Waktu masih remaja, orang ini digarap
secara intensif oleh Bu Rubiyah, seorang gerwani PKI. Cucu ulama besar
namun digarap benar-benar oleh militan PKI. Hingga dia sendiri pernah
megakui, guru paling terkesan bagi dirinya adalah guru Bahasa Iggerisnya
yaitu Bu Rubiyah, tak lain adalah gerwani PKI militan.
Gerwani PKI dikenal sebagai pendoktrin
ampuh ajaran-ajaran komunis terhadap orang-orang yang digarapnya, dan
sekaligus sadis, termasuk dalam kasus kekejaman PKI yang membantai para
Ulama, Umat Islam dan tentara bahkan para jendral pun dibantai oleh PKI.
Itu tidak lepas dari peran Gerwani PKI, waktu PKI berontak di Madiun
1948 maupun memberontak lagi tahun 1965 yang disebut Gestapu PKI dengan
membunuhi jendral-jendral.
Manusia yang dibina gerwani PKI ini
ketika belajar di Timur Tengah pun tidak dia ceritakan mengenai
kekagumannya kepada kitab-kitab ulama. Tetapi justru ia ceritakan betapa
kagumnya dia terhadap cerita-cerita bikinan pengarang dari negeri
komunis Rusia, yaitu Tolstoy. Saking kagumnya, manusia yang satu ini
sampai-sampai anaknya pun dia namai salah satu tokoh dari novel Tolstoy
dari negeri komunis Rusia itu. Kekaguman terhadap cerita karangan dari
negeri Komunis Rusia itu dia ceritakan di Harian Pelita Jakarta waktu
dia gencar-gencarnya untuk mengkampanyekan diri agar diangkat jadi
pemimpin NU.
Begitu memimpin NU, yang terjadi adalah
gerahnya para ulama, karena sepak terjang manusia ini memang dinilai
tidak sesuai dengan akhlaq dan adab keulamaan sama sekali, bahkan
dinilai mengandung unsur menyakiti Ulama dan Umat Islam.
Sebuah sorotan mengenai kontroversi seputar dirinya, di antaranya mengungkap:
Gus Dur juga tercatat sebagai
anggota DIAN (Dialog Antar Iman) yg berpusat di Univ Kristen Satya
Wacana Salatiga, Jawa Tengah, Gus Dur juga menjabat sebagai anggota
Institute Shimon Peres, Lembaga Yahudi Terkemuka yg berpusat di Tel Aviv
Israel, Protes mayoritas umat Islam kepada Gus Dur karena
keanggotaannya di Shimon Peres Institute dicuekin Gus Dur, Meski pun
fakta sejarah buktikan Shimon Peres adalah mantan PM Israel yg
bertanggungjawab atas pembantaian puluhan ribu muslim Palestina (kalau
gw sih orang islam dukung palestina, dia malah dukung yahudi)Gus Dur
malah makin melawan pendapat mayoritas islam Indonesia dgn mengirimkan
sejumlah kader2 NU ke lembaga2 pendidikan Israel (ini lebih gila lagi)
Sikap Gus Dur yg lukai umat Islam
Indonesia dan dunia itu akhirnya menyebabkan beliau didamprat habis oleh
sesepuh NU, KH Ali Maksum, Selain dimarahi habis2an oleh KH Ali Maksum
(pengasuh pondok pesantren krapyak Yogyakarta), KH As’ad Syamsul Arifin
(Situbondo) juga marah besar pada Gus Dur,Hingga akhir hayatnya, KH
As’ad tetap pertahankan sikap berlepas diri (bermufaroqoh) terhadap Gus
Dur. Ga’ mau kenal dan komunikasi, , KH Asa’ad mengibaratkan Gus Dus yg
Ketua PB NU sbg imam yg kentut sehingga keimamannya batal dan nahdliyin
tdk boleh mengikuti Gus Dur, ,KH Asa’ad sdh pada sikap frustasi/
menyerah /angkat tangan karena tak mampu lagi menasihati Gus Dur agar
kembali ke jalan yg benar, Tak kurang juga KH Ali Yafie mengundurkan
diri dari kepengurusan NU karena protes dan marah besar pada kelakuan
Gus Dur, Kemarahan terbesar KH Ali Yafie adalah saat Gus Dur menerima
(karena mengajukan permintaan, red) dana yg berasal dari judi nasional,
SDSB.(halal ga ya, dana NU dari perusahaan judi). Paman Gus Dur yakni KH
Yusuf Hasyim pernah mengungkapkan keputus-asaannya dlm menasihati Gus
Dur yg gemar berfikiran aneh dan miring. (Kontoversi Seputar Gus Dur, POSTED BY IRFAN NUR FAUZI ⋅ JULY 29, 2013 / irvanzi.wordpress.com)⋅
Perlu dicatat, sampai-sampai KH Ali
Yafie kembali mengundurkan diri pula dari memimpin MUI (Majelis Ulama
Indonesia) Pusat ketika Indonesia dipresideni oleh Gus Dur. Dan
benarlah, ternyata ketika diumumkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia:
penyedap masakan Ajinomoto haram, 3 Januari 2001, buru-buru Gus Dur
membantahnya dengan menyebutnya halal.
Kesimpulan (haramnya bumbu masak Ajino
moto) tersebut berdasarkan penelitian Lembaga Pengkajian Pangan,
Obat-obatan, dan Kosmetika MUI. Lembaga itu menemukan bahwa PT Ajinomoto
Indonesia memakai enzim bactosoytone dalam menghasilkan penyedap tersebut.
Bactosoytone itu digunakan sebagai
makanan mikroba untuk memproses fermentasi tetes tebu, yang menjadi
bahan vital bumbu masak itu. Tapi, selain memakai kedelai sebagai bahan
baku utama, produsen cap mangkuk merah itu juga memakai enzim porcine yang
diambil dari pankreas babi. Karena sudah bersentuhan dengan babi, Ketua
LPPOM MUI Prof Dr Aisyah Girindra mengatakan, pelezat masakan itu haram
bagi umat Muslim. (liputan6.com, on 15 Jan 2001 at 20:26 WIB).
Giliran jadi presiden, orang ini
tampaknya masih terngiang akan jasa gerwani PKI yang mengasuhnya, maka
bertandanglah orang ini dengan berusaha untuk mencabut TAP MPRS Nomor
XXV Tahun 1966 tentang pelarangan PKI dan pelarangan penyebaran ajaran
komunisme dan Marxisme/Leninisme di Indonesia.
Itu bukti bahwa kecintaan orang yang
dibina gerwani PKI ini justru kepada PKI, sampai-sampai dia juga memberi
kata pengantar buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI” karangan orang yang
mengisahkan dirinya sebagai anak PKI dan belakangan jadi anggota DPR.
Maka Kata Pengantar itu dibalas oleh Hartono Ahmad Jaiz dengan buku
berjudul “Gus Dur Menjual Bapaknya”.
Mengenai kasus dia membela PKI, berita berikut ini dapat disimak.
Penolakan Usulan Gus Dur
Adil – Usul saudara Presiden Abdurrahman
Wahid soal pencabutan Tap MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang pelarangan
PKI dan pelarangan penyebaran ajaran komunisme dan Marxisme/Leninisme di
Indonesia, akhirnya kandas. Dalam rapat Panitia Ad Hoc II Badan Pekerja
(PAH II BP) MPR pada akhir Mei yang lalu, seluruh Fraksi MPR menolak
usulan yang sempat menjadi polemik publik dan mengundang aksi protes
kaum muda serat umat Islam di mana-mana. Fraksi Partai Kebangkitan
Bangsa pun akhirnya ikut menolak usulan tersebut, kendati sempat
bersikeras mendukung lontaran dari Gus Dur itu.
Ada sejumlah alasan yang sangat kuat,
mengapa kita bangsa Indonesia, termasuk umat Islam, mustahil dapat
menerima kembali komunisme di bumi pertiwi Indonesia. Pertama, ideologi
dan falsafah PKI adalah anti Tuhan, ateisme. Malahan di Uni Soviet
–negara komunis yang sudah bubar, dikatakan dalam undang-undang dasarnya
bahwa dalam negara sosialis Uni Soviet warga negara di perbolehkan
untuk bersikap anti agama dan memerangi agama. Karena itu sejak awal
saya sudah mempertanyakan, mengapa komunisme yang anti Tuhan YME itu
hendak dibangkitkan kembali di sini.
Kedua, dalam kumunisme ada doktrin bahwa
tujuan menghalalkan cara. Kita bangsa Indonesia mempunyai pengalaman
konkret yang menjadi luka bangsa teramat dalam mengenai hal ini.
Ingatlah peristiwa tahun 1965, di mana para perwira tinggi Angkatan
Darat digorok, seperti menggorok binatang ternak saja, kemudian ulama
juga banyak dicincang di mana-mana, itu sebagai cara untuk mengomuniskan
Indonesia. Tengoklah Kamboja, Vietnam, lihat di berbagai negara
komunis, mereka sangat keji dan biadab terhadap sesama, antara lain
karena doktrin “tujuan menghalalkan cara” tadi. Maka tentu tidak ada
tempat satu centimeter pun di bumi pertiwi Indonesia bagi bangkitnya
kembali PKI.
Ketiga, di mana pun di dunia ini partai
komunis tidak pernah bisa berdemokrasi. Karena itu, mengajak kaum
komunis supaya hidup kembali bersama-sama bangsa Indonesia, ibarat
memasukkan musang ke dalam sebuah kanang berisi aneka unggas. Sudah
pasti aneka unggas, burung merpati, gelatik, kutilang, dsb itu akan
dimangsa habis. Si komunis tentu akan merusak dalam segala situasi dan
kondisi, serta tidak akan pernah bisa berdemokrasi.
Keempat, mustahil kita menerima
komunisme di negeri kita ini karena kaum komunis itu kesetiaannya itu
mesti pada negara asing, kalau tidak ke Beijing di Cina, tentu ke Moskow
di Rusia. Jadi walaupun darah dagingnya itu Indonesia, mukanya seperti
kita, bahasanya juga bahasa Jawa, Melayu, dll tetapi kesetiaannya bukan
kepada negara Indonesia melainkan kepada negara asing. Maka aneh bin
lucu, jika ada orang yang ingin melihat komunisme tumbuh kembali di
negara yang kita cintai ini.
Kelima, kaum komunis selalu menggunakan
taktik pecah belah di setiap negara untuk melemahkan negara
bersangkutan. Setelah lemah dan porak beranda, lalu dengan mudah
dikomuniskan sesuai dengan tujuan politik mereka. Jadi kalau ada bangsa
Indonesia yang paling lihai dalam soal pecah belah, mereka itulah kaum
komunis. http://reocities.com/ResearchTriangle/invention/5332/usulan-nl.html
|
***
Orang terdekat dia, yaitu Paman Gus Dur
yakni KH Yusuf Hasyim pernah mengungkapkan keputus-asaannya dlm
menasihati Gus Dur yg gemar berfikiran aneh dan miring. KH Yusuf Hasyim
itu adalah pejuang kemerdekaan yang berperang melawan penjajah, di
barisan depan Laskar Hizbullah Sabilillah.
Peran Laskar Hizbullah dan Sabilillah
dalam perang rakyat 10 November 1945 di Surabaya menjadi tonggak
pemertahanan kemerdekaan Republik ini.
“Dan kita yakin saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita. Sebab, Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…! Merdeka !”
“Dan kita yakin saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita. Sebab, Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…! Merdeka !”
Penggalan pidato berapi-api Bung Tomo
itu tak lepas dari pekik takbir dan kata merdeka, yang merupakan ciri
khas pidatonya dalam membakar semangat kepahlawanan para pejuang
Surabaya dalam pertempuran 10 November 1945. Kalimat itu selalu
digunakan dalam mengawali dan mengakhiri pidato. Bukan merdeka atau
mati. Padahal dalam rentang waktu proklamasi 17 Agustus 1945 hingga
Oktober 1945, pekik ‘merdeka atau mati’ sudah tersosialisasi secara luas
di seluruh penjuru tanah air.
Di antara alumnus kedua laskar (Hizbullah dan Sabilillah)
yang ikut bertempur di Surabaya itu adalah KH Munasir Ali, KH Yusuf
Hasyim, KH Baidowi, KH Mukhlas Rowi, dan KH Sulanam Samsun. (http://matanmajalah.blogspot.co.id/2008/11/f-o-k-u-s-i.html).
Bagaimana perasaan yang harus
ditanggungkan, ketika pejuang kemerdekaan yang bersusah payah
menyediakan nyawanya untuk berperang melawan penjajah, lalu sekarang di
dunia nyata ini disuguhi dengan adegan aneh, terlihat adanya pembela PKI
pengkhianat bangsa justru akan diangkat sebagai pahlawan?
Pahlawan pembela PKI Pengkhianat Bangsa sekaligus imam kentut?
***
Ilustrasi cover buku Mengungkap Kebatilan Kyai Liberal Cs
Jakarta, Ahad 26 Muharram 1437H/ 8 November 2015.
Hartono Ahmad Jaiz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar