Minggu, 31 Januari 2016

Cerita Siswa Sekolah

Seorang siswa kelas 11 (2) SMA
di sebuah sekolah pinggiran kota dikenal sebagai seorang yang jujur, aktif, kreatif dan kontroversial. Di kalangan masyarakat sekolah, ia memang agak menonjol dan cukup di hormati. Ya....benar saja, karena memang ia seorang ketua umun OSIS di sekolahnya. Seorang yang memang punya kelebihan didalam berbicara masalah yang menyangkut teknologi dan sains.
       Anak iji dlm dunianya memang cukup unggul bila berbicara masalah ilmu pengetahuan. Banyak orang yang mengakui bahwa ia punya someting spesial yang membuatnya berada di tempat yang lebih, namun itu yang mengetahui hanyalah teman-teman seperjuangannya. Selebihnya, tak ada yang tahu, karena memang ia seringkali terlihat bodoh dan tak peduli dengan kegiatan belajar mengajar. Hal ini membuat para guru tak tahu menahu tentang apa yang sebenarnya ia lakukan diluar KBM.
       Suatu hari, anak ini diminta oleh guru BK untuk memenuhi panggillan spesial diruang BK. Ia cukup merendah dan mengakui setiap tuduhan yang dilontarkan oleh pembimbing konseling, karena ulahnya yang sering bolos dan tak begitu baik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Ia cukup tegar memerima itu, semua tuduhan memang benar adanya. Ia pun mendapat sebuah binaan serius dan cukup lama menjadi terdakwa dalam binaan itu. Tercatat, sekitar 76 menit ia bersama guru BK sekolahnya.
        Yang paling dituduhkan dan seringkali ia membuat ulah pada bidang Matematika. Tak cukup baik memang ia saat mengikuti pelajaran ini. Namun, teman-teman anak ini cukup mengenal apa yang dimiliki oleh nya. Lagi-lagi entah karena dalih apa, ia tak begitu rajin dan semanagat dalam mengikuti pelajaran. Maka pantas saja bila ia di dakwa telah mwlakukan pelangaran atas apa yang seharusnya siswa lakukan saat kegiatan belajar mebgajar di kelas.
             2 hari beraelang setelah pembinaan itu, anak ini mengikuti KBM pada mapel MTK,  yang dilaksanakan sepqnjang 3 jam mata pelajaran. 2 jam pertama dilakukan untuk mempeljari materi, dan satu jam sisa untuk mengadakan ulangan harian. 2 jam pelajaran awal itu, ia mendapat teguran dari guru mapel, 5 kali bnyaknya. Ini terjadi karena ia menghabiskan banyak waktu untuk tertidur dikelas. Walhasil, ia hanya mampu mendapat nilai 25 dari 5 soal yang di ujikan, nilai itupun di dapat karena ulahnya yang cukup kontroversial dengan hanya menuliskan jawaban akhir tanpa ada jalan guna mendapatkannya. Ini yang membuat guru mapel curiga, darimna ia mendapat nilai itu. Guru mengra ia mentontek teman sebangkunya.
                   3 minggu sudah terlewati setelah anak itu mendapat teguran keras dari pihak BK. Di sekolahnya diadakan sebuah event akbar berupa lomba karya iomiah,training, seminar, pameran dan bazzar buku. Peserta yang terlibat terdiri dari siswa/siswi sma se kabupaten dan ada forum khusus untuk guru-guru di sekolah itu dan guru-guru pembimbing karya ilmiah dan Olimpiade siswa. Event ini diselenggarakan oleh OSIS yang nekerja sama dengan sebuah lembaga riset dan pengembangan dari daerah pusat provinsi. 
              Dalam forum ini, diadakan seminar karya ilmiah guru dan siswa yang di bina langsung oleh kepala Litbang dan seorang rektor univeraitas terbaik kedua di negaranya. Tanpa disangka oleh para pserta, ada seorang pembicara yang tidak lazim. MC membawakn acara dan mengundang selrang anak lelaki berusia 17 tahun untuk tampil di panggung. Ternyata, seorang siswa yang masih duduk di kelas 2 SMA yang mengisi acara. Semua audiens terkejut, dan dengan bertanya-tanya, siapa dia kok menjadi pembicara di forum ini ?
Semua betanya-tanya, apa yang nampak bukanlah orang ini, dia ternyata si ketua OSIS di sekolah itu. Apa yang sekarqng terlihat sangat berbeda dengan apa yang kebanyakan orang fikirka. Setelah ia mengakhiri pembicaraannya, ia membuat statement : " berhati-hatilah dalam menyikapi fenomena kehidupan, kita mengatakan apa yang sebatas kita ketahui, namun tugas kita adalah bagaimana agar kwantitas pengetahuan kita berada di atas ketidqk tahuan kita, sehingga, kita akan mendapatkan.......itu bagus, tapi saya kurang cukup mampu menerimanya."
       Ia mengatakan hal ini dengan dalih bahwa ia cukup muak pada sikap para staf pengajar di lembaga pendidikkan, karena apa, seorang siswa selalu di tempatkan pada suatu titik dimana ia hanya diperkenankan menerima apa yang di berikan oleh guru, namun, guru sangat menghindari apa yang bisa diperbuat oleh siswa.
Ia mengatakan itu karena identitasnya terungkap, seorang pecundang di kelas ternyata seorang guru dari pengajar guru-guru yang mengajarnya di kelasi

Ceritaku Tentang Belajar Ilmu

Setelah kita pelajari dari apa yang terjadi di alam sekitar. Kita akan menemukan sebuah ilmu yang cukup lazim tapi tak banyak orang menyadarinya. Anda tentu pernah mendengar orang yang mngatakan bahwa udara sangat berpengaruh pada kekuatan daya ledak suatu suara.
     

     Dalam ilmu geografiz anda tentu akan di suguhkan sebuah ilmu yang menyebutkan angin itu ada karena pergerakan udara dari hipotonik ke hipertonik. Dalam buku Jelajah Bumi dan Alam Semesta, karya Hartono (2012), halaman 97, di sebutkan bahwa udara akan bergerak dari lembah menuju ke pegunungan pada pagi hingga siang hari (sekitar pukul 14.00). Dari apa yang kami dapatkan ini mampu untuk menjawab pertanyaan kami setelah pada pagi hari ini dari jam 10.15 - 13.15 kami menjajaki terjalnya medan pendakian di bukit andong (1726 mdpl) di kota Magelang, Jawa Tengah, kami mendapatkan fenomena mengapa suara seorang yang berada dibawah kita akan terdengar lebih dekat dari biasanya.
       Dengan terjawabny pertanyaan kami, maka kami mendukung sepenuhnya tentang aliran gelombang suara yang merambat melalui media udara. Semakin besar laju pergerakan udara, maka semakin besar potensi mengirimkan suara. Setelah itu, suara akan terdengar besar kecilnya tergantung mediumnya, dengan mengesampingkan frekuensi yang di keluarkan dari sumber.

Selasa, 26 Januari 2016

Seberapa ikhlaskah kamu ?

Seorang anak sedang duduk di sebuah taman bunga dengan kondisi yang cukup senang. Ia berada di tepi taman di dekat pohon perdu yang cukup rindang. Dari kejauhan, ia melihat indahnya pancaran warna merah bunga mawar yang sedang mekarnya. Saat ia hendak memetik bunga itu, di tengah jalan, ia melihat adanya seekor kucing yang kesakitan karena kaki kanannya mengucurkan darah.
         Anak itu berbelok ke arah kucing itu, lalu ditolonglah kucing itu. Setelah selesai, ia kembali melanjutkan perjalanan, ke tempat dimana ia melihat bunga itu. Namun, saat sampai di tempat itu, ia kehilangan arah. Dimana bunga itu berada ?
       Lalu ia kembali ke tempat ia duduk semula. Sesampainya di tempat, ia memandang kearah dimana bunga berada. Ia melihat masih berada di tempat. Lalu ia kembali lagi untuk mengambil bunga itu, sesampainya di tempat bunga berada, yang ia sudah menghafalkan lokasinya, ia melihat bunga itu tak ada lagi.
             Beberapa meter di arah jam 2 dari anak menghadap, ia melihat ada seorang wanita lain yang membawa bunga itu. Kecewa memang, tapi anak itu tidaklah lantas menangis atau menyesali ini. Ia hanya berfikir dengan mengoreksi diri, 


KESEMPATAN TAK AKAN DATANG 2 KALI....
dan
LEBIH BAIK KEHILANGAN KESENANGAN DIRI DEMI PERJUANGAN MENYELAMATKAN NYAWA LAIN...

Kamis, 21 Januari 2016

OTAK AUTOBIOGRAFIS

Fenomena ingatan autobiografis sangat superior – pertama kali didokumentasikan tahun 2006 oleh neurobiologiwan UCI , James McGaugh, dan koleganya pada seorang wanita bernama AJ – telah diprofilkan dalam “60 Minutes” CBS dan dalam ratusan berita di media lain. Namun sebuah makalah dalam jurnal mitra bestari  Neurobiology of Learning & Memory edisi Juli menawarkan temuan ilmiah pertama mengenai hampir selusin orang dengan kemampuan mengagumkan ini.
Hasil gambar untuk otak Semua memiliki variasi dalam Sembilan struktur otak mereka dibandingkan subjek kontrol, termasuk materi putih yang lebih padat menghubungkan bagian tengah dan depan. Sebagian besar perbedaan ada di wilayah yang diketahui terkait dengan ingatan autobiografis, “jadi kita mendapatkan kisah yang deskriptif dan koheren mengenai apa yang terjadi,” kata pengarang utama, Aurora LePort, kandidat doctor Center for the Neurobiology of Learning & Memory UCI.
Mengejutkannya, orang dengan ingatan autobiografis luar biasa tidak memberikan skor yang tinggi pada uji ingatan laboratorium biasa atau ketika diminta memakai bantuan ingatan biasa. Namun ketika peristiwa publik atau privat yang terjadi setelah usia 10,5 tahun, “mereka lebih baik dalam mengingat detail dalam hidup mereka,” kata McGaugh, pengarang senior karya ini.
 “Mereka bukan pakar ingatan. Mereka 180 derajat berbeda dari juara mengingat biasa yang dapat mengingat pi dalam angka banyak atau deretan angka lain yang sangat panjang,” kata LePort. “Ini membuat proyeknya lebih menarik lagi; ini benar-benar menunjukkan kalau kita memiliki bentuk ingatan tertentu.”
 Ia mengatakan mewawancarai subjek “memusingkan. Anda member mereka tanggal dan respon mereka seketika. Hari dalam minggu tersebut muncul dalam pikiran mereka; mereka bahkan tidak berpikir tentangnya. Mereka dapat melakukan ini pada banyak tanggal, dan mereka akurat 99 persen. Sepertinya ia tidak pernah tua.”
 Studi ini juga menemukan bukti yang signifikan secara statistic mengenai kecenderungan obsesif-kompulsif pada kelompok ini, namun para peneliti tidak tahu apakah ini membantu atau bagaimana ia membantu rekoleksi. Banyak individu ini memiliki koleksi rinci dari segala jenis barang seperti majalah, video, sepatu, perangko, atau kartu pos.
 Para peneliti dan staff UCI telah menguji lebih dari 500 orang yang mengira mereka memiliki ingatan autobiografis superior dan mengkonfirmasi 33 orang hingga sekarang, termasuk 11 orang dalam penelitian ini. 37 orang lainnya adalah kandidat kuat yang akan diuji lebih jauh.
“Langkah selanjutnya adalah kami ingin memahami mekanisme dibalik ingatan tersebut,” kata LePort. “Apakah hanya otak dan cara strukturnya berkomunikasi yang berbeda? Ataukah genetik? Atau molekuler?”
 McGaugh menambahkan: “Kami jadi Sherlock Holmes sekarang. Mencari petunjuk untuk bidang penelitian yang sangat baru.”

Melihat Masa Lalu dari Perjalanan Seberkas Cahaya

Secara umum, astronomi adalah ilmu yang mempelajari hal ikhwal alam semesta. Apakah itu gerak mekaniknya, bagaimana semesta itu dimulai, bagaimana sebuah bintang seperti Matahari lahir dan mengakhiri hidupnya, dan lain-lain. Tidak seperti ilmu fisika, biologi dan kimia, di mana eksperimen dapat dikerjakan di dalam laboratorium, dan semua obyek eksperimen dapat dimanipulasi, laboratorium astronomi adalah semesta itu sendiri. Obyek astronomi tak dapat dipegang, apalagi dimanipulasi.
Alam Semesta
Para peneliti astronomi bersifat pasif, mereka hanya dapat menerima semua informasi yang datang. Lalu dengan kekuatan analisa Matematika - Fisika - Kimia - Biologi, data-data itu diolah sedemikian sehingga dihasilkan kesimpulan-kesimpulan yang valid tentang alam semesta. Pertanyaannya, bagaimana informasi semesta itu datang? Informasi itu datang dalam wujud seberkas cahaya, atau secara umum berupa gelombang elektro-magnetik (GEM). Jadi, kalau kita mengenal sifat-sifat cahaya dengan baik, atau secara mendalam belajar GEM, maka informasi semesta yang dibawa oleh cahaya dari bintang-bintang yang jauh akan ada dalam genggaman.
Nah, seberapa jauh informasi yang dibawa cahaya itu datang? Cahaya sebuah bintang bisa datang dari tempat yang amat dekat, yaitu Matahari yang berjarak 150 juta km atau satu satuan astronomi [1 AU]; bisa juga dari tempat yang sangat-sangat jauh. Seberkas cahaya bisa saja memerlukan waktu hingga milyaran tahun untuk bisa sampai di depan lensa obyektif sebuah teropong. Bayangkan, seberkas cahaya menempuh perjalanan selama itu, menembus ruang hampa semesta yang dingin, gelap dan kering, dan akhirnya sampai ke tempat kita untuk memberitahu 'sesuatu' tentang tempat asalnya di ujung sana.
Untuk alasan kepraktisan, satu tahun cahaya (one light year) kemudian dipakai sebagai satuan jarak dalam astronomi. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya selama setahun penuh. Karena kecepatannya yang tetap, yaitu c = 3.108 m/s, maka dengan menggunakan persamaan gerak lurus beraturan (GLB) kita dapatkan jarak tempuh cahaya dalam setahun: d = c.t = 3x108 m/s x 365,25 x 24 x 60 x 60 s = 9,46x1015 m. Angka ini pasti sulit dibayangkan, tapi ini kira-kira adalah enam puluh tiga ribu kalinya jarak Bumi ke Matahari, alias 63000 AU. Bandingkan dengan cahaya Matahari yang hanya butuh 8,3 menit cahaya untuk sampai ke permukaan Bumi.
Apa yang kita pelajari dari hal ini? Jika malam ini kita berada di depan teropong mengamati sebuah bintang, yang cahayanya menempuh jarak 100 tahun cahaya, bukankah ini berarti kita sedang 'melihat masa lalu', tepatnya kejadian 100 tahun lalu di mana kakek kita pun mungkin baru saja dilahirkan? Contohnya jika malam ini kita melihat sebuah bintang raksasa yang meledak, yang mengakhiri hidupnya dengan membentuk Supernova dan gambar cantiknya berhasil ditangkap teropong Hubble. Jangan salah: peristiwa ini bisa jadi adalah peristiwa 1000 tahun yang lalu, sebab cahaya dari ledakan itu baru saja menempuh perjalanan 1000 tahun cahaya untuk sampai ke mata kita melalui teleskop.
Dari berbagai arah, Hubble menangkap ragam bintang dan galaksi: besar-kecil, jauh-dekat, tua-muda. Tua-muda? Ya, ternyata bintang juga lahir dan mati. Dari gambar-gambar yang sangat melimpah yang ditangkap Hubble, kita belajar bagaimana bintang itu lahir dan juga bagaimana bintang itu mengakhiri hidupnya. Ini membuat kita belajar banyak, tidak hanya tentang semesta, tetapi juga tentang hakekat keberadaan kita di dunia ini.

HAKEKAT WISATA DALAM ISLAM, HUKUM DAN MACAM-MACAMNYA

Alhamdulillah
Kata Wisata menurut bahasa mengandung arti yang banyak. Akan tetapi dalam istilah yang dikenal sekarang lebih dikhususkan pada sebagian makna itu. Yaitu, yang menunjukkan berjalan-jalan ke suatu negara untuk rekreasi atau untuk melihat-lihat, mencari dan menyaksikan (sesuatu) atau semisal itu. Bukan untuk mengais (rezki), bekerja dan menetap. Silakan lihat kitab Al-Mu’jam Al-Wasith, 469.
Hasil gambar untuk WISATA DALAM ISLAMBerbicara tentang wisata menurut pandangan Islam, maka harus ada pembagian berikut ini,
Pertama: Pengertian wisata dalam Islam.
Islam datang untuk merubah banyak pemahaman keliru yang dibawa oleh akal manusia yang pendek, kemudian mengaitkan dengan nilai-nilai dan akhlak yang mulia. Wisata dalam pemahaman sebagian umat terdahulu dikaitkan dengan upaya menyiksa diri dan mengharuskannya untuk berjalan di muka bumi, serta membuat badan letih sebagai hukuman baginya atau zuhud dalam dunianya. Islam datang untuk menghapuskan pemahaman negatif yang berlawanan dengan (makna) wisata.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hani dari Ahmad bin Hanbal, beliau ditanya tentang seseorang yang bepergian atau bermukim di suatu kota, mana yang lebih anda sukai? Beliau menjawab: "Wisata tidak ada sedikit pun dalam Islam, tidak juga prilaku para nabi dan orang-orang saleh." (Talbis Iblis, 340).
Ibnu Rajab mengomentari perkataan Imam Ahmad dengan mengatakan: "Wisata dengan pemahaman   ini telah dilakukan oleh sekelompok orang yang dikenal suka beribadah dan bersungguh-sungguh    tanpa didasari ilmu. Di antara mereka ada yang kembali ketika mengetahui hal itu." (Fathul-Bari, karangan Ibnu Rajab, 1/56)
Kamudian Islam datang untuk meninggikan pemahaman wisata dengan mengaitkannya dengan tujuan-tujuan yang mulia. Di antaranya
1.      Mengaitkan wisata dengan ibadah, sehingga mengharuskan adanya safar -atau wisata- untuk menunaikan salah satu rukun dalam agama yaitu haji pada bulan-bulan tertentu. Disyariatkan umrah ke Baitullah Ta’ala dalam satahun.
Ketika ada seseorang datang kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam minta izin untuk berwisata dengan pemahaman lama, yaitu safar dengan makna  kerahiban atau sekedar menyiksa diri, Nabi sallallahu alaihi wa sallam memberi petunjuk kepada maksud yang lebih mulia dan tinggi dari sekedar berwisata dengan mengatakan kepadanya, “Sesunguhnya wisatanya umatku adalah berjihad di jalan Allah.” (HR. Abu Daud, 2486, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih Abu Daud dan dikuatkan sanadnya oleh Al-Iraqi dalam kitab Takhrij Ihya Ulumuddin, no. 2641). Perhatikanlah bagaimana Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengaitkan wisata yang dianjurkan dengan tujuan yang agung dan mulia.
2.      Demikian pula, dalam pemahaman Islam, wisata dikaitkan dengan ilmu dan pengetahuan. Pada permulaan Islam, telah ada perjalanan sangat agung dengan tujuan mencari ilmu dan menyebarkannya. Sampai Al-Khatib Al-Bagdady menulis kitab yang terkenal ‘Ar-Rihlah Fi Tolabil Hadits’, di dalamnya beliau mengumpulkan kisah orang yang melakukan perjalanan hanya untuk mendapatkan dan mencari satu hadits saja.
Di antaranya adalah apa yang diucapkan oleh sebagian tabiin terkait dengan firman Allah Ta’ala:
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدونَ الآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (سورة التوبة: 112)
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji, melawat, ruku, sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu." (QS. At-Taubah: 112)
Ikrimah berkata ‘As-Saa'ihuna’ mereka adalah pencari ilmu. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim  dalam tafsirnya, 7/429. Silakan lihat Fathul Qadir, 2/408. Meskipun penafsiran yang benar menurut mayoritas ulama salaf bahwa yang dimaksud dengan ‘As-Saaihin’ adalah orang-orang  yang berpuasa.
3.      Di antara maksud wisata dalam Islam adalah mengambil pelajaran dan peringatan. Dalam Al-Qur’anulkarim terdapat perintah untuk berjalan di muka bumi di beberapa tempat.  Allah  berfirman: “Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." (QS. Al-An’am: 11)
Dalam ayat lain, “Katakanlah: 'Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.” (QS. An-Naml: 69)
Al-Qasimi rahimahullah berkata; ”Mereka berjalan dan pergi ke beberapa tempat untuk melihat berbagai peninggalan sebagai nasehat, pelajaran dan manfaat lainnya." (Mahasinu At-Ta’wil, 16/225)
4.      Mungkin di antara maksud yang paling mulia dari wisata dalam Islam adalah berdakwah kepada Allah Ta’ala, dan menyampaikan kepada manusia cahaya yang diturunkan kepada Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Itulah tugas para Rasul dan para Nabi dan orang-orang setelah mereka dari kalangan para shahabat semoga, Allah meridhai mereka. Para shabat Nabi sallallahu alaihi wa sallam telah menyebar ke ujung dunia untuk mengajarkan kebaikan kepada manusia, mengajak mereka kepada kalimat yang benar. Kami berharap wisata yang ada sekarang mengikuti wisata   yang memiliki tujuan mulia dan agung. 
5.      Yang terakhir dari pemahaman wisata dalam Islam adalah safar untuk merenungi keindahan   ciptaan Allah Ta’la, menikmati indahnya alam nan agung sebagai pendorong jiwa manusia untuk menguatkan keimanan terhadap keesaan Allah dan memotivasi menunaikan kewajiabn hidup. Karena refresing jiwa perlu untuk memulai semangat kerja baru. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قُلْ سِيرُوا فِي الأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ  (سورة العنكبوت: 20)
Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Ankabut: 20)
Kedua: Aturan wisata dalam Islam
Dalam ajaran Islam yang bijaksana terdapat hukum yang mengatur dan mengarahkan agar  wisata tetap menjaga maksud-maksud yang telah disebutkan tadi, jangan sampai keluar melewati  batas, sehingga wisata menjadi sumber keburukan  dan dampak negatif bagi masyarakat. Di antara hukum-hukum itu adalah:
1.      Mengharamkan safar dengan maksud mengagungkan tempat tertentu kecuali tiga masjid. Dari  Abu Hurairah radhiallahu anhu sesungguhnya Nabi sallallahu’alai wa sallam bersabda:
لا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلا إِلَى ثَلاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الأَقْصَى (رواه البخاري، رقم  1132  ومسلم، رقم  1397)
“Tidak dibolehkan melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasulullah sallallahu’alaihi wa saal dan Masjidil Aqsha." (HR. Bukhari, no. 1132, Muslim, no. 1397)
Hadits ini menunjukkan akan haramnya  promosi wisata yang dinamakan Wisata Religi ke  selain tiga masjid, seperti ajakan mengajak wisata ziarah kubur, menyaksikan tempat-tempat   peninggalan kuno, terutama peninggalan yang diagungkan manusia, sehingga mereka terjerumus dalam  berbagai bentuk kesyirikan yang membinasakan. Dalam ajaran Islam tidak ada pengagungan pada tempat tertentu dengan menunaikan ibadah di dalamnya sehingga menjadi tempat yang  diagungkan selain tiga tempat tadi.
Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, "Aku pergi  Thur (gunung Tursina di Mesir), kemudian    aku bertemu Ka’b Al-Ahbar, lalu duduk bersamanya, lau beliau menyebutkan hadits yang panjang,  kemudian berkata, "Lalu aku bertemu Bashrah bin Abi Bashrah Al-Ghifary dan berkata, "Dari mana kamu datang?" Aku menjawab, "Dari (gunung) Thur."  Lalu beliau mengatakan, "Jika aku  menemuimu sebelum engkau keluar ke sana, maka (akan melarang) mu pergi, karena aku mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Jangan melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid, ke Masjidil Haram, Masjidku ini dan Masjid Iliyya atau Baitul Maqdis." (HR. Malik dalam Al-Muwatha, no. 108. Nasa’i, no. 1430, dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam Shahih An-Nasa’i)
Maka tidak dibolehkan memulai perjalanan menuju tempat suci selain tiga tempat ini. Hal  itu  bukan berarti dilarang mengunjungi masjid-masjid yang ada di negara muslim, karena kunjungan kesana dibolehkan, bahkan dianjurkan. Akan tetapi yang dilarang adalah melakukan safar dengan niat seperti itu.   Kalau ada tujuan lain dalam safar, lalu diikuti dengan berkunjung ke (masjid), maka hal itu tidak mengapa. Bahkan terkadang diharuskan untuk menunaikan jum’at dan shalat berjamaah. Yang keharamannya lebih berat adalah apabila kunjungannya ke tempat-tempat suci agama lain. Seperti pergi mengunjungi Vatikan atau patung Budha atau  lainnya yang serupa.
2.      Ada juga dalil yang mengharamkan wisata seorang muslim ke negara kafir secara umum. Karena berdampak buruk terhadap agama dan akhlak seorang muslim, akibat bercampur dengan kaum yang tidak mengindahkan agama dan akhlak. Khususnya apab ila tidak ada keperluan dalam  safar  tersebut seperti untuk berobat, berdagang atau semisalnya, kecuali Cuma sekedar bersenang senang dan rekreasi. Sesungguhnya Allah telah menjadikan negara muslim memiliki   keindahan penciptaan-Nya, sehingga tidak perlu pergi ke negara orang kafir.
Syekh Shaleh Al-Fauzan hafizahullah berkata: “Tidak boleh Safar ke negara kafir, karena ada kekhawatiran terhadap akidah, akhlak, akibat bercampur dan menetap di tengah  orang kafir  di antara mereka. Akan tetapi kalau ada keperluan mendesak dan tujuan yang benar untuk safar ke negara mereka seperti safar untuk berobat yang tidak ada di negaranya atau safar untuk belajar yang tidak didapatkan di negara muslim atau safar untuk berdagang, kesemuanya ini adalah tujuan yang benar, maka dibolehkan safar ke negara kafir dengan syarat menjaga syiar keislaman dan memungkinkan melaksanakan agamanya di negeri mereka. Hendaklah seperlunya, lalu kembali ke negeri Islam. Adapun kalau safarnya hanya untuk wisata, maka tidak dibolehkan. Karena seorang muslim tidak membutuhkan hal itu serta tidak ada manfaat yang sama atau yang lebih kuat dibandingkan dengan bahaya dan kerusakan pada agama dan keyakinan. (Al-Muntaqa Min Fatawa Syekh Al-Fauzan, 2 soal no. 221)
Penegasan tentang masalah ini telah diuraikan dalam situs kami secara terperinci dan  panjang lebar. Silakan lihat soal no. 13342, 8919, 52845.
3.      Tidak diragukan lagi bahwa ajaran Islam melarang wisata ke tempat-tempat rusak yang terdapat minuman keras, perzinaan, berbagai kemaksiatan seperti di pinggir    pantai yang bebas dan acara-acara bebas dan tempat-tempat kemaksiatan. Atau juga diharamkan safar untuk mengadakan perayaan bid’ah. Karena seorang muslim diperintahkan untuk menjauhi kemaksiatan maka jangan terjerumus (kedalamnya) dan jangan duduk dengan orang yang melakukan itu.
Para ulama dalam Al-Lajnah Ad-Daimah mengatakan: “Tidak diperkenankan bepergian ke tempat-tempat kerusakan untuk berwisata. Karena hal itu mengundang bahaya terhadap agama dan akhlak. Karena ajaran Islam datang untuk menutup peluang yang menjerumuskan kepada keburukan." (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 26/332)
Bagaimana dengan wisata yang menganjurkan kemaksiatan dan prilaku tercela, lalu kita ikut  mengatur, mendukung dan menganjurkannya?
Para ulama Al-Lajnah Ad-Daimah juga berkata: “Kalau wisata tersebut mengandung unsur memudahkan melakukan kemaksiatan dan kemunkaran serta mengajak kesana, maka tidak boleh bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari Akhir membantu untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah dan menyalahi perintahNya. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti yang lebih baik dari itu. (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 26/224)
4.      Adapun berkunjung ke bekas peninggalan umat terdahulu dan situs-situs kuno , jika itu adalah  bekas tempat turunnya azab, atau tempat suatu kaum dibinasakan sebab kekufurannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak dibolehkan menjadikan tempat ini sebagai tempat wisata dan hiburan.
Para Ulama dalam Al-Lajnah Ad-Daimah ditanya, ada di kota Al-Bada di  provinsi Tabuk terdapat peninggalan kuno dan rumah-rumah yang diukir di gunung. Sebagian orang mengatakan bahwa itu adalah tempat tinggal kaum Nabi Syu’aib alaihis salam. Pertanyaannya adalah, apakah ada dalil  bahwa ini adalah tempat tinggal kaum Syu’aib –alaihis salam- atau tidak ada dalil akan hal itu? dan apa hukum mengunjungi tempat purbakala itu bagi orang yang bermaksuk untuk sekedar melihat-lihat dan bagi yang bermaksud mengambil pelajaran dan nasehat?
Mereka menjawab: “Menurut ahli sejarah dikenal bahwa tempat tinggal bangsa Madyan yang  diutus kepada mereka Nabiyullah Syu’aib alaihis shalatu was salam berada di arah barat daya  Jazirah Arab yang sekarang dinamakan Al-Bada dan sekitarnya. Wallahu’alam akan kebenarannya. Jika itu benar, maka tidak diperkenankan berkunjung ke tempat ini dengan tujuan sekedar  melihat-lihat. Karena Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ketika melewati Al-Hijr, yaitu tempat tinggal  bangsa Tsamud (yang dibinasakan) beliau bersabda: “Janganlah  kalian memasuki tempat tinggal orang-orang yang telah menzalimi dirinya, khawatir kalian tertimpa seperti yang menimpa mereka,   kecuali kalian dalam kondisi manangis. Lalu beliau menundukkan kepala dan berjalan cepat     sampai melewati sungai." (HR. Bukhari, no. 3200 dan Muslim, no. 2980)
Ibnu Qayyim rahimahullah berkomentar ketika menjelaskan manfaat dan hukum yang diambil dari peristiwa perang Tabuk, di antaranya adalah barangsiapa yang melewati di tempat mereka yang Allah murkai dan turunkan azab, tidak sepatutnya dia memasukinya dan menetap di dalamnya, tetapi hendaknya dia mempercepat jalannya dan menutup wajahnya hingga lewat. Tidak boleh memasukinya kecuali dalam kondisi menangis dan mengambil pelajaran. Dengan landasan ini, Nabi sallallahu’alaihi wa sallam menyegerakan jalan di wadi (sungai) Muhassir antara Mina dan Muzdalifah, karena di tempat itu Allah membinasakan pasukan gajah dan orang-orangnya." (Zadul Ma’ad, 3/560)
Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam menjelaskan hadits tadi, "Hal ini mencakup  negeri  Tsamud dan negeri lainnya yang sifatnya sama meskipun sebabnya terkait dengan mereka." (Fathul Bari, 6/380).
Silakan lihat kumpulan riset Majelis Ulama Saudi Arabia jilid ketiga, paper dengan judul Hukmu   Ihyai Diyar Tsamud (hukum menghidupkan perkampungan Tsamud). Juga silahkan lihat soal jawab no. 20894.
5.      Tidak dibolehkan juga wanita bepergian tanpa mahram. Para ulama telah memberikan fatwa haramnya wanita pergi haji atau umrah tanpa mahram. Bagaimana dengan safar untuk wisata yang di dalamnya banyak tasahul (mempermudah masalah) dan campur baur yang diharamkan? Silakan lihat soal jawab no. 4523, 45917, 69337 dan 3098.
6.      Adapun mengatur wisata untuk orang kafir di negara Islam, asalnya dibolehkan. Wisatawan kafir kalau diizinkan oleh pemerintahan Islam untuk masuk maka diberi keamanan sampai keluar. Akan tetapi keberadaannya di negara Islam harus terikat dan menghormati agama Islam, akhlak umat Islam dan kebudayaannya. Dia pun di larang mendakwahkan agamanya dan tidak menuduh Islam dengan batil. Mereka juga tidak boleh keluar kecuali dengan penampilan sopan dan memakai pakaian yang sesuai untuk negara Islam, bukan dengan pakaian yang biasa dia pakai di negaranya dengan terbuka dan tanpa baju. Mereka juga bukan sebagai mata-mata atau spionase untuk negaranya. Yang terakhir tidak diperbolehkan berkunjung ke dua tempat suci; Mekkah dan Madinah.
Ketiga:
Tidak tersembunyi bagi siapa pun bahwa dunia wisata sekarang lebih dominan dengan kemaksiatan, segala perbuatan buruk dan melanggar yang diharamkan, baik sengaja bersolek diri, telanjang di tempat-tempat umum, bercampur baur yang bebas, meminum khamar, memasarkan kebejatan, menyerupai orang kafir, mengambil kebiasaan dan akhlaknya bahkan sampai penyakit mereka  yang  berbahaya. Belum lagi, menghamburkan uang yang banyak dan waktu serta kesungguhan. Semua itu dibungkus dengan nama wisata. Maka ingatlah bagi yang mempunyai kecemburuan terhadap agama, akhlak dan umatnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala, jangan sampai menjadi penolong untuk mempromosikan wisata fasik ini. Akan tetapi hendaknya memeranginya dan memerangi  ajakan mempromosikannya. Hendaknya bangga dengan agama, wawasan dan akhlaknya. Hal tersebut akan menjadikan negeri kita terpelihara dari segala keburukan dan mendapatkankan pengganti keindahan penciptaan Allah ta’ala di negara islam yang terjaga

Jumat, 08 Januari 2016

Fosil Spesies Manusia Pertama Ditemukan di Ethiopia

Spesies manusia pertama baru-baru ini telah ditemukan di Ethiopia. Sebuah fragmen rahang kuno itu diyakini sebagai fosil manusia paling tua yang pernah ditemukan.
Dilansir Livescience, fosil tersebut menunjukkan keluarga manusia pertama yang diyakini sudah ada sejak 500 ribu tahun silam.Temuan tersebut juga bisa membawa informasi mengenai area di mana manusia pertama tinggal.
sieving-ledi-geraru
(Sumber : livescience.com)
Menurut peneliti, meskipun manusia modern adalah satu-satunya keturunan manusia yang hidup saat ini, spesies manusia lainnya diduga pernah menjelajahi Bumi. Fosil tersebut kabarnya merupakan anggota dari genus Homo, seperti manusia modern saat ini.
Selama beberapa dekade, ilmuwan mencari Afrika untuk tanda-tanda manusia pertama. Ilmuwan percaya terjadi pergantian dari spesies Australopithecus yang menyerupai kera menjadi spesies Homo atau manusia awal.
homo-mandible-ledi-geraru
(Sumber : livescience.com)
Hingga saat ini, bukti fosil genus Homo dipercaya telah berusia 2,3 juta atau 2,4 juta tahun. Riset terbaru menemukan sebuah fosil manusia di Ethiopia sekira 2,8 juta tahun.
Ilmuwan mengungkap detail temuan mereka dalam dua makalah online di Journal Science. “Kini kami memiliki fosil Homo dari waktu saat ini, bukti fosil Homo paling awal yang pernah ditemukan,” tutur salah satu pemimpin peneliti dan penulis studi, Brian Villmoare, yang merupakan paleoanthropologist di University of Nevada di Las Vegas

Ilmuwan Kelas Dunia Bisa Dibayar untuk Menyangkal Perubahan Iklim

Pernah menyangkal perubahan iklim? Mungkin kamu merupakan salah satu korban pandangan ilmuwan-ilmuwan yang skeptis dengan isu tersebut.

Investigasi Greenpeace mengungkap adanya dua ilmuwan dari universitas ternama di Amerika Serikat yang bisa dibayar untuk mengonstruksi penyangkalan perubahan iklim.

Hasil investigasi ini menguak satu lagi tindakan kotor kalangan ilmuwan dalam isu perubahan iklim, yang dalam hal ini mereka justru menjadi pihak yang tidak konstruktif.

Sebelumnya, peneliti dari Harvard Smithsonian for Astrophysics yang juga penyangkal perubahan iklim terungkap menerima dana dari Exxon Mobile, American Petroleum Company, dan Souther Company sebanyak 1,25 juta dollar AS.

Berdasarkan pandangan Soon, perubahan iklim yang terjadi saat ini terjadi akibat perubahan aktivitas matahari, dan itu hal yang wajar.

Dua ilmuwan yang terungkap bisa menerima bayaran untuk menyangkal perubahan iklim kali ini adalah William Happer dari Princeton University dan Frank Clemente dari Pennsylvania State University.

Greenpeace menjebak dua ilmuwan itu dengan mengirim e-mail, meminta sang ilmuwan membuat publikasi untuk menyangkal perubahan iklim dengan bayaran tertentu.

Greenpeace menyamar sebagai sebuah perusahaan minyak dan gas ternama dari Timur Tengah serta perusahaan batu bara dari Indonesia.

Dalam e-mail, Greenpeace meminta Happer untuk menulis dampak negatif tentang negosiasi penanggulangan perubahan iklim di Paris.

Happer setuju dan meminta bayaran sebesar 250 dollar AS per jam dan total 8.000 dollar AS untuk menulis makalah selama 4 hari. Ia meminta bayarannya diberikan ke CO2 Coalition, semacam think tank untuk penyangkal perubahan iklim.

Happer dalam e-mail menuturkan, artikelnya mungkin tak akan masuk ke jurnal ilmiah berstandar tinggi, tetapi masih bisa mengakali dengan masuk jurnal yang pengajinya berafiliasi dengannya.

"Para puritan mungkin akan menganggap itu bukan peer review, tetapi saya pikir sah-sah saja disebut peer review," kata Happer seperti dikutip The Guardian, Kamis (10/12/2015).

Sementara itu, Greenpeace meminta Clemente untuk membantah hasil studi tentang dampak batubara yang mematikan di Indonesia. Clemente setuju dan meminta bayaran 15.000 dollar AS untuk makalah 10 halaman atau 6.000 dollar AS untuk artikel opini.

Menurut Clemente, tak masalah jika namanya dikutip sebagai profesor emeritus di Pennsylvania State University dan menutupi sumber dana dari makalah tersebut.

"Tak ada syarat untuk menuliskan pemberi dana Amerika Serikat. Riset dan artikel saya telah didukung oleh pemerintah, asosiasi pedagang, universitas, kalangan swasta, dan semua dipublikasikan atas nama saya sendiri," katanya.

"Saya sangat bangga dengan hasil riset saya dan percaya bahwa teknologi batubara bersih adalah jalan menuju energi yang murah dan terjangkau, mencukupi kekurangan energi, dan lingkungan bersih," imbuhnya.

Total, Greenpeace melobi 7 ilmuwan. Sebanyak 5 ilmuwan lain menolak dengan alasan waktu atau tidak menjawab e-mail sama sekali.

Greenpeace mengumumkan hasil investigasi pada minggu ini, di tengah berlangsungnya COP 21 di Paris, dan beberapa saat sebelum Happer tampil di forum.

Happer dalam e-mail-nya menegaskan bahwa CO2 memang bermanfaat. "Konferensi iklim di Paris mendasarkan pada premis bahwa CO2 adalah polutan. Itu salah total. Lebih banyak CO2 justru akan menguntungkan," ungkapnya.

Mengapa Jarum Jam Berputar Ke Kanan ?

Jam matahari digunakan sejak 2000 SM sampai jam mesin dibuat pada abad 17 sebagai cara yang tepat untuk mengetahui waktu.

Mengapa Jarum Jam Berputar ke Arah Kanan?Arloji saku. (Thinkstock)
Kita sering mendengar istilah “searah jarum jam” untuk putaran ke arah kanan. Itu karena jarum jam berputar ke arah kanan. Mengapa jarum jam berputar ke arah kanan? Sepertinya tak ada masalah meski jam berputar ke arah kiri. Bagaimana cara manusia zaman dahulu memutuskan arah berputar jam?
Jam Matahari, jam tertua di dunia
Asal mula arah putaran jam ini adalah dari jam matahari. Jam tertua  di dunia ini adalah jam untuk mengetahui waktu dengan berpatokan pada perubahan posisi panjang bayangan tongkat yang di tanam di permukaan tanah. Digunakan sejak 2000 SM sampai jam mesin dibuat pada abad 17 sebagai cara yang tepat untuk mengetahui waktu.
Di Bumi bagian utara, Matahari terbit dari timur, melewati selatan, kemudian terbenam di barat (sebelah kiri), tepat siang hari ada di utara dan bayangan di sore hari ada di timur (sebelah kanan). Dari pergerakan bayangan inilah arah perputaran jam mesin dibuat ke kanan.
Bukan hanya jam, benda-benda lain yang berputar juga banyak yang perputarannya kea rah kanan. Misalnya alat penimbang berat badan,thermometer, speedometer di mobil dan banyak lagi.
Jam Matahari Bumi bagian selatan berputar sebaliknya
Di Bumi bagian selatan seperti Australia, Matahari terbit dari timur, melewati utara, lalu terbenam di barat. Berbeda dengan Bumi bagian utara, bayangannya ada di sisi selatan. Pergerakan bayangan jam Matahari pun berkebalikan dengan jam Matahari di Bumi bagian utara, yaitu berputar ke kiri. Sehingga pada saat siang hari, bayangannya menunjuk arah selatan.
Lantas, mengapa arah perputaran jam yang dipakai bukan arah di Bumi bagian selatan? Itu karena Bumi bagian utara merupakan daerah pusat lahirnya peradaban di Bumi.
Peradaban Mesir, Mesopotamia, Indus dan Sungai Kuning semuanya ada di Bumi bagian utara. Daratan di dunia ini sebagian besar berada di Bumi bagian utara dan hanya sedikit di Bumi bagian selatan. Karena itulah banyak peradaban lahir di Bumi bagian utara. Seandainya daratan lebih banyak berada di Bumi bagian selatan, mungkin saja jam yang kita pakai saat ini arah jarumnya berputar ke kiri.
(Sumber: Mengenal Antariksa, Elex Media Komputindo)

Wanita Gemuk Lebih Cerdas

Dilansir dari geniusbeauty.com, penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari 16 ribu responden wanita dengan ukuran tubuh yang berbeda-beda, memperlihatkan ternyata cewek gendut lebih cerdas diseluruh bidang ilmu termasuk matematika, fisika, kimia, hingga musik, lukis, dan kreatifitas lain
nya. Mantap, kan? Kok bisa ya? Ternyata wanita gemuk memiliki asam organik lebih banyak. Hal ini mempengaruhi mental mereka. Si tambun ini punya mental baja dan lebih kuat dari si kurus

Selain itu, dalam tubuh perempuan gemuk ada asam lemak omega 3 yang lebih banyak. Omega 3 diyakini nutrisi untuk otak sehingga mereka lebih encer dalam berfikir. Hebat sekali, ya? Si gemuk masih berfikir untuk kurus setelah membaca ini?

Teka-teki Naskah Kuno di Birmingham, Benarkah Al Quran Pertama di Dunia?

Ketika Universitas Birmingham mengungkapkan bahwa mereka memiliki fragmen dari salah satu Al Quran tertua di dunia, pernyataan itu menjadi berita utama di seluruh dunia.

Dalam hal penemuan, tampaknya mungkin tidak luar biasa, tetapi timbul pertanyaan lebih besar tentang asal-usul naskah kuno ini.

Saat ini, ada sebuah pendapat dari Timur Tengah yang menyatakan bahwa penemuan tersebut bisa menjadi lebih signifikan dan spektakuler daripada yang diperkirakan.

Ada klaim bahwa fragmen ini bisa jadi merupakan fragmen dari versi lengkap Al Quran pertama, yang ditugaskan kepada Abu Bakar—sahabat Nabi Muhammad—dan bahwa penemuan fragmen ini adalah penemuan paling penting bagi dunia Muslim.

Kecocokan dengan fragmen Paris

Namun, beberapa dari potongan itu telah jatuh ke beberapa tempat.

Tampaknya fragmen di Birmingham, setidaknya berusia 1.370 tahun, dan pernah tersimpan  di masjid tertua Mesir, Masjid Amr ibn al-As di Fustat.

Setelah dilakukan berbagai penelitian dan uji coba, para akademisi semakin percaya bahwa naskah Birmingham benar-benar cocok dengan fragmen di Perpustakaan Nasional Perancis, Bibliotheque Nationale de France.

Pihak perpustakaan menunjuk pakar bernama Francois Deroche, sejarawan Quran dan akademisi di College de France, dan ia menegaskan bahwa fragmen di Paris merupakan bagian dari Al Quran yang sama dengan fragmen yang ada di Birmingham.

Alba Fedeli, peneliti yang pertama kali mengidentifikasi naskah di Birmingham, juga yakin bahwa fragmen tersebut sama dengan fragmen di Paris.

Hal terpenting yang diketahui adalah bahwa naskah di Paris juga berasal dari Masjid Amr ibn al-As di Fustat.

“Pergi diam-diam”

"Fragmen Paris" dari manuskrip ini dibawa ke Eropa oleh Asselin de Cherville, yang menjabat sebagai wakil konsul di Mesir ketika negara itu di bawah kendali tentara Napoleon pada awal abad ke-19.

Deroche mengatakan bahwa janda Asselin de Cherville sepertinya telah mencoba untuk menjual manuskrip ini dan manuskrip Islam kuno lainnya ke Perpustakaan Inggris pada tahun 1820-an, tetapi mereka berakhir di perpustakaan nasional di Paris, dan tetap di sana sejak itu.

Jika seharusnya manuskrip ini berada di Paris, apa yang terjadi pada fragmen yang berada di Birmingham?

Deroche menjelaskan, pada abad ke-19, manuskrip dipindahkan dari masjid di Fustat ke perpustakaan nasional di Kairo.

Sepanjang jalan, beberapa lembar “pergi diam-diam” dan memasuki pasar barang antik.

Lembaran-lembaran tersebut mungkin dijual dan dijual kembali, sampai pada tahun 1920 mereka diakuisisi oleh Alphonse Mingana dan dibawa ke Birmingham.

Mingana merupakan seorang Suriah, yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah dengan didanai oleh keluarga Cadbury.

"Tentu saja, tidak ada jejak resmi dari episode ini yang tersisa, tetapi itu pasti menjelaskan bagaimana Mingana mendapat beberapa lembar dari harta Fustat," kata Deroche.

Yang menggoda, ia mengatakan bahwa fragmen sejenis lainnya, dijual ke para kolektor Barat, masih menunggu untuk ditemukan.

Tanggal disengketakan

Namun, hal yang lebih kontroversial adalah penanggalan naskah di Birmingham. Hal yang benar-benar mengejutkan tentang penemuan Birmingham adalah tanggal awal, dengan pengujian radiokarbon yang menempatkannya antara 568 dan 645.

Studi lebih lanjut mengungkap naskah itu bertanggal dalam kisaran 13 tahun setelah kematian Nabi Muhammad pada 632 M.

David Thomas, profesor Kristen dan Islam Universitas Birmingham, menjelaskan bahwa naskah ditempatkan pada tahun-tahun awal Islam. "Orang yang benar-benar menulisnya dapat diketahui sebagai Nabi Muhammad."

Tetapi, tanggal awal bertentangan dengan temuan akademisi yang berdasar pada analisis mereka terhadap gaya teks.

Mustafa Shah, dari Departemen Studi Islam di School of Oriental and African Studies in London, mengatakan, "bukti grafis", seperti bagaimana ayat-ayat dipisahkan dan tanda gramatikal, menunjukkan ini berasal dari tanggal sesudahnya.

Dalam bentuk awal bahasa Arab ini, gaya menulis dikembangkan dan aturan tata bahasa berubah. Dr Shah mengatakan, naskah Birmingham tidak konsisten dengan tanggal awal.

Deroche juga mengatakan bahwa ada kasus radiokarbon di mana naskah dengan tanggal yang diketahui telah diuji dan hasilnya salah.

Yakin tanggalnya akurat

Akan tetapi, staf di unit akselerator radiokarbon Oxford University, yang menguji tanggal perkamen, yakin temuan mereka benar.

Peneliti David Chivall mengatakan, keakuratan penanggalan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan pendekatan yang lebih dapat diandalkan untuk menghilangkan kontaminasi dari sampel.

"Kami yakin bahwa kami melakukan penanggalan yang akurat."

Selain itu, opini akademik dapat berubah. Shah mengatakan bahwa sampai tahun 1990-an pandangan akademis yang dominan di Barat adalah bahwa tidak ada versi tertulis lengkap Al-Quran sampai abad ke-8.

Namun, para peneliti telah membalik konsensus ini, membuktikan hal itu "benar-benar salah" dan memberikan lebih banyak dukungan untuk catatan Muslim tradisional tentang sejarah Al Quran.

Naskah yang cocok di Paris sebenarnya dapat membantu untuk menyelesaikan argumen tentang tanggal, tetapi sayangnya naskah itu belum diuji radiokarbon.

Quran pertama

Tetapi, jika penanggalan naskah Birmingham benar, lantas apa artinya?

Hanya ada dua lembar di Birmingham, tetapi Prof Thomas mengatakan, koleksi lengkap akan terdiri dari sekitar 200 lembar yang terpisah.

Kemudian, timbul pertanyaan tentang siapakah yang ditugaskan menulis dan menyusun Quran dan mampu memobilisasi sumber daya untuk memproduksinya?

Jamal bin Huwareib, managing director dari Mohammad bin Rasyid Al Maktoum Foundation, sebuah yayasan pendidikan yang didirikan oleh penguasa Uni Emirat Arab, mengatakan, bukti menunjuk ke kesimpulan luar biasa.

Ia percaya naskah di Birmingham adalah bagian dari versi pertama Al Quran yang ditulis komprehensif dan dirakit oleh Abu Bakar, khalifah Muslim yang memerintah antara 632 dan 634.

"Ini penemuan paling penting yang pernah ada bagi dunia Muslim," kata bin Huwareib, yang telah mengunjungi Birmingham untuk memeriksa naskah.

"Saya yakin ini adalah Al Quran dari Abu Bakar."

Dia mengatakan, kualitas tinggi tulisan tangan dan perkamen menunjukkan bahwa lembaran ini adalah sebuah karya bergengsi yang dibuat untuk seseorang yang penting. Penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa fragmen tersebut berasal dari hari-hari Islam awal.

"Versi ini, koleksi ini, naskah ini adalah akar Islam, itu adalah akar dari Al Quran," kata bin Huwareib.

"Ini akan menjadi sebuah revolusi dalam mempelajari Islam,” tambahnya.

"Naskah tak ternilai"

Ada kemungkinan lain. Penanggalan radiokarbon didasarkan pada kematian hewan yang kulitnya digunakan untuk perkamen, bukan ketika naskah itu selesai ditulis. Itu berarti naskah bisa saja ditulis beberapa tahun kemudian dari rentang akhir  di 645, dengan Prof Thomas menunjukkan tanggal kemungkinan dari 650-655.

Ini akan tumpang tindih dengan produksi salinan Al Quran pada masa pemerintahan khalifah Utsman—antara 644 dan 656, yang dimaksudkan untuk menghasilkan Al Quran versi standar dan akurat untuk dikirim ke komunitas-komunitas Muslim.

Jika naskah Birmingham adalah sebuah fragmen dari salah satu salinan tersebut, tentu ini juga akan menjadi hasil yang spektakuler.

Memang tidak mungkin untuk secara definitif membuktikan atau menyangkal teori tersebut.

Tetapi, Joseph Lumbard, profesor di departemen bahasa Arab dan studi penerjemahan di American University of Sharjah, mengatakan, jika penanggalan awal benar maka tidak ada yang harus disingkirkan.

"Saya tidak akan mengabaikan bahwa bisa saja fragmen tersebut berasal dari naskah kuno yang dikumpulkan oleh Zaid bin Tsabit di bawah kepemimpinan Abu Bakar.”

"Saya tidak akan mengabaikan bahwa itu bisa saja menjadi salinan naskah kuno Usman. Saya juga tidak akan mengabaikan argumen Deroche, dia ahli di bidang ini," kata Prof Lumbard.

Prof Thomas mengatakan bisa saja salinan-salinan dibuat, dan mungkin naskah Birmingham merupakan salinan dari salinan yang dibuat khusus untuk masjid di Fustat.

Jamal bin Huwaireb melihat penemuan ini seperti "naskah tak ternilai" di Inggris, yang bukan sebuah negara Muslim, seperti mengirim pesan saling toleransi antar-agama.

"Kita harus menghormati satu sama lain, bekerja sama, kita tidak perlu konflik," pungkasnya.

Hasil Penelitian Ternyata Orang Yang Hidup Menjomblo Berumur Lebih Pendek




Jangan anggap sepele jika sering merasa kesepian. Penelitian mengungkapkan, kesepian meningkatkan risiko penyakit kanker, stroke, hingga jantung. Bahkan, menurut peneliti, kesepian dapat menyebabkan kematian sama seperti kurang olahraga dan diabetes.
Dalam studi ini, para peneliti dari University of North Carolina melihat hubungan antara kesepian dengan dampaknya bagi kesehatan berdasarkan usia. Menurut peneliti, kesepian di usia muda sama bahayanya dengan kurang aktivitas fisik. Sementara itu, di usia lebih tua kesepian bisa menyebabkan hipertensi.
Sementara itu, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa interaksi sosial dapat mencegah remaja mengalami obesitas abdominal. Peneliti menemukan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang para remaja yang sering bersosialisasi lebih baik dibanding yang tidak.
Studi lainnya juga menemukan, orang yang sejak awal kehidupannya memiliki jaringan sosial yang luas akan mengalami penurunan risiko hipertensi sebesar 54 persen. Dokter Yang Claire Yang dari UNC, CPC and the Lineberger Comprehensive Cancer Center yang mempelajari interaksi antara hubungan sosial, faktor perilaku dan fisiologis pun menemukan kaitannya dengan penyakit kronis di masa tua, seperti kanker.
Peneliti menyimpulkan, orang yang tidak kesepian atau memiliki banyak jaringan sosial, akan memiliki harapan hidup lebih lama dibanding orang yang kesepian. Mereka akan merasa lebih dicintai dan mendapat banyak dukungan dari orang-orang terkasih.
Menurut dokter Kathleen Mullan Harris dari UNC dan Pusat Kependudukan Carolina, temuan ini dapat dijadikan alasan untuk mendorong para remaja maupun mereka yang telah beranjak dewasa untuk membangun hubungan sosial yang lebih luas.
"Berinteraksi dengan orang lain sama halnya seperti kita harus makan sehat dan aktif secara fisik," kata Mullan.

Pahlawan Pembela PKI Pengkhianat Bangsa

Waktu masih remaja, orang ini digarap secara intensif oleh Bu Rubiyah, seorang gerwani PKI. Cucu ulama besar namun digarap benar-benar oleh militan PKI. Hingga dia sendiri pernah megakui, guru paling terkesan bagi dirinya adalah guru Bahasa Iggerisnya yaitu Bu Rubiyah, tak lain adalah gerwani PKI militan.
Gerwani PKI dikenal sebagai pendoktrin ampuh ajaran-ajaran komunis terhadap orang-orang yang digarapnya, dan sekaligus sadis, termasuk dalam kasus kekejaman PKI yang membantai para Ulama, Umat Islam dan tentara bahkan para jendral pun dibantai oleh PKI. Itu tidak lepas dari peran Gerwani PKI, waktu PKI berontak di Madiun 1948 maupun memberontak lagi tahun 1965 yang disebut Gestapu PKI dengan membunuhi jendral-jendral.
Manusia yang dibina gerwani PKI ini ketika belajar di Timur Tengah pun tidak dia ceritakan mengenai kekagumannya kepada kitab-kitab ulama. Tetapi justru ia ceritakan betapa kagumnya dia terhadap cerita-cerita bikinan pengarang dari negeri komunis Rusia, yaitu Tolstoy. Saking kagumnya, manusia yang satu ini sampai-sampai anaknya pun dia namai salah satu tokoh dari novel Tolstoy dari negeri komunis Rusia itu. Kekaguman terhadap cerita karangan dari negeri Komunis Rusia itu dia ceritakan di Harian Pelita Jakarta waktu dia gencar-gencarnya untuk mengkampanyekan diri agar diangkat jadi pemimpin NU.
Begitu memimpin NU, yang terjadi adalah gerahnya para ulama, karena sepak terjang manusia ini memang dinilai tidak sesuai dengan akhlaq dan adab keulamaan sama sekali, bahkan dinilai mengandung unsur menyakiti Ulama dan Umat Islam.
Sebuah sorotan mengenai kontroversi seputar dirinya, di antaranya mengungkap:
Gus Dur juga tercatat sebagai anggota DIAN (Dialog Antar Iman) yg berpusat di Univ Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah,  Gus Dur juga menjabat sebagai anggota Institute Shimon Peres, Lembaga Yahudi Terkemuka yg berpusat di Tel Aviv Israel, Protes mayoritas umat Islam kepada Gus Dur karena keanggotaannya di Shimon Peres Institute dicuekin Gus Dur, Meski pun fakta sejarah buktikan Shimon Peres adalah mantan PM Israel yg bertanggungjawab atas pembantaian puluhan ribu muslim Palestina (kalau gw sih orang islam dukung palestina, dia malah dukung yahudi)Gus Dur malah makin melawan pendapat mayoritas islam Indonesia dgn mengirimkan sejumlah kader2 NU ke lembaga2 pendidikan Israel (ini lebih gila lagi)
Sikap Gus Dur yg lukai umat Islam Indonesia dan dunia itu akhirnya menyebabkan beliau didamprat habis oleh sesepuh NU, KH Ali Maksum,  Selain dimarahi habis2an oleh KH Ali Maksum (pengasuh pondok pesantren krapyak Yogyakarta), KH As’ad Syamsul Arifin (Situbondo) juga marah besar pada Gus Dur,Hingga akhir hayatnya, KH As’ad tetap pertahankan sikap berlepas diri (bermufaroqoh) terhadap Gus Dur. Ga’ mau kenal dan komunikasi, , KH Asa’ad mengibaratkan Gus Dus yg Ketua PB NU sbg imam yg kentut sehingga keimamannya batal dan nahdliyin tdk boleh mengikuti Gus Dur, ,KH Asa’ad sdh pada sikap frustasi/ menyerah /angkat tangan karena tak mampu lagi menasihati Gus Dur agar kembali ke jalan yg benar, Tak kurang juga KH Ali Yafie mengundurkan diri dari kepengurusan NU karena protes dan marah besar pada kelakuan Gus Dur, Kemarahan terbesar KH Ali Yafie adalah saat Gus Dur menerima (karena mengajukan permintaan, red) dana yg berasal dari judi nasional, SDSB.(halal ga ya, dana NU dari perusahaan judi). Paman Gus Dur yakni KH Yusuf Hasyim pernah mengungkapkan keputus-asaannya dlm menasihati Gus Dur yg gemar berfikiran aneh dan miring. (Kontoversi Seputar Gus Dur, POSTED BY IRFAN NUR FAUZI ⋅ JULY 29, 2013 / irvanzi.wordpress.com)⋅
Perlu dicatat, sampai-sampai KH Ali Yafie kembali mengundurkan diri pula dari memimpin MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat ketika Indonesia dipresideni oleh Gus Dur. Dan benarlah, ternyata ketika diumumkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia: penyedap masakan Ajinomoto haram, 3 Januari 2001, buru-buru Gus Dur membantahnya dengan menyebutnya halal.
Kesimpulan (haramnya bumbu masak Ajino moto) tersebut berdasarkan penelitian Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika MUI. Lembaga itu menemukan bahwa PT Ajinomoto Indonesia memakai enzim bactosoytone dalam menghasilkan penyedap tersebut.
Bactosoytone itu digunakan sebagai makanan mikroba untuk memproses fermentasi tetes tebu, yang menjadi bahan vital bumbu masak itu. Tapi, selain memakai kedelai sebagai bahan baku utama, produsen cap mangkuk merah itu juga memakai enzim porcine yang diambil dari pankreas babi. Karena sudah bersentuhan dengan babi, Ketua LPPOM MUI Prof Dr Aisyah Girindra mengatakan, pelezat masakan itu haram bagi umat Muslim. (liputan6.com, on 15 Jan 2001 at 20:26 WIB).
Giliran jadi presiden, orang ini tampaknya masih terngiang akan jasa gerwani PKI yang mengasuhnya, maka bertandanglah orang ini dengan berusaha untuk mencabut TAP MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang pelarangan PKI dan pelarangan penyebaran ajaran komunisme dan Marxisme/Leninisme di Indonesia.
Itu bukti bahwa kecintaan orang yang dibina gerwani PKI ini justru kepada PKI, sampai-sampai dia juga memberi kata pengantar buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI” karangan orang yang mengisahkan dirinya sebagai anak PKI dan belakangan jadi anggota DPR. Maka Kata Pengantar itu dibalas oleh Hartono Ahmad Jaiz dengan buku berjudul “Gus Dur Menjual Bapaknya”.
Mengenai kasus dia membela PKI, berita berikut ini dapat disimak.

Penolakan Usulan Gus Dur

Adil – Usul saudara Presiden Abdurrahman Wahid soal pencabutan Tap MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang pelarangan PKI dan pelarangan penyebaran ajaran komunisme dan Marxisme/Leninisme di Indonesia, akhirnya kandas. Dalam rapat Panitia Ad Hoc II Badan Pekerja (PAH II BP) MPR pada akhir Mei yang lalu, seluruh Fraksi MPR menolak usulan yang sempat menjadi polemik publik dan mengundang aksi protes kaum muda serat umat Islam di mana-mana. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa pun akhirnya ikut menolak usulan tersebut, kendati sempat bersikeras mendukung lontaran dari Gus Dur itu.
Ada sejumlah alasan yang sangat kuat, mengapa kita bangsa Indonesia, termasuk umat Islam, mustahil dapat menerima kembali komunisme di bumi pertiwi Indonesia. Pertama, ideologi dan falsafah PKI adalah anti Tuhan, ateisme. Malahan di Uni Soviet –negara komunis yang sudah bubar, dikatakan dalam undang-undang dasarnya bahwa dalam negara sosialis Uni Soviet warga negara di perbolehkan untuk bersikap anti agama dan memerangi agama. Karena itu sejak awal saya sudah mempertanyakan, mengapa komunisme yang anti Tuhan YME itu hendak dibangkitkan kembali di sini.
Kedua, dalam kumunisme ada doktrin bahwa tujuan menghalalkan cara. Kita bangsa Indonesia mempunyai pengalaman konkret yang menjadi luka bangsa teramat dalam mengenai hal ini. Ingatlah peristiwa tahun 1965, di mana para perwira tinggi Angkatan Darat digorok, seperti menggorok binatang ternak saja, kemudian ulama juga banyak dicincang di mana-mana, itu sebagai cara untuk mengomuniskan Indonesia. Tengoklah Kamboja, Vietnam, lihat di berbagai negara komunis, mereka sangat keji dan biadab terhadap sesama, antara lain karena doktrin “tujuan menghalalkan cara” tadi. Maka tentu tidak ada tempat satu centimeter pun di bumi pertiwi Indonesia bagi bangkitnya kembali PKI.
Ketiga, di mana pun di dunia ini partai komunis tidak pernah bisa berdemokrasi. Karena itu, mengajak kaum komunis supaya hidup kembali bersama-sama bangsa Indonesia, ibarat memasukkan musang ke dalam sebuah kanang berisi aneka unggas. Sudah pasti aneka unggas, burung merpati, gelatik, kutilang, dsb itu akan dimangsa habis. Si komunis tentu akan merusak dalam segala situasi dan kondisi, serta tidak akan pernah bisa berdemokrasi.
Keempat, mustahil kita menerima komunisme di negeri kita ini karena kaum komunis itu kesetiaannya itu mesti pada negara asing, kalau tidak ke Beijing di Cina, tentu ke Moskow di Rusia. Jadi walaupun darah dagingnya itu Indonesia, mukanya seperti kita, bahasanya juga bahasa Jawa, Melayu, dll tetapi kesetiaannya bukan kepada negara Indonesia melainkan kepada negara asing. Maka aneh bin lucu, jika ada orang yang ingin melihat komunisme tumbuh kembali di negara yang kita cintai ini.
Kelima, kaum komunis selalu menggunakan taktik pecah belah di setiap negara untuk melemahkan negara bersangkutan. Setelah lemah dan porak beranda, lalu dengan mudah dikomuniskan sesuai dengan tujuan politik mereka. Jadi kalau ada bangsa Indonesia yang paling lihai dalam soal pecah belah, mereka itulah kaum komunis. http://reocities.com/ResearchTriangle/invention/5332/usulan-nl.html
***
Orang terdekat dia,  yaitu Paman Gus Dur yakni KH Yusuf Hasyim pernah mengungkapkan keputus-asaannya dlm menasihati Gus Dur yg gemar berfikiran aneh dan miring. KH Yusuf Hasyim itu adalah pejuang kemerdekaan yang berperang melawan penjajah, di barisan depan Laskar Hizbullah Sabilillah.
Peran Laskar Hizbullah dan Sabilillah dalam perang rakyat 10 November 1945 di Surabaya menjadi tonggak pemertahanan kemerdekaan Republik ini.
“Dan kita yakin saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita. Sebab, Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…! Merdeka !”
Penggalan pidato berapi-api Bung Tomo itu tak lepas dari pekik takbir dan kata merdeka, yang merupakan ciri khas pidatonya dalam membakar semangat kepahlawanan para pejuang Surabaya dalam pertempuran 10 November 1945. Kalimat itu selalu digunakan dalam mengawali dan mengakhiri pidato. Bukan merdeka atau mati. Padahal dalam rentang waktu proklamasi 17 Agustus 1945 hingga Oktober 1945, pekik ‘merdeka atau mati’ sudah tersosialisasi secara luas di seluruh penjuru tanah air.
Di antara alumnus kedua laskar (Hizbullah dan Sabilillah) yang ikut bertempur di Surabaya itu adalah KH Munasir Ali, KH Yusuf Hasyim, KH Baidowi, KH Mukhlas Rowi, dan KH Sulanam Samsun. (http://matanmajalah.blogspot.co.id/2008/11/f-o-k-u-s-i.html).
Bagaimana perasaan yang harus ditanggungkan, ketika pejuang kemerdekaan yang bersusah payah menyediakan nyawanya untuk berperang melawan penjajah, lalu sekarang di dunia nyata ini disuguhi dengan adegan aneh, terlihat adanya pembela PKI pengkhianat bangsa justru akan diangkat sebagai pahlawan?
Pahlawan pembela PKI Pengkhianat Bangsa sekaligus imam kentut?
***
Ilustrasi cover buku Mengungkap Kebatilan Kyai Liberal Cs
Jakarta, Ahad 26 Muharram 1437H/ 8 November 2015.
Hartono Ahmad Jaiz

Kamis, 07 Januari 2016

THE TORAH (TAURAT) IN HISTORY




               Taurah adalah nama dalam bahasa Semit.  Kalimat  Yunani yang sekarang  dipakai  dalam  bahasa  Perancis adalah Pentateuque yang artinya kitab yang terdiri  dari  lima bagian: Kejadian, Keluaran, Imamat orang Levi, Bilangan dan Ulangan, yaitu lima  fasal  yang  pertama  dari  37 pasal pada perjanjian lama umat kristiani.
               Orang-orang  Yahudi  dan  orang-orang  Kristen   selama berabad-abad  berpendapat  bahwa pengarang Taurah (lina bagian pertama daripada Perjanjian  Lama)  adalah  Nabi Musa  sendiri.  Barangkali pendapat tersebut didasarkan atas ayat (Keluaran 17, 14)  yang  berbunyi:  "Tulislah itu  (kekalahan  kaum  Amalek)  dalam Kitab," atau atas ayat (Bilangan 33, 2) tentang  keluarnya  orang  Yahudi dari  Mesir  yang  berbunyi  "Musa  menerangkan  dengan tulisan tempat-tempat  mereka  berangkat,"  atau  dalam (kitab  Ulangan  3,  9)  yang  berbunyi:  "Musa menulis aturan (hukum) ini." Semenjak abad Pertama S.M.  banyak orang   yang   mempertahankan  anggapan  bahwa  seluruh Pentateuque  ditulis  oleh   Nabi   Musa,   di   antara orang-orang  itu adalah: Flavius Joseph dan Philon dari Alexandria.
            Dr Maurice Buchaille telah menulis buku berjudul La Bible Le Coran Et La Science” telah di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh HM Rasyidi yang diterbitkan oleh Bulan Bintang pada tahun1979. Didalam bukunya, ia menyebutkan.:
“Saya meminjam bahan-bahan di atas dari  R.P.  de  Vaux, direktur  Lembaga  Bibel di Yerusalem. Dalam terjemahan "kitab Kejadian" tahun 1962 ia memberi  pengantar  umum yang   memuat   argumentasi  yang  bertentangan  dengan keterangan   Injil   mengenai   siapa   yang    menulis  Pentateuque"  (lima  fasal  pertama  dalam  Perjanjian Lama).
R.P. de Vaux memperingatkan bahwa tradisi  Yahudi  yang menjadi  pedoman bagi Yesus dan para rasul (sahabat)nya telah diterima sampai akhir abad pertengahan. Pada abad XII,  Aben Isra adalah satusatunya orang yang menentang anggapan itu. Pada abad XVI,  Carlstadt  memperingatkan kita  bahwa  Nabi Musa tentu tidak dapat menulis berita tentang kematiannya, seperti yang tersebut dalam  kitab (fasal) Ulangan 34, 512. Pengarang kemudian menyebutkan kritik-kritik lainnya yang mengatakan bahwa tidak  semua Taurah itu karangan Musa; secara khusus disebutkan buku karangan Richard Simon yang berjudul: Histoire Critique du  Vieux  Testament (Sejarah Kritik tentang Perjanjian Lama) tahun 1678 yang  menonjolkan  kesulitan-kesulitan kronologis     (urutan    Sejarah),    ulangan-ulangan, tulisan-tulisan    yang     tak     teratur     tentang riwayat-riwayat,  serta  perbedaan-style  (tata bahasa) dalam  Taurah.  Karangan  R.   Simon   tersebut   telah menyebabkan  heboh,  tetapi  orang tidak lagi mengikuti argumentasi R. Simon; buku-buku sejarah dari  permulaan abad  18  selalu  menyebutkan:  "Apa yang telah ditulis oleh Musa" untuk menunjukkan sumber yang sangat kuno.”
Pada  tahun 1753 ia menerbitkan bukunya: Dugaan tentang catatan-catatan asli, yang dipakai oleh Nabi Musa untuk menulis  kitab Kejadian.  Dalam  buku itu, ia menitik beratkan adanya bermacam-macam sumber. Ia sudah terang,  bukannya  orang  pertama yang menulis hal ini, akan  tetapi  ia  adalah  orang  pertama  yang   berani mengumumkan  suatu kenyataan yang sangat penting, yaitu bahwa mengenai kitab:   Kejadian  terdapat  dua teks  yang  berbeda-beda;  yang  satu  menamakan  Tuhan dengan kata Yahwe, yang lainnya menyebut  Tuhan  dengan kata   Elohim.   Eichhorn   (1780-1783)   mengungkapkan penemuan yang sama mengenai empat kitab lainnya dalam  Taurah  (Pentateuque). Kemudian pada tahun 1798, Ilgen  merasa  bahwa  satu  daripada  dua   teks   yang diselidiki  oleh  Astruc  yaitu  teks  yang di dalamnya Tuhan  dinamakan  Elohim,  harus  dibagi  menjadi  dua. Dengan  begitu  maka  Pentateuque  menjadi  benar-benar terpecah-pecah.
Pada abad 19 telah  dilakukan  penelitian  yang  telah mantap  mengenai  sumber-sumber  Perjanjian  Lama. Pada tahun 1854,  orang  berpendapat  bahwa  ada  4  sumber, yaitu:  dokumen  Yahwist, dokumen Elohist, Deuteronomy, kitab-(fasal) Ulangan dan kode Sakerdotal  (hukum  para pendeta).  Dokumen  Yahwist  telah  ditulis di Kerajaan Yuda pada abad 9 S.M.  Dokumen  Elohist  adalah  lebih baru, dan ditulis di kerajaan Israil Deuteronomy (Kitab Ulangan) menurut Edmond Yacob ditulis  pada  abad  8 S.M.,  dan  menurut  R.P. de Vaux ditulis pada abad 7 S.M. pada zaman Yosias. Dan akhirnya,  code  Sakerdotal (hukum-hukum  pendeta) ditulis pada abad 6 S.M., yakni pada  zaman  pengasingan   Israil   di   Babylon   atau sesudahnya.
Dengan  begitu  maka teks Taurah telah berangsur-angsur tertulis selama sedikitnya tiga abad.Akan tetapi masalahnya jauh lebih kompleks. Pada  tahun 1941,   A.   Lods  mengatakah  bahwa  document  Yahwist mempunyai 3 sumber, dokumen Elohist mempunyai 4 sumber, kitab   ulangan  mempunyai  6  sumber  dan  hukum-hukum pendeta  mempunyai  9  sumber,  di  samping   tambahan- tambahan  yang   dibagi-bagi  antara 8 penulis, sebagai yang dikatakan oleh R.P. de Vaux. Kemudian orang mulai berfikir bahwa banyak  hukum-hukum dalam  Taurah yang sama dengan hukum-hukum lama di luar Bibel, dan banyak  riwayat-riwayat  dalam  Taurah  yang memberi  kesan  berasal dari lingkungan lain yang lebih kuno; dengan demikian maka  persoalannya  menjadi  jauh lebih kompleks.
Kitab agama Yahudi adalah kitab berbahasa Ibrani  yang disebut Tanakh dan terdiri dari 24 buku yang dihimpun dari 3 kumpulan:
     1.   HUKUM (Law, Torah, Pentateuchos),
     2.   NABI-NABI (Prophets, Nebi'im), dan
     3.   TULISAN-TULISAN (Writings, Ketubim ).
Akan tetapi bila kita melihat dalam Sejarah Gereja, maka kita tidak akan mendapati keseragaman antara satu Tulisan dengan tulisan lain yang dikenakan oleh para Sarjana Yahudi. Pada 2 kelompok terakhir sangat mengenaskan untuk mencari ke otentikan, karena perbedaan yang susunan yang amat sangat jelas, hanya pada kelompok pertama yang tetap utuh sebagaiman mestinya. Hal ini karena para Sarjana Yahudi menyadari akan pentingnya menafsirkan hukum-hukum Taurat agar mudah dimengerti oleh para penganut Yahudi sehingga didalam penafsiran itu tentu kita tidak akan mendapati 1 pun teks yang sama persis. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Der. Ahmad Deedat, “....bila kamu  melihat ada seorang guru mendiktekan pengajaran kepada muridnya, lalu diantara murid-murid itu diminta untuk me-resume materi yang disampaikan itu, maka tidaklah akan kamu dapati 2 tulisan yang sama persis. Bila ada 2 tulisan yang sama persis apa yang terjadi ? ya, benar, itu dinamakan plagiat/penjiplakan...”
Menurut catatan Prof. H.S. Tharick Chehab, tokoh yang pertama mengatur segala-galanya,  jumlah  hurufnya  dan seterusnya   serta   pengumpul  semua  catatan-catatan  yang dikenal sebagai MASORAH[1], adalah Yakob ibn Haim Ibn Adoniyah[2], penulis Rabbinical Bible (1524). Hingga pada akhir ini, diantara para tokoh selain Yakub telah banyak tersebar, diantara mereka yang bekerja dalam bidang ini  adalah  Wolf Heidenheim[3],  Solomon Frensdorff[4], S. Baer dan C.D. Ginsburg[5]. Teks yang terakhir ini banyak digunakan di Synagoge[6]. Karena penterjemahnya bukan penyalin suatu teks,  maka  para Rabbani  menemukan  18 tempat di mana penulis dengan sengaja merubah teks dengan dalih agar dapat difahami orang.[7]
Taurah  bermula pada abad X atau IX S.M. dengan tradisi Yahwist yang menceriterakan permulaan penciptaan  alam,kemudian  menyusun  sejarah  bangsa Israil, dan seperti kata R.P de Vaux, menempatkannya  dalam  rencana  Tuhan untuk   seluruh   kemanusiaan. Akhirnya  Taurah  terus tersusun   pada   abad   VI    S.M    dengan    tradisi pendeta-pendeta,  yang  mementingkan tahun dan silsilah keturunan (Genealogi).
Orang-orang Yahudi Samaritan  hanya  menggunakan  Torah  dan menolak  Nebi'im dan Ketubim. Mereka lebih tekun akan ajaran Nabi Musa a.s. dalam kepercayaannya  dari  pada  orang-orang Yahudi yang meninggalkan ajaran-ajaran kuno dari Israel. Maka apa yang kita lihat didalam apa yang menjadi catatan sejarah dogma Kristiani dan Islam adalah umat Israel yang mereka mengaku memiliki hak penuh atas agama Yahudi itulah yang telah melakukan suatu kedustaan yang amat sangat. Hal ini di isyaratkan didalam alkitab injil dan al Quranul Kariim.

“maka aku berkata kepadamu :’jika hidup keagamanmu tidak lebih baik dari hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, maka kamu tidak akan memasuki kerajaan Sorga.” (Injil Rasul Matius 5 : 20)

Apa yang menyebabkan Yesus el Mesias dengan lancang mengatakan hal yang demikian, bukankah dia sendiri telah mengisyaratkan :

“sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi  ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu barangsiapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat, sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkan yang demikian kepada manusia, ia akan mendudukki tempat terendah dari kerajaan Sorga, akan tetapi siapa yang melaksanakan dan mengajarkan segala perintah dari hukum Taurat, maka ia akan menempati tempat tertinggi dari Kerajaan Sorga.” (Injil Rasul Matius 5 : 17-19)

Mengapa hal ini bisa terjadi, seolah-olah ada pendistorsian makna dan mengakibatkan dogma yang paradoks?

Jawaban yang paling mengena terhadap persoalan ini, telah nampak secara lugas didalam apa yang kita sebut “The Best Holy Book in the World”, yaitu ayat-ayat Allah Azza wa Jalla, al Quranul Kariim, sebagaimana FirmanNYA :
وَمِنَ الَّذِينَ هَادُوا سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِنْ بَعْدِ مَوَاضِعِهِ يَقُولُونَ إِنْ ……
….. أُوتِيتُمْ هَذَا فَخُذُوهُ وَإِنْ لَمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوا
 “….dan (juga) di antara orang-orang Yahudi amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu, mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah."…..” (QS Al Maa’idah : 41)

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلا يُؤْمِنُونَ إِلا قَلِيلا

“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata : "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula) : "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan) : "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan : "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.” (QS An Nisa’: 46)
            Hal ini telah menjadi suatu bukti normatif bahwa kejahatan yang paling besar ialah mengubah apa yang telah tertulis didalam kitab Suci, sebagaimana apa yang dikatakan oleh seorang Hawariy, Yohanes, tatkala ia menuliskan apa yang menurutnya telah diwahyukan oleh Roh Quds, ialah :
“sebab aku memberi kesaksian kepad setiap orang yang mendengar nubuat-nubuat dalam kitab ini, ‘jika salah seorang menambahi dalam perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan malapetaka dari apa yang tertulis dalam kitab ini. Dan barangsiapa yang mengurangi dari perkataan ini, maka Allah akan mengambil bagian dari pohon kehidupan,dan dari kota Quds, seperti apa yang tertulis dalam kitab ini,” (Wahyu Kepada Yohanes 22 : 18-19)
            Orang-orang  Katolik,  baik  Gereka  maupun Romawi, dan para apostel Hellennist  berpegang  pada  Septuaginta;  sedangkan orang  Reformist,  yakni  Protestan,  pada  terjemahan  yang dipergunakan di Synagoge Askenazim. Kenyataan ini telah dindikasikan oleh Allah SWT dalm kitabNYA :
وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَى عَلَى شَيْءٍ وَقَالَتِ النَّصَارَى لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
“Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.” (QS Al Baqarah : 113)

            Maka seperti itulah 2 golongan dari ahli kitab itu, mereka saling meninggalkan satu sama lain dan tidak mau menggunakan apa yang telah “ter-materai” menurut hukum asal kitab mereka masing-masing, bahwa sebenarnya mereka menggunakan 1 hukum yang sama.
            Selain itu terdapat juga Talmud yang merupakan terjemahan serta komentar mengenai Torah dari para rabi dan cendekiawan undang-undang. Ini termasuk Mishnah dan Halakah (kode undang-undang masyarakat utama penganut agama Yahudi), Gemara, Midrash dan Aggadah (legenda dan kisah-kisah lama). Kabballah pula ialah teks lama yang berunsur mistik, dan menceritakan zat-zat Tuhan.
            Renaissance[8] dari Yudaisme[9] baru timbul ketika orang-orang  Yahudi  bebas  menjalankan  agamanya  dibawah  kekuasaan  Muslimin.  Karenanya hal yang demikian para Rabbi Yahudi tidak lagi berbahasa Aramiya[10], Ibrani, atau dialek Kildani[11],  apalagi  menulisnya, mereka  tidak  dapat membaca aneka Kitab Sucinya. Oleh sebab itu   mereka   hanya   mengikuti   tradisi   lisan    secara turun-temurun. Hal inilah yang menjadikan nilai Kodifikasi Dogma Yahudi yang sangat buruk dalam kaca mata Historiycal Sience. Sangat berbeda dengan apa yang menjadi kebanggaan umat Islam, yang sangat berhati-hati dalam menyampaikan risalah As Sunnah yang telah debrikan oleh Rasulullah saw, dengan mengajukan ilmu mushtholah Hadits, yang menguak segala aspek hadits, baik dari sanad, matan dan ma’nanya. Dengan sebuah perkataan yang diungkapkan oleh Muhammad bin Sirin (wafat tahun 110 H) rahimahullah, “Mereka (yakni para ulama hadits) tadinya tidak menanyakan tentang sanad, tetapi tatkala terjadi fitnah, mereka berkata, ‘Sebutkan kepada kami nama rawi-rawimu, bila dilihat yang menyampaikannya Ahlus Sunnah, maka haditsnya diterima, tetapi bila yang menyampaikannya ahlul bid’ah, maka haditsnya ditolak.[12]
Juga apa yang dikatakan oleh Abdullah bin al-Mubarak (wafat th. 181 H) rahimahullah: “Sanad itu termasuk dari agama, kalau seandainya tidak ada sanad, maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia inginkan.”[13]

            Terpengaruh  oleh  peradaban, kebudayaan dan philology Arab, yang sangat unggul dalam hal penjagaan estafet ilmu, para ulama Yahudi berkumpul dan bermusyawarah untuk berusaha memelihara  Kitab Sucinya dari penyelewengan struktur dan menjaga ke otentikannya, yang diawali di Tiberias antara abad ke VI dan abad ke IX, dengan mencoba-coba menghidupkan huruf-huruf mati dan memberi  titik-titik  pada  huruf yang bentuknya sama tetapi ucapannya  lain.  Usaha  ini  diakhiri  pada  abad  ke   XI. Terjemahan  yang  terbaru,  yang  dibantu oleh aneka saduran yang terlebih dahulu dan musyawarah dengan para sarjana Yahudi, ini  digunakan  baik  oleh  ORTODOX  maupun REFORM JEWS yang tersebar di seluruh dunia.
Hal ini berbeda dengan estafet ilmiah kaum Muslimin yang dengan penuh menjaga redaksi ilmu yang telah datang dari risalah kenabian Muhammad saw, yang sangat layak untuk diunggulkan, sebagaimana yang di katakan oleh Ustadzuna Firanda Andirja M.A, “pada zaman kenabian kita mengenal bahwa nabi adalah seorang yang ummiy ( tuna sastra ), hikmah dari hal ini adalah bahwa pada zaman itu para sahabat dari kalangan kaum Quraisy memiliki keunggulan dalam hal hafalan......”
            Layaklah bila kita menganggap lebih dari catatan sejarah penulisan Teks Al Quran yang pada zaman Khalifah Utsman ibn Affan telah ada laporan yang disampaikan oleh Hudzaifah Al Yamani tatkala penakhlukan Armenia dan Azerbaijan akan adanya perbedaan leksikal dalam ayat-ayat Al Quran, maka Khalifah Utsman ibn Affan memerintahkan ibn Zubair, Zaid ibn Tsabit, ibn Sa’d al ‘As, dan Abdullah ibn Harits untuk menuliskan teks al Quran dengan dialek Quraisy, diharamkan dengan dialek yang selainnya.[14] Sehingga hal ini menjadi suatu preventif agar di zaman selanjutnya teks Al Quran tetap utuh seperti sediakala, metode inipula yang digunakan para ulama ahlul Hadits yang memandang perlunya ilmu Rijal dan Isnad guna mencari keseragaman teks dan makna yang mampu mencegah dari penyelewengan ucapan.[15]
            Septuaginta, yakni terjemahan Greeka  (Yunani)  adalah  hasil dari   kontak   Israil  dengan  peradaban  Hellenistic yang menguasai dunia pada masa itu; sedangkan  terjemahan  bahasa Arab  dilakukan  oleh  Gaon Saadya ketika banyak orang-orang Yahudi berada di bawah kekuasaan  Muslimin,  dan  terjemahan Jerman dibuat oleh Moses Mendelsohn (1729-­1786)[16] dan madzhabnya pada permulaan dari suatu zaman baru yang  membawa  orang-orang  Yahudi  ke Eropa,  di  mana  mereka  itu berbicara suatu dialek Jerman, yakni Yuddish.
            Antara aneka terjemahan terdapat  banyak  keragu-raguan  dan perbedaan   pendapat.   Misalnya   Philo (25 SM-45M)   dan   orang-orang Iskandariyah,  yang  seagama  dengannya  melihat   terjemahan Septuaginta  sebagai  suatu karya dari lebih kurang 70 orang yang diilhami, sedangkan para Rabbani Palestina  berpendapat bahwa Torah tidak dapat diterjemahkan. Ada cukup bukti bahwa akibat dari aneka terjemahan itu kurang disukai, tetapi awam terima saja dengan baik dari pada tidak faham sama sekali. Perubahan  terjadi  selama  dua  generasi  terakhir  setelah kontak  dengan  peradaban  yang  berbahasa   Inggris.   Para penterjemah  ke dalam bahasa Inggris, baik di U.S.A., maupun di Inggris sendiri, ada banyak sekali. Dan tahun  1892-1901, Jewish  Publication  Society  of  America membuat terjemahan baru.  Pada  tahun  1908  badan  tersebut  bersama   Central Conference  of American Rabbis mengeluarkan terjemahan lebih baru di mana diperhatikan  aneka  saduran;  baik  yang  baru maupun  yang  kuno; teristimewa Septuaginta, saduran-saduran dari  Aquila,  Symmachus  dan   Theodotion,   Targum-Targum, Pesyitta,   Vulgata   dan  saduran  Arab  dan  Saadya,  juga sindiran-sindiran dari  tafsiran-tafsiran  Yahudi  dan  para ahli  pada  abad  pertengahan.  Pokoknya,  Yahudi  tidak mau menerima interpretasi Kristen  dan  aneka  terjemahan  bukanYahudi  (GOYIM)  berada  dalam  Kitab  Suci Yahudi, walaupun mereka  berhutang  budi  atas  karya-karya  terdahulu   yang dilaksanakan  oleh  Goyim,  seperti  oleh WYCLIFFE, TYNDALE, COVERDALE dan sebagainya, sedangkan Vulgata, saduran Inggris dan Douai, tetap digunakan orang-orang Katholik Romawi.
            Menurut  para  scholar  lagi theolog, saduran Sepuluh Firman atau Decalogue yang tersurat dalam Kitab Ulangan  5:6  -  22 dalam Old Testimony yang pada  masa  itu belum setebal yang dikenal orang sekarang, di Mesjid Al-Aqsa (Bait Al-Maqdis) oleh Imam Besar  Hilkia  dan  dimaklumatkan oleh Yosia, raja Yuda pada tahun 621 S.M. (Lihat II Rajaraja 22:8), yakni lebih dari 600 tahun  sesudah  Nabi  Musa  a.s. Memang  mihrab  mesjid  senantiasa,  hingga kini, merupakan perpustakaan Kitab-kitab Suci. Saduran Sepuluh  Firman  yang termuat dalam Kitab Keluaran 20:1 - 17, nyatalah "suatu yang diselipkan," yang ditulisnya sesudah tahun  500  S.M.  Bunyi Kitab  Keluaran  32:19  "...  maka, bernyalalah amarah Musa, lalu dicampakkannya kedua loh  batu  dari  dalam  tangannya, dipecahkannya pada kaki bukit itu." Kemudian,  menurut  Kitab  Keluaran 34, dipahat dua loh lagi yang memuat Decalogue lain (ayat-ayat  13  -  28)  dan  yang dinamakan wet dari Perjanjian.
            Pada  tahun  444  S.M.  dimaklumatkanlah  dan diterima Torah (wet) yang disusun pada masa Pembuangan di  Babilonia dan    yang    dikatakannya   dari   Musa,   termasuk   pada saduran-saduran dari Sepuluh Firman. Adalagi satu saduran dari Sepuluh  Firman  atas  suatu  yang dikenal  sebagai  Nash Papyrus dan bertarikh kira-kira tahun 100 S.M. Perbedaan-perbedaannya tidak seberapa besar.
            Dari data yang ada,maka selaku seorang yang berkecimpung di dunia ilmiah kami tidak lantas menerima “bloko” atas hal ini, timbullah pertanyaan tentang Sepuluh  Firman  yang  mana  sebetulnya ditulis Nabi Musa as ?
            Autographa dari Sepuluh Firman dan kitab-kitab tersebut di atas, yakni naskah yang  ditulis  semula,  tidak ada. Hanya terdapat codices, ialah salinan dari salinan dari salinan kuna. Hal ini tidak mengherankan, karena pada  tahun 586  S.M.  Mesjid  Al-Aqsa  dibakar  habis oleh Bukhtanasser (Nebukadnezar) dan pada tahun 70 M oleh  Titus[17] Banyak  persamaan terdapat antara undang-undang yang disusun pada masa Pembuangan di Babylonia (568 S.M. - 538 S. M. )  dan  yang  dikatakannya berasal dari Musa, dengan Code yang lebih tua yakni dari Hammurabi[18].  Code  ini  ditemukan  di   Susa   (Persepolis,  kini  Takht-i-Jamshid)  oleh  J. de Morgan pada tahun 1901/1902
            Dari  banyaknya  pertentangan,  perbedaan  dan   fakta-fakta tersebut  para  sarjana, baik Yahudi maupun Kristen, seperti di abad XII rabbani (rabbi) Ibn Ezra, di  abad  XVII  Baruch Spinoza[19],   kemudian  Goethe,  Graf,  Julius  Wellhausen  dan sebagainya, telah menolak mitos bahwa  Bibel,  dalam  kasus Sepuluh  Firman,  adalah  kalam  Allah,  di samping mengakui bahwa Code Moral itu adalah amat  hebat  yang  disusun  oleh orang-orang   yang   bermaksud   baik.  Apa  yang  merupakan teka-teki  bagi  para  scholar,  merupakan  tantangan   bagi theolog   kaum   fundamentalis  yang  berdasar  atas  "Sola Scriptura  (Hanya  Bibel)."  Mereka   senantiasa   berusaha membela    keganjilan-keganjilan    dengan   tafsiran   yang berbelit-belit.[20]
            Seperti yang kita dapati dari salah satu pemikiran Spinoza adalah tentang Kabbalah[21] (yang merupakan sekte yang sangat mempengaruhi pemikiran Spinoza), yang pada masa dewasa tidak lagi mengagumi ajaran ini lagi dengan menganggap bahwa ajaran yang dikenalkan dalam sekte Kabbalah ini hanyalah bualan semata dan membawa kebingungan jalan yang tiadahabis-habisnya.
            Susunan Sepuluh Firman tidak sama  di  antara  Gereja-gereja Greka,  Roma  Katolik,  Reformed,  Lutherian  dan Yahudi. Dalam Septuaginta, terjemahan Torah pada kira-kira tahun 200  S.M. di  Mesir  dalam  bahasa  Greeka  dari bahasa Ibrani, susunan Decalogue itu diubahnya sesuai kondisi zaman dan wilayah mereka masing-masing. 
            Perhatikanlah ayat-ayat Bibel tersebut di  bawah  ini  dari Al-Kitab   penerbitan  Lembaga  Alkitab  Indonesia,  Jakarta (1960), dan ayat-ayat Al Qur'an.

a.        KITAB ULANGAN 5:6-22, khususnya ayat 22:

"Maka  segala  firman  ini  dikatakan  Tuhan  kepada segenap sidang kamu dari atas gunung,  dari  tengah-tengah  api  dan awan  dan  gelap-gulita serta dengan bunyi suara yang hebat, maka tiada dipertambahi  dengan  barang  sesuatu,  melainkan disuratkannya   firman   itu   pada   dua   loh  batu,  lalu diberikannya kepadaku."

b.        KITAB RAJA-RAJA  II  22:8,  KITAB  KELUARAN  20:1-17,  KITAB KELUARAN 34:13 - 28, khususnya ayat 28:

"Maka  Musa  adalah  di  sana serta dengan Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya,  tiada  ia  makan  roti  dan tiada   ia  minum  air,  maka  disuratkannya  segala  firman perjanjian, sepuluh firman itu, di atas loh batu."

c.       AL-QUR'AN 7:145 dan 154
وَكَتَبْنَا لَهُ فِي الألْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْعِظَةً وَتَفْصِيلا لِكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا سَأُرِيكُمْ دَارَ الْفَاسِقِينَ
Dan  Kami  tuliskan  untuknya pada beberapa loh batu, pengajaran dalam segala sesuatu, dan penjelasan  bagi  segalanya;  sebab  itu   ambillah   dengan sungguh-sungguh  dan  suruhlah  kaum  engkau  mengambil yang sebaik-baiknya; nanti akan  Aku  perlihatkan  kepada  tempat diam  kaum  yang  jahat.”
وَلَمَّا سَكَتَ عَنْ مُوسَى الْغَضَبُ أَخَذَ الألْوَاحَ وَفِي نُسْخَتِهَا هُدًى وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ هُمْ لِرَبِّهِمْ يَرْهَبُونَ
Setelah marah Musa tenang, diambilnya loh-loh itu, dan tulisannya (naskah)  itu  berisi pimpinan  dan  rahmat  untuk  orang-orang  yang takut kepada Tuhannya.”


[1] Ialah teks terjemahan alkitab kuno
[2] Ia adalah salah seorang sarjana tekstual Massoretic dalam Teks asli Bibel berbahsa Ibrani, lahir di Tunisia pada Tahun 1470 M dan wafat pada tahun 1538. Penulis buku yang pertama kali yang memuat teks Massorah, berjudul Rabbinical Bible, yang kemudian diterjemahkan kedalam Bahasa Latin oleh Claude Capellus pada tahun1667 dan ke dalam Bahasa Inggris oleh Christian D. Ginsburg pada tahun1865. Akan tetapi dari kalangan Yahudi sendiri, mengklaim bahwa Jakob adalah orang kedua setelah Elias Levita yang diangap menemukan teks massorah ( lahir tanggal 13 Februari 1469 dan wafat 28 Januari 1549)
[3] Ialah seorang Penafsir dan ahli bahasa Jerman (lahir di Hedeinhem, tahun 1757-wafat tahun 1832), ia belajar Talmud pada sekitar tahun 1770-an kepada seorang pakar terkemuka dibidang Biblica, Joseph Steinhardt,penulis buku Zikron Yosef, dan sejak tahun 1777 belajar dibawah naungan Hirsch Janow.
[4] (lahir di Hamburg, 24 Februari 1803 meninggal di Hanover, 23 Maret 1880), ia adalah seorang pakar Yahudi yang selama lebih dari 30 tahun memegang jabatan ketua Dewan Guru Yahudi di kota Hanover.
[5] Christian David Ginsburg (25 Desember 1831 di Warsawa, Polandia Kongres (sekarang Polandia) - 7 Maret 1914 di Palmers Hijau, Middlesex, Inggris) adalah seorang sarjana dan mahasiswa dari tradisi Masoret dalam Yudaisme British Alkitab kelahiran Polandia.
[6] Rumah ibadah umat Yahudi.
[7] Lihat ayat alkitab dalam Old Testimony pada kitab Nehemia, tatkala Ezra membawa Kitab Taurat kepada kumpulan orang dari suku Bani Salum, Ater, Talmon, Akub, Hatita, Sobai, Ziha, Hasufa, Tabaot, Keros, Sia, Padon, Hagaba, Lebana, Salmai, Hanan, Gidel, Gahar, Reaya,  Rezin, Nekoda, Gazam, Uza, Paseah, Besai, Meunim, Nefusim, Bakbuk, Hakufa, Harzur, Bazlit, Mehida, Harsa, Barkos, Sisera, Temah, Neziah, Hatifa, Sotai, Soferet, Perida, Yaala, Darkon, Sefaca, Hatil, Pokheret-Hazebeim,  dan Amon. Di Bait Allah yang ada pula diantara mereka para Imam yang sangat mengerti Taurat. (Nehemia  7-8)
[8] Zaman kebangkitan menuju perbaikan ke arah modernisasi.
[9] kepercayaan yang unik untuk orang/bangsa Yahudi (penduduk negara Israel maupun orang Yahudi yang bermukim di luar negeri). Inti kepercayaan penganut agama Yahudi adalah wujudnya Tuhan yang Maha Esa, pencipta dunia yang menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan di Mesir, menurunkan undang-undang Tuhan (Torah) kepada mereka dan memilih mereka sebagai cahaya kepada manusia sedunia.
Sinagog merupakan pusat masyarakat serta keagamaan yang utama dalam agama Yahudi, dan Rabi adalah sebutan bagi mereka yang pakar dalam hal-hal keagamaan
[10] Iala suatu bahasa daera yang berasal dari suatu wilayah di bagian dari Persia, bahasa
[11] Salah satu dialek dari wilayah
[12] Muqadimah kitab Shahih Muslim. Muqadimah kitab Mukhtashar lish Shahih Al Bukhari, karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani. 1399 H : Beirut, Lebanon.
[13] Al Majmu’ li Syarh Shahih Muslim, karya Al Imam Abu Zakariya Yahya ibn Saraf An Nawawi : 1/87
[14] HR Al Bukhariy dalam kitab Aj Jami’us Shahih (syarh Fathul Bari’ : 9/20)
[15]  Lihat biografi Imam Bukhariy yang diuji oleh para tokoh di Samarqand dan Naisabur dengan pencampur adukan matan dan isnad Hadits, maka Imam Bukhari mengoreksi dengan susunan teks yang benar. (Siyar 12/409-412, al-Bidayah wan Nihayah:11/22)
[16] Seorang Sarjana Yahudi yang terkenal dari negeri Panser, Jerman dengan ajaran plularitas agama yang menggegerkan dogma Yahudi dengan klaim kebenaran hakiki dapat ditemukan dalam dogma agama lain.
[17] Seorang ahli kitab yang tuna sastra yang tidak memiliki satupun naskah dari Taurat yang asli.
[18] orang  Arab-Mutarriba (Arabes  Secondaires), raja Babylon yang hidup  kira-kira tahun  1.800  S.M
[19] Baruch Spinoza (1632-1677): filosof dan teolog Yahudi rasionalis. Filosof terpenting dalam peradaban barat modern. Tokoh kritik kitab suci. Filosof dan teolog Yahudi terbesar yang pernah melakukan analisa kritis terhadap teks-teks kitab-kitab Perjanjian Lama. Hidup di Belanda. Lahir dari ibu-bapa Yahudi Spanyol-Portugis (Andalusia). Setelah menetap di Amsterdam, mereka berdua masuk dalam jajaran pimpinan umat Yahudi dan pedagang besar di sana. Kegiatan pokoknya adalah mengimpor barang.
[20] Seperti yang telah dilakukan oleh Dr. Zakir Naik, Prof. Ahmad Deedat, Sabir Ali, Yusuf Estes, dll yang tidak pernah mendapat kejelasan atas pertanyaan mereka kepada para Sarjana Al Kitab tentang eksistensial Al Kitab.
[21] Dalam hahasa Ibrani kata Kabbalah berarti tradisi. Sejak abad XII Masehi, kata ini menunjukkan kepada aliran sufi Yahudi yang timbul karena reaksi dari aliran rasionalis yang dipelopori oleh Musa bin Maimun. Kabbalah menafsirkan Taurat secara sirnbolik. Menurut mereka. di samping makna literal, teks kitab suci mempunyai makna batin yang hanya diketahui oleh para salikin (peniti jalan batin). Selanjutnya, metode penafsiran mereka ini berlandaskan pada dasar-dasar berikut:
1.        Penggantian: penggantian suatu huruf abjad dengan huruf abjad lain berdasarkan kaedah tertentu.
2.        Penjumlahan nilai nominal suatu huruf atau kata. Dari jumlah ini disimpulkan suatu makna. Misalnya dua kata pertama dalam kitab Kejadian mempunyai nilai nominal 1116 yang kita dapatkan dalam kalimat berikut: diciptakan pada awal tahun. Yakni penciptaan alam semesta telah selesai pada awal tahun Yahudi.
3.        Indikasi inisial. Yakni setiap huruf dari kata dianggap awal huruf dari kata lain. Misalnya struktur kata Adam mengandung huruf alif (berarti Adam),  dal (berarti Daud) dan mim (berarti Masih). Jadi kata Adam mengandung maksud: Masih putra Adam dan Daud.
Selanjutnya. di samping takwilan kebatian yang kita temukan juga dalarn kalangan Syiah, terutama sekte Ismaliah ini, kelompok ini juga mempercayai adanya inkarnasi, nujum, sihir dan membaca rajah tangan. Sedang Kabbalah Lurian adalah salah satu dari dua alirannya. Lurian diambil dari pendirinya Ishak Luria (Isaac l'aveugle) dari kota Nimes di Perancis Selatan. Sedang alirannya yang lain adalah adalah Kabbalah Zolrar-.