Rabu, 26 Oktober 2016

ULUMUL HADITS


Belajarlah hadis, maka anda
memahami agama anda.

Oleh Arif Yusuf
Dalam pembelajaran hadits tentu kita tidak akan dilepasakan pada sebuah kajian berjudul ulumul hadits. Karena ibarat kata, hadits dan ulumul hadits langit dan bintang. Kita bisa melihat langit, dan bintang akan menerangi langit yang memberi keindahan. Kira-kira begitulah. Pertanyaannya, ap sih yang dinamakan ulumul hadits itu ?
Sangat simple, kalau kata Dr. Nuruddin Ithr, ulumul hadits terdiri dari dua kata, yaitu ilmu dan hadits. Ilmu ya, pasti kita mengenalnya, ialah suatu pengetahuan, namun disini bukan hanya tahu saja, melainkan ada sebuah susunan khusus dari suatu metode tertentu. Kemudian hadis, yaitu sebuah kabar/berita dalam bentuk lisan maupun tulisan yang disebutkan bahwa itu berasal dari Nabi Muhammad saw. Maka, ulumul hadits itu ialah suatu pengetahuan khusus dibidang hadits yang disusun berdasar suatu metode tertentu, sehingga orang akan tahu bahwa berita lisan/tulisan itu berasal dari Nabi saw. Kemudian, metode yang dipakai untuk menyusun ulumul hadits dikenal ada dua cabang, yaitu ilmu hadis riwayah dan ilmu hadis dirayah.
Ilmu hadis riwayah adalah metode yang dipakai untuk mengetahui bahwa berita itu adalah dari Nabi saw. Ilmu ini haanya memberikan keterangan bahwa suatu berita/kabar itu merupakan suatu hadis dan membedakan dari berita/kabar selain dari Nabi saw. Contoh sederhananya, ada dua perkataan, pertama, “Tidaklah beriman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya, sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri.”. Kedua, yaitu “Jika kaamu ingin dicintai, maka cintailah.”Dari kedua kalimat itu, yang pertama adalah hadis, karena ini telah ada dalam Kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan Jami’ at Tirmidzi. Sedangkan kalimat kedua adalah kata-kata Pubylius Syrus (seorang ahli Moral Italy abad ke 1 SM) dalam bukunya Sentetiae. Inilah kegunaan ilmu hadis Riwayah, yaitu memberikan keterangan bahwa suatu kalimat itu berasal dari Nabi saw.
Kemudian, ilmu hadis Dirayah, yaitu ilmu yang mempelajari kata perkata (lafaz) suatu hadis, sumbernya, sanadnya, cara penyampaian, kapan, dimana dan siapa yang terlibat dalam penyampaian hadits itu, serta sifat-sifat orang yang memberi berita itu. Dalam ulumul.hadits, jika suatu kalimat di uji secara ilmu riwayah disebutkan itu adalah hadis, maka kemudian masuk ke ilmu dirayah untuk mengetahui kebenaran dan keabsahan bahwa kalimat itu berasal dari Nabi saw. Contoh sederhana, dengan hadis diatas, yaitu “Tidak  beriman seseorang...dst”, dalam ilmu riwayah, itu disebutkan oleh Imam Bukhari dalam  Shahihnya, kitab Iman, Bab Bagian dari iman...dst hadis no. 12. Dalam buku itu disebutkan Sumbernya, yaitu “Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu'bah dari Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Dan dari Husain Al Mu'alim berkata, telah menceritakan kepada kami Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidak beriman seseorang...dst.” Dalam.ilmu dirayah, diperinci sebagai berikut, 
Lafaz hadisnya adalah “لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ..” Ini disebut matan hhadis.
Sanadnya adalah Mussadad – Yahya – Syu’bah – Qatadah – Anas – Nabi saw.
Sifat-sifat periwayatnya adalah sebagai berikut :
o Mussadad : Mussadad bin Musrihad, hidup di Madinah, terkenal Tsiqah dan wafat tahun 228 H.
o Yahya : Yahya bin Sa’id, hidup di Madinah, terkenal.Tsiqah dan wafat tahun 198 H
o Syu’bah : Syu’bah bin al Hajjaj, hidup di Madinah, terkenal Tsiqah dan wafat tahun 160 H.
o Qatadah : Qatadah bin Da’amah, hidup di Madinah, terkenal sebagai tabi’in Tsiqah, dan wafat tahun 117 H
o Anas  : Anas bin Malik, hidup di Madinah, terkenal seorang sahabat dan ayahnya Imam Malik, wafat tahun 91 H.
Kedudukan hadisnya adalah shahih.
Inilah yang kita kenal.dengan ilmu hadis dirayah, yaitu menjelaskan keseluruhan dari sebuah hadis, bukan hanya sebutan itu hadis Nabi dalam Shahih Bukhari. Kegunaan ilmu dirayah adalah untuk.mengetahui secara pasti letak dan sifat hadis itu.
Kemudian, dalam ilmu dirayah ini masih memiliki cabang-cabang lagi yang masih banyak. Diantaranya, :
a. Rijalul Hadits
Ilmu yang mempelajari nama-nama periwqyat hhadits. Apakah mereka termasuk orang Islam yang terpercaya atau bukan. Referensi terkenalnya adalah Tadzkiratul Hufadz karya Adz Dzahabi, Tarikh Al Kabir karya Al Bukhari, Ashadul Ghabah karya Ibnu. Atsir, dll.
b. Tarikh Ruwat
Ilmu yang mempelajari sejarah periwayatan, yaitu kapan, dimana, dan pada saat apa seorang perawi menyampaikan hadis kepada muridnya. Referensi terkenalnya Tarikh Ruwat karya Abul Hasan Ali al Madini, Tarikh Baghdad karya Al Khatib, Tarikh Dimasyq karya Ibnu Asakir, dll.
c. Jarh wat Ta’dhil
Ilmu yang mempelajari kapasitas individual perawi. Apakah mereka termasuk orang yang tsiqah, kuat hafalannya, bukan pendusta, dhabit, atau mereka termasuk yang sebaliknya. Referensi terkenalnya adalah Tahdzibut Tahdzib karya Ibnu Hajar, Ats Tsiqah karya Abu Hatim, Ad Dhuafa karya Ibnul Jauzi, dll.
d. Nasikh wa Mansukh
Ilmu yang mempelqjari apabila ada dua hhadits yang bertentanagn, maka salah satunya akan terhapus dan digantikan oleh satunya lagi. Referensi terkenalnya adalah Al I’tibar karya al Hazimi, Nasikh Wa Mansukh karya Ibnul Jauzi, Nasikh wa Mansukh karya Qatadah, dll.
e. Asbabul Wurud
Ilmu yang mempelajari sejarah munculnya hadis, kapan,dimana dan keadaan apa Nabi Muhammad bersabda, atau melakukan sesuatu. Referensi terkenalnya Asbabul Wurud karya As Suyuthi, Asbabul Wurud karya Al Jabiri, dll.
f. Gharibul Hadits.
Ilmu yang menjelaskan arti dari kata-kata yang sulit di fahami didalam hadits. Referensi terkenalnya adalah .Ad Durun Nashir karya As Suyuthi, An Niyahah karya Az Zamakhsari, dll.
g. Illalul Hadits
Ilmu yang mempelajari tentang kelemahan dan kecacatan hadis.Referensi terkenalnya adalah 3 kitab berjudul sama, Illalul Hadits, masing-masing ditulis oleh Imam Muslim, Al Hakim dan Ad Daruquthni.
h. Tashif
Ilmu yang mempelajari apabila ada perubahan suara dari lafal hadits, misal “Innamal a’malu...” dengan huruf “lam dhamah” dan kemudian ada yang menulis “Innamal a’mali...” dengan huruf “lam kasrah.” Karya terkenalnya adalah Tashiful Muhaditsin karya Al.Askariy, Tashifur Risalah karya Asy Syatibi, Tashif karya ad Daruquthni, dll.
i. Mukhtaliful Hadits
Ilmu yang menjelaskan apabila hadis itu sulit difahami, atau apabila terlihat bertentangan, setelah diadakan penelitian dengan ilmu ini, ternyata hadis itubisa diterima dengan hadis lain, tidak ganjil. Referensi terkenalnya adalah Mukhtaliful Hadits karya Ibnu Qutaibah, Ikhtilaful Hadits karya Imam Syafi’i, Musylilul Atsar karya ath Thahawi, dll.
j. Talfiqiel Hadits.
Ini adalah kumpulan ilmu Mukhtaliful hadis, yaitu dalam jumlah yang banyak, bukan hanya satu-persqtu hadis. Referensi terkenalnya adalah Kitab Al Umm karya Imam Syafi’i, Tahqiq karya Ibnul Jauzi, dll.
k. Fannil Mubhamat
iilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di dalam sanad. Referwnsi terkenalnya adalah al Isyarat karya as Syuyuti, Hidayatus Sari karya Ibnu Hajar, dll.


Tidak ada komentar: