang kafir.
Syekh Shaleh Al-Fauzan hafizahullah berkata: “Tidak boleh Safar ke negara kafir, karena ada kekhawatiran terhadap akidah, akhlak, akibat bercampur dan menetap di tengah  orang kafir  di antara mereka. Akan tetapi kalau ada keperluan mendesak dan tujuan yang benar untuk safar ke negara mereka seperti safar untuk berobat yang tidak ada di negaranya atau safar untuk belajar yang tidak didapatkan di negara muslim atau safar untuk berdagang, kesemuanya ini adalah tujuan yang benar, maka dibolehkan safar ke negara kafir dengan syarat menjaga syiar keislaman dan memungkinkan melaksanakan agamanya di negeri mereka. Hendaklah seperlunya, lalu kembali ke negeri Islam. Adapun kalau safarnya hanya untuk wisata, maka tidak dibolehkan. Karena seorang muslim tidak membutuhkan hal itu serta tidak ada manfaat yang sama atau yang lebih kuat dibandingkan dengan bahaya dan kerusakan pada agama dan keyakinan. (Al-Muntaqa Min Fatawa Syekh Al-Fauzan, 2 soal no. 221)
Penegasan tentang masalah ini telah diuraikan dalam situs kami secara terperinci dan  panjang lebar. Silakan lihat soal no. 13342, 8919, 52845.
3.      Tidak diragukan lagi bahwa ajaran Islam melarang wisata ke tempat-tempat rusak yang terdapat minuman keras, perzinaan, berbagai kemaksiatan seperti di pinggir    pantai yang bebas dan acara-acara bebas dan tempat-tempat kemaksiatan. Atau juga diharamkan safar untuk mengadakan perayaan bid’ah. Karena seorang muslim diperintahkan untuk menjauhi kemaksiatan maka jangan terjerumus (kedalamnya) dan jangan duduk dengan orang yang melakukan itu.
Para ulama dalam Al-Lajnah Ad-Daimah mengatakan: “Tidak diperkenankan bepergian ke tempat-tempat kerusakan untuk berwisata. Karena hal itu mengundang bahaya terhadap agama dan akhlak. Karena ajaran Islam datang untuk menutup peluang yang menjerumuskan kepada keburukan." (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 26/332)
Bagaimana dengan wisata yang menganjurkan kemaksiatan dan prilaku tercela, lalu kita ikut  mengatur, mendukung dan menganjurkannya?
Para ulama Al-Lajnah Ad-Daimah juga berkata: “Kalau wisata tersebut mengandung unsur memudahkan melakukan kemaksiatan dan kemunkaran serta mengajak kesana, maka tidak boleh bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari Akhir membantu untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah dan menyalahi perintahNya. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti yang lebih baik dari itu. (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 26/224)
4.      Adapun berkunjung ke bekas peninggalan umat terdahulu dan situs-situs kuno , jika itu adalah  bekas tempat turunnya azab, atau tempat suatu kaum dibinasakan sebab kekufurannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak dibolehkan menjadikan tempat ini sebagai tempat wisata dan hiburan.
Para Ulama dalam Al-Lajnah Ad-Daimah ditanya, ada di kota Al-Bada di  provinsi Tabuk terdapat peninggalan kuno dan rumah-rumah yang diukir di gunung. Sebagian orang mengatakan bahwa itu adalah tempat tinggal kaum Nabi Syu’aib alaihis salam. Pertanyaannya adalah, apakah ada dalil  bahwa ini adalah tempat tinggal kaum Syu’aib –alaihis salam- atau tidak ada dalil akan hal itu? dan apa hukum mengunjungi tempat purbakala itu bagi orang yang bermaksuk untuk sekedar melihat-lihat dan bagi yang bermaksud mengambil pelajaran dan nasehat?
Mereka menjawab: “Menurut ahli sejarah dikenal bahwa tempat tinggal bangsa Madyan yang  diutus kepada mereka Nabiyullah Syu’aib alaihis shalatu was salam berada di arah barat daya  Jazirah Arab yang sekarang dinamakan Al-Bada dan sekitarnya. Wallahu’alam akan kebenarannya. Jika itu benar, maka tidak diperkenankan berkunjung ke tempat ini dengan tujuan sekedar  melihat-lihat. Karena Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ketika melewati Al-Hijr, yaitu tempat tinggal  bangsa Tsamud (yang dibinasakan) beliau bersabda: “Janganlah  kalian memasuki tempat tinggal orang-orang yang telah menzalimi dirinya, khawatir kalian tertimpa seperti yang menimpa mereka,   kecuali kalian dalam kondisi manangis. Lalu beliau menundukkan kepala dan berjalan cepat     sampai melewati sungai." (HR. Bukhari, no. 3200 dan Muslim, no. 2980)
Ibnu Qayyim rahimahullah berkomentar ketika menjelaskan manfaat dan hukum yang diambil dari peristiwa perang Tabuk, di antaranya adalah barangsiapa yang melewati di tempat mereka yang Allah murkai dan turunkan azab, tidak sepatutnya dia memasukinya dan menetap di dalamnya, tetapi hendaknya dia mempercepat jalannya dan menutup wajahnya hingga lewat. Tidak boleh memasukinya kecuali dalam kondisi menangis dan mengambil pelajaran. Dengan landasan ini, Nabi sallallahu’alaihi wa sallam menyegerakan jalan di wadi (sungai) Muhassir antara Mina dan Muzdalifah, karena di tempat itu Allah membinasakan pasukan gajah dan orang-orangnya." (Zadul Ma’ad, 3/560)
Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam menjelaskan hadits tadi, "Hal ini mencakup  negeri  Tsamud dan negeri lainnya yang sifatnya sama meskipun sebabnya terkait dengan mereka." (Fathul Bari, 6/380).
Silakan lihat kumpulan riset Majelis Ulama Saudi Arabia jilid ketiga, paper dengan judul Hukmu   Ihyai Diyar Tsamud (hukum menghidupkan perkampungan Tsamud). Juga silahkan lihat soal jawab no. 20894.
5.      Tidak dibolehkan juga wanita bepergian tanpa mahram. Para ulama telah memberikan fatwa haramnya wanita pergi haji atau umrah tanpa mahram. Bagaimana dengan safar untuk wisata yang di dalamnya banyak tasahul (mempermudah masalah) dan campur baur yang diharamkan? Silakan lihat soal jawab no. 4523, 45917, 69337 dan 3098.
6.      Adapun mengatur wisata untuk orang kafir di negara Islam, asalnya dibolehkan. Wisatawan kafir kalau diizinkan oleh pemerintahan Islam untuk masuk maka diberi keamanan sampai keluar. Akan tetapi keberadaannya di negara Islam harus terikat dan menghormati agama Islam, akhlak umat Islam dan kebudayaannya. Dia pun di larang mendakwahkan agamanya dan tidak menuduh Islam dengan batil. Mereka juga tidak boleh keluar kecuali dengan penampilan sopan dan memakai pakaian yang sesuai untuk negara Islam, bukan dengan pakaian yang biasa dia pakai di negaranya dengan terbuka dan tanpa baju. Mereka juga bukan sebagai mata-mata atau spionase untuk negaranya. Yang terakhir tidak diperbolehkan berkunjung ke dua tempat suci; Mekkah dan Madinah.
Ketiga:
Tidak tersembunyi bagi siapa pun bahwa dunia wisata sekarang lebih dominan dengan kemaksiatan, segala perbuatan buruk dan melanggar yang diharamkan, baik sengaja bersolek diri, telanjang di tempat-tempat umum, bercampur baur yang bebas, meminum khamar, memasarkan kebejatan, menyerupai orang kafir, mengambil kebiasaan dan akhlaknya bahkan sampai penyakit mereka  yang  berbahaya. Belum lagi, menghamburkan uang yang banyak dan waktu serta kesungguhan. Semua itu dibungkus dengan nama wisata. Maka ingatlah bagi yang mempunyai kecemburuan terhadap agama, akhlak dan umatnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala, jangan sampai menjadi penolong untuk mempromosikan wisata fasik ini. Akan tetapi hendaknya memeranginya dan memerangi  ajakan mempromosikannya. Hendaknya bangga dengan agama, wawasan dan akhlaknya. Hal tersebut akan menjadikan negeri kita terpelihara dari segala keburukan dan mendapatkankan pengganti keindahan penciptaan Allah ta’ala di negara islam yang terjaga